eQuator.co.id – Mempawah-RK. Setelah gawai Naik Dango XXXI di Toho, Mempawah, Gubernur Cornelis meminta masyarakat langsung berladang. Hal itu dikatakannya kemarin (29/4) seraya menutup gawai tersebut.
“Jangan ada gawai lagi nanti habis ongkos. Jika sudah ditutup, semuanya agar tidak ada kegiatan yang bersifat keramaian yang berkaitan dengan gawai naik dango XXXI,” tutur Cornelis.
Kepada generasi muda, ia berpesan tidak memberikan tanah kepada orang lain. Tanam pangan untuk keperluan sendiri, jadilah manusia yang cerdas yang bisa menguasai sumber daya alam.
“Untuk ijin sawit, Gubernur tidak lagi memberi rekomendasi. Biar masuk dalam ijin lokasi jika masyarakat tidak memberikan, tidak boleh. Demikian juga tentang tambang golongan C, silakan ajukan ijin, tidak perlu bayar. Begitu juga penggalian pasir, karena ini potensi daerah kita maka kita yang berhak mengelolanya,” tegasnya.
Kebudayaan pun harus dijaga kelestariannya. Artinya, lanjut Cornelis, jangan sampai sekedar naik dango. “Agar wadah ini jadi ajang pertemuan etnik Dayak agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan sebagai Dayak. Dayak jangan tersekat-sekat, perbedaan bahasa itu faktor alam, jangan mau diadu domba orang luar,” papar Presiden Majelis Adat Dayak Nasional ini.
Ketua Panitia Amon Amed mengatakan, gawe Naik Dango berjalan sukses. Cuaca pun lumayan bersahabat. Juara umum gawai kali ini kontingen dari Kecamatan Toho. Naik Dango tahun depan akan dihelat di Kabupaten Landak.
Bagi Derlin, kontingen dari Sengah Temila, gawai kali ini sangat berkesan. Ia merasa diterima tuan rumah dengan baik. Menurut dia, kedepan setiap kontingen harus proaktif koordinasi dengan panitia terutama bidang kesenian dan olahraga. Agar penyelenggaraannya semakin lancar.
Laporan: Isfianyah
Editor: Mohamad iQbaL