eQuator.co.id – Singkawang-RK. Memasuki bulan suci Ramadan, sebagai besar umat Islam di Kota Singkawang akan mendengarkan radio untuk menunggu waktu azan Maghrib, untuk berbuka puasa. Olehkarenanya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Singkawang meminta radio lokal menyeragamkan waktunya.
“Seragamkan waktunya berbuka puasa dengan merujuk jadwal Kemenag (Kementerian Agama) Singkawang. Updating waktunya yang disesuai dengan RRI (Radio Republik Indonesia) dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika),” kata H Arnadi Arkan, Ketua MUI Kota Singkawang, ditemui di ruang kerjanya, Jumat (4/6).
Arnadi meminta radio lokal menyeragamkan waktu azan Maghrib itu, agar permasalahan tahun-tahun sebelumnya tidak terulang. “Berdasarkan pengalaman sebelumnya, beberapa azan di radio tidak serempak. Bahkan ada selisih lima menit. Ini tentunya berdampak pada ibadah puasa umat,” ujarnya.
Setiap pengelola radio lokal di Kota Amoy ini, tegas Arnadi, mesti mematuhi ketentuan terkait waktu azan Maghrib atau berbuka puasa itu. “Kita minta juga pengelola radio menyiapkan program santapan rohani sebelum berbuka puasa,” katanya.
Santapan rohani sebelum berbuka puasa itu, jelas dia, tentunya sangat bermanfaatkan bagi umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan 1437 Hijriyah ini.
Arnadi juga mengungkapkan, MUI dan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Singkawang memasang baliho di sekitar Masjid Raya Singkawang yang isinya berupa imbauan agar para pedagang di Pasar Juadah menjual makanan yang memang dijamin kehalalannya.
“Jangan menerima titipan yang tidak dijamin kehalalannya. Tetap utamakan makanan. Ini sebagai bentuk tanggungjawab sebagai seorang muslim,” tutup Arnadi. (hen)