Ngantuk, Tabrak Empat Sepeda Motor

Empat Luka Ringan, Lima Luka Berat

TABRAK BERUNTUN. Petugas Sat Lantas Polres Sintang melakukan olah TKP kecelakaan lalu-lintas di Jalan MT Haryono, Km 4, Rabu (26/4). ACHMAD MUNANDAR

eQuator.co.idSintang-RK. Kijang pikap KB 8046 RL yang dikendarai Heronimus Zaenal, 17 menabrak empat sepeda motor di Jalan MT Haryono Km 4 Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Sintang, Rabu (26/4) sekitar pukul 06.40 WIB.

“Menurut pengakuan Heronimus, ketika melintas di Jalan MT Haryono, dia mengantuk. Sehingga tidak bisa mengendalikan kendaraannya sehingga mengambil jalur yang berlawanan,” kata Kasat Lantas Polres Sintang, AKP Anton Satriadi, kemarin.

Tak terkendali, pikap menyeberangi selokan dan menabrak empat pengendara roda dua meliputi sepeda motor KB 5482 EY (Honda Blade), KB 2849 RM (Honda Vario), KB 2475 RM (Honda Spacy) dan KB 4442 ES (Honda Revo). Bahkan pikap tersebut menabrak kanopi bengkel dan mentok di tembok bangunan samping bengkel.

“Saat diperiksa, Heronimus tidak mengetahui berapa kecepatan kendaraan yang dia kendalikan, karena spidometernya sudah rusak. Berdasarkan olah TKP, diperkirakan pikap melaju dengan kecepatan 80 Km/jam,” jelas Anton.

Sembilan korban, pengendara sepeda motor dan penumpangnya menderita luka ringan dan berat. Sebagian besar dari mereka adalah orangtua dan anak-anak. Semuanya dirawat di RSUD Ade M Djoen Sintang.

“Lima korban luka berat dan ada yang disarankan oleh dokter untuk segera dirujuk ke Kota Pontianak, karena luka yang diderita cukup berat. Kerugian materil diperkirakan Rp10 juta,” ujar Anton.

Heronimus dan pikapnya langsung diamankan di Mapolres Sintang. Sat Lantas telah berkoordinasi dengan Jasa Raharja untuk menangani kasus ini. “Mereka (petugas Jasa Raharja, Red) langsung jemput bola mendatangi RSUD Ade M Djoen, membantu proses asuransinya,” ungkapnya.

Warga Jalan MT Haryono, Ajeng mengaku sangat terkejut melihat tabrakan beruntun tersebut. Dari Sembilan korban, ada yang masih pelajar.

“Saya tidak melihat kejadian awalnya. Hanya saja saya sempat melihat ada beberapa korban yang masih anak-anak dan menggunakan baju sekolah, sepertinya mereka diantar orangtuanya pergi sekolah. Jalur ini kalau jam segini memang cukup ramai, karena memang jam sibuk baik yang pergi sekolah maupun pergi kerja,” jelas Ajeng. (adx)