Mencari Berkah untuk Kota Amoy

Dari Wisuda Akbar ‘Singkawang Menghafal Alquran’

HASIL SELEKSI. Para peserta Wisuda Akbar ‘Singkawang Menghafal Alquran’ di Masjid Raya Singkawang, Minggu (27/12). Mereka merupakan hasil seleksi Singkawang Quran Center (SQC). Panitia Wisuda For Rakyat Kalbar

Usianya memang masih tiga tahun, tetapi kepiawaian gadis Singkawang bernama Hafidzah saat menghafal Alquran surat an-Naba’, membuat orang dewasa terkagum-kagum.

Mordiadi, Singkawang

eQuator – Lantunan suara Hafidzah membuka Wisuda Akbar ‘Singkawang Menghafal Alquran’ di Masjid Raya Singkawang, Minggu (27/12) pagi. Setelahnya, seorang gadis yang tujuh tahun lebih tua darinya menghafal 10 Juz Alquran.

Hafidzah merupakan salah seorang dari seratus santri yang diwisuda di Masjid tertua di Kota Singkawang tersebut. “Awalnya 150 orang peserta, kemudian diseleksi satu persatu sejak 21 Desember di SQC (Singkawang Quran Center). Kemudian 100 santri yang diwisuda,” kata Topan Kurniansyah, Ketua Panitia Wisuda Akbar ‘Singkawang Menghafal Alquran’.

Para santri penghafal Alquran (hafidz) tersebut, ungkap Topan, dari lima Rumah Tahfidz di Kota Singkawang. “Jadi di Singkawang ini sudah ada lima Rumah Tahfidz, jumlahnya akan terus tumbuh,” ujarnya.

Menurutnya, dengan bertambahnya Rumah Tahfidz ini diharapkan semakin banyak anak yang menghafal Alquran dan menjadikan Kitab Suci Umat Islam itu sebagai pedoman hidupnya. “Siapa saja yang belajar Alquran dan mengamalkannya, maka Allah akan meningkatkan derajatnya. Allah juga akan memudahkan kita sebagai orangtua untuk menjadikan anaknya yang terbaik,” papar Topan.

Di tempat sama, perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Singkawang, Asyari M. Saad, menyambut kegiatan wisuda ini. “Kami mendukung secara regulasi dan moral untuk pendidikan Islam,” ujarnya.

Sementara itu, Akademisi Ust. H. Harjani Hefni menilai, dengan adanya ‘Singkawang Menghafal Alquran’ ini, diharapkan Singkawang yang selama ini disebut Kota Amoy juga dikenal sebagai Kota Alquran. “Sehingga menjadi keberkahan untuk Kota Singkawang,” jelasnya.

Harjani menjelaskan, ketika Allah menurunkan Alquran, dipilih-Nya manusia yang pantas dari sekian miliar manusia di muka bumi, yakni Nabi Muhammad Saw. “Maka Nabi Muhammad Saw pun menjadi manusia paling mulia di muka bumi,” ujarnya.

Bahkan, tempat diturunkannya Alquran, yakni Mekkah dan Madinah juga menjadi tempat paling mulia di muka bumi. Waktu diturunkannya Alquran juga menjadi malam yang paling mulia, yakni Lailatul Qadar di Bulan Suci Ramadan.

Selain itu, jelas Harjani, penghafal Alquran pun menjadi mulia dan mendapat pahala yang besar. “Pahala orang yang menghafal Alquran akan mengalir sampai hari kiamat kepada kedua orangtuanya, gurunya, dan orang yang memberikan fasilitas untuk menghafal Alquran,” paparnya.

Dia mengingatkan, dampak menghafal Alquran cukup besar. Di antaranya, anak yang menghafal Alquran sudah pasti anak yang cerdas. “Tidak ada tips khusus agar anak mampu menghafal Alquran. Terpenting itu, semangat orangtuanya untuk memotivasi anak-anak menghafal Alquran,” tutup Harjani. (*)