eQuator.co.id – Pontianak-RK. Trend menunda penerbangan berjam-jam terus dilakukan maskapai tanah air yang beroperasi di rute Jakarta-Pontianak. Dan sebaliknya. Terlawas, delay pada flight Sriwijaya Air SJ-182, Sabtu (28/4).
Dijadwalkan boarding pada 16.45 (di boarding pass yang dicetak tertulis 16.15 WIB), penerbangan tersebut tertunda. Hingga pukul 17.30.
Penumpang akhirnya diperbolehkan masuk pesawat di Gate 4 Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta (Soeta) Jakarta pada pukul tersebut. Sebelumnya, sempat ditumpuk-tumpuk dulu. Bersama penumpang menuju Pangkal Pinang dan lainnya di Gate 7.
“Kita pukul 17.30 WIB sudah masuk pesawat,” ujar salah seorang penumpang yang enggan namanya disebutkan kepada Rakyat Kalbar, Sabtu malam.
Ternyata, tak hanya teroris yang bisa menahan penumpang pesawat. Maskapai penerbangan pun bisa “menyandera” penumpangnya sendiri.
Pasalnya, lanjut sumber tersebut, pada sekitar pukul 18.15, penumpang di pesawat mulai gerah karena tak kunjung berangkat. Tangis bayi, anak seorang penumpang, mulai terdengar.
““Woi, kapan berangkat nih”, seorang ibu akhirnya berceletuk setengah teriak. Sedangkan, tak seorang pramugari pun menenangkan penumpang, dan sebuah tirai biru dipasang antara kabin dengan kokpit,” lanjut si sumber. Si ibu mengaku sudah sejak pukul 14.30 ada di Bandara Soeta.
Akhirnya, si sumber pun menuju kokpit dan membuka tirai tersebut. “Kenapa lama sekali,” tanya dia. Sontak si pramugari mengumumkan para penumpang untuk meninggalkan pesawat. Kembali ke ruang tunggu (Gate).
“Lama menunggu untuk terbang. Sekitar pukul 18.30 pramugari menginstruksikan kami seluruh penumpang harus keluar pesawat,” lanjutnya.
Singkat cerita, diiringi komplain sejumlah pelanggan, kue bolu beserta air putih pun dibagi-bagikan. Tak ada istilah pelanggan adalah raja. Dibagikan seperti sedang bagi sembako seraya menunjukkan kupon (boarding pass).
Front desk di Gate 4 menyebut, pesawat Sriwijaya Air yang lain sedang disiapkan. Singkat cerita, SJ-182 yang telah bertukar pesawat take off pada pukul 20.12 WIB.
Dalam penerbangan, dibagikan lagi kue plus air mineral. Pengganjal perut makan malam yang super terlambat.
Meski telah tiba di Pontianak, si sumber mempertanyakan tanggung jawab dari maskapai yang hanya menyerahkannya kepada dua kue dan dua air mineral itu. “Dan yang lebih penting, dengan alasan apa menahan penumpang di dalam pesawat sampai satu jam?” sesalnya.
Menurutnya, tanggung jawab ini penting agar kejadian serupa yang merugikan konsumen tidak terulang pada konsumen-konsumen berikutnya. “Apalagi kalau penumpang telat, tak ada ampun ditinggal. Giliran dia telat cuma dikasih roti secuil,” cetusnya.
Menjawab permintaan konfirmasi koran ini, Manager Sriwijaya Air Area Pontianak, Iwan Soewono, menyatakan delay yang terjadi ini merupakan insiden yang tidak disengaja pihaknya. “Terjadi kerusakan pada pesawat sehingga harus diganti dengan pesawat yang lain,” jawabnya.
Dengan kerusakan yang terjadi dan alasan keselamatan itu, kata Iwan, pesawat tersebut tidak diperbolehkan terbang menuju Pontianak. “Harus diganti pesawatnya karena ini demi keselamatan,” ucapnya.
Atas insiden ini, ia menyampaikan permohonan maaf pada konsumen maskapai pengelolaannya tersebut. “Kita mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” tutup Iwan.
Laporan: Gusnadi
Editor: Muhamad iQbaL