eQuator.co.id – Bengkayang-RK. Musim durian telah tiba. Masyarakat di Kabupaten Bengkayang sudah pasti tidak akan kesulitan dalam menemukan buah berkulit duri itu. Sebab, keberadaan king of fruit atau rajanya segala buah ini telah dijual di setiap penjuru Bengkayang.
Salah satunya, di depan Taman Sebalo Bengkayang yang selalu padat para penikmat dan pecinta buah yang memiliki aroma menyengat tersebut.
Di lokasi ini, ada dua jenis durian yang disuguhkan. Bila durian berasal dari Sungai Betung, bentuknya kecil dan isi/daging kurang tebal. Harganya berkisar Rp15 ribu-Rp60 ribu per buah.
Lalu, bila durian asal daerah Lumar Madi, bentuk dan isi yang lebih besar. Harga dibandrol mulai dari Rp25 ribu hingga Rp70 ribu per buah.
“Durian ini yang saya jual ini dari Sungai Betung semua. Saya jual setahun sekali gitu,” kata Ilman, salah satu penjual durian dadakan di depan Taman Kota Bengkayang kepada Rakyat Kalbar, Selasa (2/1).
Ia mengatakan, untuk rasa dan kualitas durian khas Bengkayang tidak perlu diragukan. “Durian ini dari proses muncul bunganya sampai buahnya jatuh itu makan waktu 6 bulan. Kalau saya hanya beli dari petani durian yang punya pohonnya terus saya jual lagi,” terangnya.
Selain dapat dinikmati langsung, durian juga bisa diolah menjadi dodol atau masyarakat Bengkayang akrab menyebutnya lempok durian. Proses pembuatanya cukup mudah. Bahan utamanya, cuma daging durian dan gula.
Sekilas caranya, masak daging durian hingga sedikit mengubah warnanya. Kemudian campur dengan gula. Perbandingannya, tiga durian dan satu gula. Lalu aduk terus selama 2 jam atau sampai merata.
“Dalam satu kuali itu, isinya 15 kilogram durian dicampur dengan 5 kilogram gula. Kemudian diaduk terus selama 2 jam. Satu kuali bisa menghasilkan 18 kilogram lempok,” jelas Martini salah seorang pembuat lempok durian.
Wanita paruh baya ini, telah bekerja sebagai pengaduk lempok selama 20 tahun. Dia mengaku dalam sehari dapat menghasilkan sekitar 400 kilogram lempok durian. Itu bila musim durian datang.
“Kita disinikan tiga orang pengaduk, jadi dalam satu hari saja kita semua bisa mengaduk 28 kuali. Jika dikalikan 18 kilogram kan bisa mencapai 400 kilogram, biasa lebih,” jelasnya.
Masalah harga, kata dia, lempok khas Bengkayang masih relatif murah. Kisarannya diharga Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Harga tergantung dari banyaknya permintaan konsumen serta harga pasaran durian. “Kalau sekarang sih lagi mahal, kan baru musim berbuah,” tutupnya.
Laporan: Suci Nurdini Setiawati
Editor: Ocsya Ade CP