-ads-
Home Headline Merah Putih Raksasa Membentang di Batu Terbesar Dunia

Merah Putih Raksasa Membentang di Batu Terbesar Dunia

Upacara di Border Aruk, Warga Malaysia Hadir

MEMBENTANG. Bendera Merah Putih raksasa membentang di Bukit Kelam, Minggu (18/8). Pembentangan bendera raksasa ini memakan waktu 4 jam lebih. BKSDA Kalbar SKW II Sintang for RK

eQuator.co.id – SINTANG-SAMBAS-RK. Lereng Bukit Kelam pada Minggu (18/8) terlihat beda dari hari-hari biasanya. Tampak bendera Merah Putih berukuran raksasa dengan gagahnya berkibar di batu terbesar di dunia tersebut.

Pengibaran bendera raksasa ini dimulai pada pukul 11.00 WIB, dengan ditandai pemencetan tombol sirine Oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno didampingi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Sintang, di Halaman Kantor Camat Kelam Permai.

Bendera berukuran 180×48 meter dengan berat mencapai 500kg tersebut pun, akhirnya secara sempurna mengihasi langit-langit sore di Kabupaten Sintang tepat pukul 15.37 WIB, setelah melalui proses dengan memakan waktu 4 jam 37 menit.

-ads-

Sedikitnya 45 pendaki dari berbagai tim terlibat untuk membentangkan Sang Saka Merah Putih. Pengibaran bendera ini juga turut disukseskan Pemerintah Kabupaten Sintang bersama Forkopimda dan Forum Pencinta Ibu Pertiwi (FPIP) yang menginisiasi pengibarab bendera ini.

Pembentangan bendera ini juga sontak menjadi tontonan warga Kabupaten Sintang. Dengan antusiasnya di bawah terik sinar matahari, mereka berbondong-bondong ingin menyaksikan pengibaran bendera raksasa ini.

Perwakilan dari Kodim 1205 Sintang yang terlibat dalam kepanitian pengibaran bendera raksasa, Handiyadi menjelaskan, bahwa tim yang naik ke atas Bukit Kelam dan mengibarkan bendera berjumlah 45 orang, terdiri dari berbagai elemen.

“Berasal dari Yonif 642 Kapuas Sintang 10 orang, Kodim 1205/Stg 1 Orang Vertical resque Bandung 3 orang, anggota tim panjat tebing dari Malaysia 1 orang Perempuan yakni Nabila Sakip, Brimob Kalbar 2 orang, Tim Mapala UNKA 15 orang, Kapuas Pendaki 4 dan Basarnas 2 orang, BKSDA 1 orang dan Tim Media 3, Pendamping pendaki 4 orang,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, bahwa ini merupakan kreasi anak bangsa dan bentuk partisipasi multi pihak yang luar biasa. Karena pembentangan bendera raksasa ini bukan perihal yang mudah.

“Sangat apresiasi dengan pembentangan bendera raksasa ini. Tentunya kegiatan ini berlangsung karena kerja sama seluruh pihak dari Kodim, Korem, OPD Kabupaten Sintang, BKSDA, Mapala dan para jurnalis. Persiapannya tentu tidak mudah, apreasiasi yang tinggi untuk kita semua,” ujar Jarot kepada seluruh awak media pada sesi konferensi pers.

Menurutnya, aksi tersebut juga untuk menambah rasa kecintaan kepada Indonesia, terutama rasa patriotisme dan rasa cinta tanah air.

“Tentunya apresiasi terus kita berikan kepada semua pihak, yang jelas Pemkab Sintang mendukung sepenuhnya. Pengibaran di Bukit Kelam ini kita tujukan untuk Indonesia,” tegasnya.

Ketua Panitia Pelaksana Pembentangan Bendera Merah Putih, Jeffray Edward, seusai pidato mengatakan, apresiasi masyarakat sangat tinggi dengan pengibaran bendera raksasa ini. “Semoga proses ini berjalan dengan baik dan lancar, terutama para pendaki. Kita harap destinasi ini terus dilaksanakan, agar bisa menjadi kebanggaan untuk masyarakat Kabupaten Sintang,” papar Jeffray.

Oleh sebab itu, ia juga menyampaikan terima kasih untuk semua yang terlibat dalam pelaksanaan ini. Karena seluruh masyarakat memenuhi kantor Camat Kelam Permai untuk melihat langsung prosesi pembentangan bendera raksasa ini.

“Pembentangan ini, kita harapkan mampu menyemarakkan Kabupaten Sintang bahwa dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ini kita berkontribusi yang besar dalam menjunjung rasa patriotisme kita kepada Bangsa Indonesia dan rasa cinta pada tanah air,” pungkasnya.

SELAMAT HUT KEMERDEKAAN DARI JIRAN

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sambas melaksanakan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 74 di dua tempat berbeda. Yakni di halaman Kantor Bupati Sambas dan di Pos Lintas Batas negara (PLBN) Aruk Sajingan, Sabtu (17/8).

Bupati Sambas H Atbah Romin Suhaili Lc MH didaulat sebagai inspektur upacara di Kantor Bupati Sambas, sedangkan Wakil Bupati Kabupaten Sambas Hj. Hairiah SH MH mengikuti upacara di PLBN Aruk. Pada upacara di PLBN Aruk Sajingan, hadir juga pejabat Pemerintah Kerajaan Malaysia.

Pejabat Daerah Lundu Khucing, Serawak atau Camat Lundu, Hersad Ersan Bin Aman mengucapkan selamat atas peringatan Kemerdekaan yang ke 74 Republik Indonesia.

“Kami sangat berbesar hati menerima undangan dari Pak Camat Sajingan untuk ikut dalam apel upacara HUT RI, dari kami kami sangat mengharapkan hubungan yang lebih baik lagi antara negara ini,” katanya, Sabtu (17/8).

Hersad mengungkapkan, ini kali pertama dirinya datang pada acara HUT RI yang diselenggarakan di PLBN Aruk Sajingan Sambas, Indonesia.

“Ini baru pertama sekali saya datang dalam upacara HUT RI, karena kebetulan saya baru ditempatkan di daerah perbatasan dan saya biasa berhubungan dengan Camat Sajingan,” tuturnya.

Ke depan, pihaknya berencana akan bekerjasama, apalagi dikarenakan HUT kemerdekaan sama-sama jatuh pada bulan Agustus.

“Minggu depan kita akan ada kunjungan ke acara Fun Right Malindo Sambas Singkawang, kita akan ikut serta, dan pada tahun 2020 kita ada acara lawat Malaysia kita akan komunikasikan lagi untuk kerjasama acara ini,” ujarnya.

Hersad melihat PLBN Aruk sangat istimewa baik dari kondisi dan tempatnya, dan akan senantiasa mengikuti contoh-contoh yang baik dari kedua negara ini.

Wakil Bupati Sambas Hj. Hairiah SH MH mengatakan, wilayah perbatasan sekarang sudah menjadi pintu terdepan Indonesia, sehingga semakin hari semakin cepat pembangunan di wilayah ini. Hal itu selaras dengan juga visi dari Presiden Indonesia Indonesia membangun Indonesia dari pinggiran dan tak terkecuali itu dari perbatasan.

“Kami sangat bersyukur bahwa dengan dibukanya PLBN Aruk ini dapat menaikkan taraf hidup masyarakat secara umum dan secara khusus di Kabupaten Sambas, jika dilihat dari segi ekonomi dan pembangunan juga mengalami peningkatan. Harapan kami bahwa perbatasan ini memberikan dampak luas terhadap masyarakat Kabupaten Sambas di semua sektor,” ungkapnya.

Pemerintah Kabupaten Sambas disampaikan Hairiah selalu menyiapkan diri dalam kerja sama kerja sama ke depannya dan masih banyak PR yang perlu sampaikan, salah satunya pembangunan infrastruktur. Dimana Jalan Nasional juga harus didukung dengan jalan-jalan kabupaten terutama desa-desa di sekitar wilayah wilayah penyangga perbatasan.

“Keinginan kami infrastruktur itu semakin baik, karena Kabupaten Sambas adalah wilayah yang cukup besar dengan 193 desa dengan karakter berbeda di setiap desanya, dan kami juga berharap Alokasi Dana Desa (ADD) di wilayah perbatasan itu adalah afirmasi dalam arti melihat produk-produk yang bisa dijadikan komoditi ekspor terukur di wilayah perbatasan sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Untuk sektor pariwisata, wakil bupati juga mengharapkan ada regulasi tentang RT/RW parawisata di wilayah perbatasan. Sehingga Pemkab dapat mengatur secara fleksibel penataan perbatasan yang diharapkan menjadi salah satu sektor pariwisata Kabupaten Sambas.

“Kami juga mengapresiasi keamanan kerja sama antara penegak hukum TNI, Polri, PLBN Aruk, imigrasi dan Bea Cukai dan lain-lainnya dapat berjalan dengan baik dan keamanan terjaga dan kondusif. Sehingga kita bisa membanggakan wilayah perbatasan di Kecamatan Sajingan ini adalah wilayah yang aman untuk dijadikan tempat lalu lintas, dan dapat memberikan dampak psikologis kepada masyarakat, bahwa kita sebagai beranda terdepan wilayah Indonesia selalu siap untuk bekerja sama dengan siapapun dalam kesatuan negara Republik Indonesia,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Koordinator Anggota Kelompok Ahli Badan Nasional Pengelola Perbatasan (PNPP) RI. DR.Ir. Max Pohan.CES.MA yang menjadi Inspektur Upacara mengungkapkan acara HUT RI yang dilaksanakan di PLBN Aruk di luar ekspektasi dari PNPP.

“Kita memang rencananya selalu meningkatkan semangat masyarakat di daerah perbatasan, momen-momen seperti ini bisa mempengaruhi semangat masyarakat sebagai warga negara Indonesia,” ujarnya.

Max mengatakan BNPP menangani tiga komponen besar yang pertama yaitu komponen dari garis batas wilayah dalam penyelesaian di wilayah perbatasan, Yang kedua mengenai persoalan lintas lintas batas supaya menjadi legal sehingga dalamnya ada Bea Cukai imigrasi dan karantina.

“Termasuk masalah masalah keamanan yaitu masalah ilegal yang banyak sekali terjadi dalam pembatasan karena perbatasan kita tidak dipagar mati, sehingga perlu kerjasama dengan negara Malaysia,” jelasnya.

Kemudian untuk komponen ketiga  mengenai pembangunan kawasan perbatasan ini sangat terkait dengan kesejahteraan masyarakat.

“Kalau dilihat PLBN Aruk kemajuannya sangat luar biasa sekali, beberapa tahun silam saya ke sini waktu mulai dibangun dan sekarang ini prospeknya luar biasa mungkin bisa melebihi Entikong karena jaraknya ke Kuching lebih dekat. Kedepan kami melihat ini memiliki prospek yang luar biasa dan pemerintah senantiasa menyiapkan infrastruktur dalam menunjang itu termasuk bekerjasama dengan pemerintah daerah baik dengan gubernur dan bupati,” jelasnya.

Imbuh dia, “Intinya pemerintah senantiasa menyiapkan hal-hal yang apa diperlukan yang dibutuhkan untuk berkembangnya kegiatan di masyarakat terutama di wilayah perbatasan”.

Sementara Asdep Potensi PKPL BNPP PLBN Aruk, Gatot  mengungkapkan, terkait dengan PLBN Aruk sesui dengan keinginan presiden RI selain pembangunan infrastruktur yang dibangun namun harus menjadi pusat ekonomi tak hanya di wilayah kecamatan perbatasan namun juga di kabupaten Sambas

“Bagaimana kegiatan ekonomi masyarakat bisa dilakukan melalui bantuan dari UMKM, bisa juga dari desa melalui dana desa sehingga menjadi program kegiatan terpadu yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat perbatasan,” tutupnya.

 

Laporan: Saiful Fuat, Sairi

Editor: Andriadi Perdana Putra

Exit mobile version