Narkoba di Kayong Utara Resahkan Warga, Ibu Tiga Anak Jual Sabu

DIRINGKUS: Nurhayati dan barang bukti 34 paket sabu diamankan di Mapolsek Simpang Hilir, Selasa (2/8). POLSEK SIMPANG HILIR FOR RAKYAT KALBAR

eQuator.co.id – Sukadana-RK. Memprihatinkan! Peredaran Narkoba di Kayong Utara kian meresahkan. Nurhayati, 42, warga Desa Padu Banjar, Simpang Hilir, Kayong Utara hanya tertunduk saat diinterogasi di Mapolsek Simpang Hilir, Selasa (2/8) malam.

Ibu tiga anak ini mejual sabu. Kedoknya terbongkar, setelah warga curiga, karena kediaman Nurhayati selalu didatangi warga asing di kampungnya. Baik menggunakan mobil, truck, pikap, hingga kendaraan roda dua.
“Masyarakat di sana (Padu Banjar) sudah resah, karena banyak orang asing yang keluar masuk. Karena rumah ibu ini hanya satu meter dari badan jalan. Orang masuk ke sana, mampir sebentar langsung pergi. Pelaku tidak menyediakan tempat nyabu di rumahnya, dia jual saja,” kata AKP Jumadi, Kapolsek Simpang Hilir ditemui di Mapolsek Sukadana, Selasa (2/8).
Dikatakan Jumadi, jajarannya hampir seminggu melakukan pengintaian. Setelah momennya pas, petugas langsung menyergap Nurhayati. Ketika digerebek, polisi hanya menyita dua paket sabu dari tangan tersangka. Setelah diinterogasi, Nurhayati langsung menunjukan 32 paket lainnya yang disimpan di rumahnya.
“Mestinya Senin (1/8) sudah mau digerebek. Mengingat situasi tidak kondusif, baru kita laksanakan penangkapan pada Selasa, (2/8),” jelasnya.

“Kita tidak mau gegabah. Karena kalau ditangkap tidak ada barang bukti susah juga. Mengingat rumah ibu itu dekat parit, di buang saja barangnya ke parit, habis BB (barang bukti) nya. Barang yang kita sita, selain 34 paket sabu, juga handphone. Kalau menurut Nurhayati, satu paket dia jual Rp300 ribu. Kita juga menyita uang Rp400 ribu,” sambung Jumadi.
Paket sabu yang dijual Nurhayati, didatangkan dari Kota Pontianak. Dia menerima kiriman sabu dari bandarnya, sudah dalam bentuk paketan kecil siap jual. Nurhayati sendiri masih tergolong pemain baru. Dia tidak pernah menyeleksi pembeli. Setiap pembeli tetap dilayani.
“Ada dua orang yang mengirim sabu ke ibu ini, berdomisili di Pelabuhan Seng Hie Pontianak. Dari pengakuan ibu itu, barang yang dia terima sudah siap edar. Ibu ini mengaku sekitar dua bulanan jadi penjual,” ungkap Jumadi.
Nurhayati mengaku, selama dua bulan menjual sabu, baru mendapat keuntungkan berkisar Rp500 ribu sampai Rp600 ribu. “Uangnya tidak untuk apa-apa, setiap menjual sabu, kalau habis terkadang dikasih Rp500 ribu sampai Rp600 ribu. Kadang-kadang anak buah (bandar) nya yang antar langsung, pakai kapal, pakai bone, tidak tentulah,” jelas Nurhayati.
Nurhayati mengaku sebagian pembeli merupakan pelanggan tetapnya. Ada sebagian warga luar yang tidak dia kenal. Pengiriman sebanyak 34 paket, baru pertama kali dia terima. “Saya juga terkejut, banyaknya paket sabu yang saya terima,” akunya. (lud)