Lebih kurang 300 motor gede (moge/big bikers), motor trail, serta mobil off-road asal Sarawak, Malaysia, ‘menyerbu’ terminal Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Sabtu (17/9). Mereka khusus datang memenuhi undangan Festival Wonderful Indonesia (FWI) 2016.
Ocsya Ade CP, Sajingan Besar
eQuator.co.id–Konvoi tersebut dipimpin langsung Timbalan Ketua Menteri (Deputi) Pelancongan (Pariwisata) Kesenian dan Kebudayaan Negeri Sarawak, Datuk Amar Abang Haji Abdul Rahman Zohari. Sehari-hari, ia lebih dikenal sebagai Abang Jo.
“Dengan ada kunjungan saya ini yang ditemani lebih dari 300 big bikers dan mobil ke sini, dapat membuka jalan untuk kerja sama diantara daerah Sambas dan daerah kita Lundu, Sematan. Khususnya dalam sektor pelancongan (pariwisata),” tutur Abang Jo kepada Rakyat Kalbar.
Dia datang ke Sajingan Besar menunggangi motor tricity (tiga ban). Lanjut Abang Jo, festival ini merupakan suatu pesta di perbatasan untuk semakin mempererat hubungan Indonesia-Malaysia.
Masyarakat Sarawak, menurut dia, sangat berterima kasih diundang dan disambut meriah dalam kegiatan ini. Hal itu menunjukkan dua negara yang serumpun begitu akrab.
“Kalau kita melihat sejarahnya, memang kita ini memiliki kekeluargaan yang rapat. Seperti hubungan antara Kesultanan Brunei, Sarawak, dan Sambas. Hari ini kita hanya mengulangi sejarah itu,” ujarnya.
Bagi dia, banyak potensi pembangunan diantara Sambas hingga Lundu Sematan, Sarawak, yang harus dibangun. Dua wilayah ini, menurutnya, mempunyai lanskap indah.
“Lanskap sudah jadi, tinggal dikemas lebih baik lagi. Karena ini salah satu yang membuat daya tarik pelancong antarnegara,” tukas Abang Jo.
Dikemas, sambungnya, dalam arti fasilitas-fasilitas penunjang untuk pengunjung dilengkapi. Perhotelan misalnya. “Tak mungkin pelancong hanya memakan waktu setengah hari, keluar masuk di kedua border dibatasi sampai pukul lima saja,” jelasnya.
Dalam perjalanannya menuju Sajingan bersama enam klub Moge, dikatakan Abang Jo, bisa sambil melihat pemandangan indah di sekitar border Biawak dan Aruk. Ia berharap Pemerintah Kalimantan Barat dan Sarawak bisa berunding untuk bagaimana membuat waisatawan mancanegara mengunjungi Sambas dan Sarawak.
Dalam hal ini, ia menerangkan, pihaknya menggalakkan semangat pihak ketiga yakni agen-agen travel untuk bekerja sama menciptakan kemudahan-kemudahan mencapai destinasi dua negara.
“Kita beruntung masih mempunyai gunung-gunung dan hutan yang indah. Sehingga ini bisa menjadi produk premium yang dapat dijual ke pelancong antar negara. Kita boleh kongsi. Karena banyak negara yang tidak memiliki apa yang kita miliki, hutan mereka sudah habis,” pungkasnya. (*)