Bergeser dari Larasati, Rakyat Kalbar menuju Kebugaran Solo. Namun, perempuan muda di sana yang menyambut wartawan media ini menyebut terapis-terapisnya sedang tak berada di tempat. Oke-oke, capcus deh kita ke tempat pijat lainnya.
Penelusuran berlanjut ke Jalan Cendana, Pontianak Kota. Di situ terdapat Kebugaran Djogja. “Ayo mas, silakan masuk. Silakan. Mau pijat ya, yuk atau mau pilih dulu,” tutur seorang perempuan berbibir sensual.
Ia menyatakan tarif pijat di sana Rp150 ribu. “Tapi di sini tinggal lima (terapis) saja. Bentar ya. Mak, Mak, mau lihat cewek-ceweknya dulu nih,” tukasnya sambil memanggil seseorang.
Tak lama, keluar lah seorang wanita yang diperkirakan berusia di atas lima puluh tahun. “Mau lihat? Entar tak panggilin. Kalau sekarang ya gitu, masih sedikit. Kalau besok banyak cewek-ceweknya, bisa pilih,” tutur perempuan tua yang dipanggil Mak itu.
Tak banyak keterangan yang bisa dikorek darinya. Walhasil, Rakyat Kalbar bergerak menuju Kebugaran Mekar Abadi di Gang Gajah Mada 10, Jalan Gajah Mada, Pontianak Selatan.
Terapis di sana pun rata-rata dari pulau Jawa. Saat itu, cuaca hujan ringan dan Mekar Abadi sepi dari tamu yang datang. Para terapis duduk dan ngobrol bersama di ruang tamu. Mungkin sudah menjadi ciri khas, foto terapis disembunyikan di bawah taplak meja.
Harga memakai kamar di Mekar Abadi ini Rp100 ribu. Untuk pijatnya harus memberikan tips lagi.
Yang menarik, di sini satu terapis bisa melayani hingga tiga pria sekaligus. Asalkan sesuai dengan rupiah yang diberikan.
“Bisa satu cewek layani tiga orang. Berani bayar berapa?” tantang seorang terapis yang belakangan diketahui bernama Nuri. Ia sedang duduk di dekat meja yang menyembunyikan foto terapis.
Nuri berambut pendek dan langsing. “Sudah masuk aja mas, ngobrol di dalam kamar lebih enak toh,” selorohnya.
Namun, saat itu arloji di tangan Don Juan telah menunjukkan pukul 20.30. Waktunya sudah terlalu mepet, Mekar Abadi tutup jam 21.00. Rakyat Kalbar pun mengakhiri investigasi ini.
Laporan:Achmad Mundzirin, Ocsya Ade CP, Deska Irnansyafara
Editor: Mohamad iQbaL