Maulid, Natal, dan Salat Jumat Ketemuan, Toleransi Dikedepankan

BUNGA KEBERSAMAAN. Veronica Kritianti, Sekretaris Paroki Gereja Santo Agustinus, tengah memperbaiki pohon Natal yang dirangkai dari lebih kurang tujuh ribu kuntum bunga mawar, di halaman gerejanya, Selasa (22/12). Kertas koran bekas merupakan bahan baku utama kuntum-kuntum mawar tersebut. Menurut Veronica, pohon Natal ini merupakan ide dari Pastor Paroki Gereja Santo Agustinus, Romo Joanes Yandhie Buntoro CDD. Pengerjaannya memakan waktu dua bulan dan melibatkan lima puluh umat Katolik. “Umat muslim pun ikut membantu membangun pohon Natal setinggi sepuluh meter ini,” tuturnya. OCSYA ADE CP (Kanan atas) GKKB Jemaat Pontianak di Jalan Gajahmada. (kanan bawah) Katedral Santo Yosep Pontianak di Jalan Pattimura. Fikri Akbar RK.

Rakyat Kalbar. Perayaan Kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad Saw, 12 Rabiul Awal 1437 Hijriyah bertepatan Kamis, 24 Desember 2015 Masehi. Malam harinya merupakan malam Natal (Kelahiran Yesus Kristus). Besoknya, Natal 25 Desember 2015 bertepatan dengan Salat Jumat.

Bertemunya perayaan hari besar dua agama besar ini membuat sejumlah kalangan, pemerintahan dan polisi, sedikit was-was. Gubernur Kalbar, Cornelis memerintahkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)-nya untuk tidak meninggalkan tempat menjelang maupun saat Natal dan tahun baru 2016.

“Harus siap-siap kalau darurat, makanya kita tidak boleh meninggalkan tempat saat hari raya. SKPD yang terkait untuk standby, takut ada apa (kejadian yang memerlukan penanganan segera,red),” ungkap Cornelis, usai menghadiri pembukaan Rakerda PKK ke VIII Provinsi Kalbar tahun 2015 di Hotel Harris Pontianak, Selasa (22/12).

Di hari yang sama, Polresta Pontianak menyiagakan diri menghadapi ancaman teroris maupun tindak kejahatan lainnya. Mereka memerakarsai rapat lintas sekrotal di Aula Mapolresta Pontianak.

Sejumlah pihak diundang yang diundang (pemerintah, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat) meminta seluruh warga Pontianak untuk mendukung upaya kepolisian memastikan keamanan dan ketertiban. Polisi sendiri telah menggelar tindak pengamanan khusus Natal maupun tahun baru dengan sandi Operasi Lilin Kapuas 2015.

“Agar situasi Pontianak dan Kubu Raya aman terkendali dari gangguan kejahatan dan ancaman teroris,” ujar Kapolresta Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat.

Menurut dia, pengamanan Natal dan tahun baru sebenarnya sama saja dengan pengamanan perayaan hari besar lainnya. “Namun, untuk membangun situasi yang kondusif, polisi tidak bisa bekerja sendiri,” sambungnya.

Setiap pelaksanaan pengamanan Natal dan tahun baru selalu ada kemungkinan aksi-aksi kejahatan terjadi. Kata Hidayat, Pontianak harus belajar dari pengalaman buruk di salah satu wilayah Indonesia, dimana aksi terorisme pernah terjadi saat perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Pontianak punya risiko yang sama, sehingga perlu kesiagaan dari semua pihak untuk mengantisipasinya,” tutur dia.

SALING MENGHORMATI YUK

Kewaspadaan itu juga terlihat di Kota Singkawang. Meski tingkatnya tidak begitu signifikan, lantaran di Kota Multietnis tersebut sudah diatur sedemikian rupa bagaimana agar tidak terjadi konflik antarumat beragama.

“Semua penyuluh dari semua agama di Kota Singkawang sudah kita kerahkan untuk mengimbau seluruh masyarakat agar menjaga toleransi antarumat beragama,” kata Mukhlis, Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Perwakilan Kota Singkawang, di Aula Mapolres Singkawang, Selasa (22/12).

Mukhlis menyampaikan hal tersebut usai Rakor Lintas Sektoral Operasi Lilin Terpusat Kapuas 2015. Imbauan untuk menjaga toleransi antarumat beragama sangat penting dilakukan semua pihak walaupun selama ini tingkat toleransi di Kota Amoy itu sudah sangat baik.

Setelah menggencarkan imbauan tersebut, jelas Mukhlis, Kemenag Singkawang juga telah meminta seluruh umat Islam untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw hanya di masjid atau tempat ibadah muslim lainnya. Tidak di tempat umum atau sampai melakukan pawai.

“Maulid dan Natal ini kan berdekatan waktunya. Jadi perayaan Maulid diarahkan untuk tidak di luar, tetapi hanya di dalam Masjid. Setidaknya sampai setelah tahun baru. Maulid dilaksanakan di luar tempat ibadah itu nanti sejak 7 Januari 2016,” ungkap Mukhlis.

Memusatkan perayaan Maulid hanya di dalam tempat ibadah ini, jelas dia, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Maulid-nya di dalam masjid, sedangkan Natal di dalam gereja. Sehingga tidak masalah,” tutur Mukhlis, optimis.

Kapolres Singkawang, AKBP Agus Triatmaja, menyambut baik tindakan antisipasi tersebut. “Masyarakat yang berangkat ke masjid dan yang berangkat ke gereja di saat yang bersamaan pun diharapkan dapat saling menjaga toleransi dan saling menghormati,” ujarnya.

Kemungkinan antarumat beragama bertemu dalam perjalanan pada dua hari itu memang sangat besar, mengingat di Kota Singkawang setidaknya terdapat sembilan gereja yang jaraknya berdekatan dengan masjid, terutama di Kecamatan Singkawang Barat dan Tengah.

Beberapa masjid kemungkinan merayakan Maulid pada Kamis malam. Di saat yang bersamaan, di gereja juga terdapat kegiatan di malam Natal. Demikian pula pada hari Jumatnya, umat Kristen berangkat ke gereja pagi hari untuk merayakan Natal, sedangkan umat Islam berangkat siang hari untuk Salat Jumat.

“Kita menempatkan personel keamanan untuk tempat-tempat ibadah tersebut. Tetapi kita tetap mengharapkan kerja sama semua pihak, bagaimana agar perayaan keagamaan ini berjalan lancar, damai, penuh toleransi,” papar Agus.

Di tempat sama, Ketua Perhimpunan Hakka Singkawang, Bong Wui Kong juga sangat mengharapkan seluruh warga Singkawang meningkatkan toleransi antarumat beragama. “Tertib juga di jalan raya, hindari minuman keras serta Narkoba. Tidak kalah penting, antisipasi bagaimana agar rumah yang ditinggal pergi untuk merayakan hari raya, tidak disatroni maling,” imbaunya.

Salah seorang tokoh Tionghoa Singkawang ini sangat mengharapkan peran seluruh masyarakat. Lantaran, menurutnya, percuma saja kalau semua instansi menyiapkan segala sesuatunya untuk perayaan keagamaan ini tanpa didukung masyarakatnya sendiri.

MARI BERSEDEKAH

Cara Gubernur Cornelis dan keluarganya merayakan Natal dan tahun baru patut dicontoh. Saat Natal, ia selalu bersedekah kepada masyarakat, membagikan rezeki yang didapat selama setahun ini.

“Sedekah membagikan pendapatan kita kepada masyarakat, selain itu dapat mempererat silaturahmi dengan beramal kepada semua umat,” jelasnya.

Ia mengatakan, perayaan Natal merupakan salah satu bentuk pengakuan iman kristiani kepada Allah yang telah mengkaruniakan Anak-Nya yang tunggal bagi umat manusia.
“Momen perayaan Natal ini merupakan saat yang paling baik untuk kita saling berbagi dan saling mengingatkan,” tutup Cornelis.

Senada, Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar, Ny. Frederika Cornelis. Perayaan Natal itu untuk memperbaiki diri dan bertaubat. “Ini momen kita untuk mengevaluasi diri, merenungkan apa kesalahan yang telah dilakukan selama setahun belakangan, dan merancang langkah untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan itu di masa datang,” pungkasnya.

Laporan: Mordiadi, Isfiansyah, dan Achmad Mundzirin

Editor: Mohamad iQbaL