eQuator – Tidak jarang terdengar keluhan konsumen atas kenakalan–kenakalan operator di sejumlah SPBU Kota Pontianak. Mulai dari tidak memberikan takaran bahan bakar minyak (BBM) yang pas sesuai uang yang diberikan konsumen, tidak memulai pengisian dari meteran nol, bahkan tidak melayani konsumen dengan ramah.
Ocsya Ade CP dan Gusnadi, Pontianak
Salah satu kenakalan itu bahkan pernah terjadi di SPBU 64.781.02, Jalan Ahmad Yani Pontianak, milik pengusaha sekaligus Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang (OSO). Konon, operator nakal di sana, selain tidak murah senyum, juga memilih mengelabui konsumen dengan mengurangi takaran.
Manager SPBU 64.781.02, Mario Ginarto, tegas menyatakan, itu bukan tindakan yang disengaja atau dibiarkan oleh pihaknya. Ia tidak mengetahui atau mendapat bukti nyata untuk menindak.
“Jika saya tahu, sebagai manager yang profesional, pasti menindak tegas ulah mereka. Itu kan berdampak pada pemasukan SPBU,” tegas Mario, usai peresmian lokasi baru SPBU tersebut, Senin (2/11).
Kini kenakalan, yang bisa menyebabkan konsumen ogah mengisi BBM di lokasi lama SPBU, itu hanya tinggal cerita. Stasiun pengisian minyak yang kerap disebut SPBU OSO ini sudah serba baru. Mulai dari suasana, peralatan, SDM dan pola pikir mereka.
SPBU OSO itu tidak lagi terletak di Jalan Ahmad Yani. Bergeser sedikit ke Jalan MT Haryono, Pontianak Selatan. Berbaris dengan rapi, senyum kerap menghiasi bibir karyawan baru di sana.
“Operator yang sekarang, kita rekrut tenaga-tenaga baru. Yang operator di SPBU lama, kita masukan di unit usaha lain. Kita kan juga ada restoran dan kafe nantinya,” tutur Mario.
Hal ini merupakan upaya manajemen, selain merelokasi tempat juga image positif dari SPBU yang sempat dirusak oleh operator-operatornya. “Ya, makanya kita berusaha untuk mengubah image yang dulunya mungkin negatif, kita ubah jadi positif. Yang (SPBU, red) baru, kita coba bikin semuanya baru,” terang dia.
Agar kenakalan operator tidak terjadi lagi, Mario mengaku turun langsung dalam pengawasan. “Saya inginkan SPBU ini tidak ada permainan dan tertib. Saya akan turun langsung nanti mengawasi. Kita tidak berani macam-macam dan jangan sampai ada permainan,” tegasnya.
Sekarang SPBU ini menyediakan Member Card untuk kemudahan konsumen. “Nanti kartu anggota ini diberikan ke konsumen, agar lebih enak saat pembayaran. Sistemnya pakai deposit, bayar pakai gesek saja. Biar uang kembaliannya cukup,” papar Mario.
Sesuai perintah OSO, Mario mengatakan, pihaknya mengedepankan kualitas pelayanan. “Kita ini sesuai prosedur yang ada, sesuai arahan pemerintah setempat. Kita akan menyalurkan bahan bakar baik subsidi maupun nonsubsidi sesuai aturan,” yakin dia.
SPBU ini memiliki dua tangki pendam 30 KL. Yang 15 KL juga ada dua unit. “Yang 30 KL itu masing-masing untuk Petralite dan Premium. Sedangkan yang 15 KL untuk Pertamax dan Solar,” beber Mario, hanya saja sementara ini SPBU OSO hanya menyediakan Premium dan Pertamax.
Direncanakan, pelayanan SPBU selama 24 jam. Hal ini, masih melihat kondisi pasar, apakah ramai atau tidak. Khusus pembeli yang membawa jeriken akan dikoordinasikan dulu dengan PT Pertamina.
“Kalau bisa dan sesuai prosedur mengapa tidak. Karena kan pengisian pakai jeriken itu harus ada izin usahanya dari lurah setempat,” tutup Mario.
INGIN LAYANAN MANDIRI
Relokasi SPBU ini didukung penuh oleh Wali Kota Sutarmidji yang meresmikannya. Menurut dia, seandainya terjadi kelangkaan BBM, tidak ada lagi antrian yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan protokol (Jalan Ahmad Yani). Apalagi, lokasi baru tersebut memiliki areal yang cukup luas untuk antrian kendaraan.
“SPBU penting untuk kelancaran transportasi di Kota Pontianak. Saya berharap pelayanan ini betul-betul diperhatikan supaya seluruh unit layanan publik di Kota Pontianak memenuhi standar,” ujar pemilik akun Twitter @BangMidji ini saat peresmian.
Ia berharap, pelayanan yang diberikan para petugas SPBU harus lebih disiplin. Bahkan, jika memungkinkan, ada satu unit pelayanan self service atau layanan mandiri sehingga konsumen bisa mengisi sendiri dengan menggunakan kartu.
“Mudah-mudahan ada investor yang mau menyediakan layanan itu,” ucapnya.
Secara global, ia melanjutkan, jumlah SPBU di pusat kota sudah mencukupi. Hanya di kawasan Pontianak Utara yang masih memungkinkan untuk dibangun SPBU.
“Misalnya di Jalan 28 Oktober, Budi Utomo, dan lainnya,” ungkap Midji. (*)