Nasir: Kapuas Hulu Harus Tetap Kondusif

Jelang Pilgub, Suhu Politik di Sejumlah Daerah Mulai Terasa

Muka di Aula Mapolres Kapuas Hulu
TATAP MUKA. AM Nasir dan AKBP Imam Riyadi berfoto dengan unsur Forkopimda dan elemen masyarakat dalam acara Tatap Muka di Aula Mapolres Kapuas Hulu, Kamis (28/9) sore. Andreas-RK

eQuator.co.id –Putussibau. Dalam rangka sinergitas pemeliharaan Kamtibmas agar kondusif menjelang Pemilihan Gubernur Kalbar 2018, Polres Kapuas Hulu menggelar Tatap Muka dengan Forkompinda dan komponen masyarakat, Kamis (28/9) di Aula Polres Kapuas Hulu. Kegiatan tersebut turut dihadiri Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH.

Menurut Nasir, pesta demokrasi Pilgub Kalbar sudah dekat. Suhu politik di sejumlah daerah di Kalbar mulai terasa. Karena berbarengan dengan Pilkada di beberapa kabupaten/kota. Untuk itu, Nasir berharap Kapuas Hulu harus tetap kondusif.

“Saya lihat ada beberapa kabupaten/kota akan laksanakan Pilkada, suhu politik sudah kelihatan. Untuk Kapuas Hulu memang tidak terlalu karena sudah dilaksanakan,” katanya.

Menurutnya, ketertiban menjadi tanggung jawab semua pihak. Biasanya dalam Pilkada banyak isu-isu bermunculan, termasuk yang berbentuk black campaign.

“Kita berkeinginan Pilgub berjalan baik, tertib dan kondusif,” harapnya.

Selama ini kata Nasir, Pilgub Kalbar selalu berlangsung secara aman, tertib dan kondusif. Kalbar menjadi zona yang aman, karena semua pihak komitmen bekerja sama menjaga kondusivitas daerah.

“Walau kadang sempat suhu politik baik, tapi itu masih dalam kewajaran,” ucapnya.

Bupati mengajak semua elemen menjaga keamanan dan mengantisipasi berbagai pepecahan. Apa lagi pengaruh teknologi saat ini luar biasa, dapat mempengaruhi masyarakat.

“Ini bisa memecah suku dan agama di masyarakat,” sebutnya.

Dia juga mengingatkan dalam Pilkada, data pemilih harus diperhatikan. Sebab kadang ada muncul penambahan, karena ada yang pindah dan datang.

“Ini perlu diperhatikan KPU dan Panwaslu Kabupaten,” pesan Nasir.

Kapolres Kapuas Hulu AKBP Imam Riyadi, SIK, MH menyampaikan, gangguan keamanan memang sudah terjadi secara global. Mulai dari kawasan timur tengah yang didominasi konflik kepentingan. Kawasan semenanjung Korea juga konflik. Sementara di Filipina ada teroris ISIS. “Asia Tenggara saat ini terganggu stabilitasnya,” tuturnya.

Menurut Kapolres, situasi politik bisa saja meningkatkan gangguan keamanan. Makanya perlu diantisipasi bersama. Apalagi ada isu-isu yang beredar melalui media sosial.

“Akun-akun Medsos ada yang dibuat dan beraktivitas untuk mengadu domba antarmasyarakat. Seperti Saracen, terakhir akun nikah siri terungkap. Ini dampak perkembangan teknologi, yang berdampak pada Kamtibmas, belum lagi informasi hoaks,” ungkap Kapolres.

Kemudian kata Imam, obsesi demokrasi memunculkan bentuk kebebasan berpendapat berupa diskusi nonkonstruktif mengembangkan isu yang tidak baik ke masyarakat. Sementara Kalbar tahun depan akan melaksanakan Pilgub. “Demokrasi haruslah membuat masyarakat dewasa. Figur itu dipilih dari masyarakat,” ujar Kapolres.

Dia berharap jangan sampai ada bentuk black campaign. Kalau situasi sudah chaos biayanya besar dan butuh waktu serta kerja keras untuk merehabnya.

“Sebab itu semua pihak harus sukseskan demokrasi dengan baik. Masyarakat bisa sampaikan suara dengan hati nurani,” ajaknya.

Menurut Kapolres, perbedaan hendaknya tidak jadikan pemisah. Sebab dari awal sudah bersaudara dan terjalin silaturahmi yang baik. “Jangan sampai Pemilu memecah semuanya,” tegasnya.

Imam mengajak semua elemen menangkal hoaks yang harus mulai dari diri sendiri. Kemudian hukum harus ditegakkan. Pelakunya dicari, seperti yang sudah dilakukan Mabes Polri.

“Dari sisi kebudayaan, itu bisa jadi sarana menangkal isu negatif,” kata Kapolres.

Sementara Dandim 1206 Putussibau Lekol Inf M. Ibnu Subroto mengatakan, perjalanan politik memang tidak selalu mulus. Ada juga aksi di Kalbar, antarmassa melakukannya dengan saling berimbang.

“Tapi hal ini tidak berpengaruh dengan Kapuas Hulu, ada beberapa orang saja, sementara di daerah lain berduyun-duyun,” ujarnya.

Pemilu rentan dengan politik uang dan bentuk intimidasi yang secara aturan dilarang.

“Tapi ini prakteknya tidak lepas. Tidak bisa hilang karena rasa acuh tak acuh dari pihak yang berkepentingan,” tukasnya.

Dandim menjelaskan, intimidasi baik secara langsung maupun tidak langsung juga berpotensi terjadi. Tidak langsung berupa hujatan melalui spanduk, sementara intimidasi langsung bisa door to door dengan bentuk ancaman fisik. Saat ini di masyarakat sudah mulai berbicara Pilgub Kalbar. Maka masyarakat hendaknya lebih bijak jika ada isu-isu yang beredar.

“Kita berharap agar Pilgub Kalbar 2018 mendatang bisa terlaksana baik, semua masyarakat harus bekerjasama,” ajak Dandim.

Pertemuan yang berlangsungdi Aula Mapolres Kapuas Hulu itu dihadiri jajaran unsur Forkompinda setempat, para kepala dinas, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Kapuas Hulu.

Laporan: Andreas

Editor: Arman Hairiadi