Matang Di Level Internasional, Thailand Jadi Lawan Terberat

Cepat Dalam Kombinasi Bola Pendek dan Long Pass

eQuator.co.id – Kurang dari seminggu, Timnas Indonesia akan bertarung di Piala AFF 2016. Alfred Riedl, pelatih skuad Garuda – julukan Timnas – menargetkan tiket finalis bagi Boaz Solossa dan kawan-kawan dalam even dua tahunan itu. pelatih asal Austria itu berencana mengulangi pencapaiannya pada Piala AFF 2010 lalu.

Nah, bagaimana kekuatan tim lawan yang akan dihadapi oleh skuad Garuda – julukan Timnas – itu?. Seperti yang diketahui, berada di grup A bersama tuan rumah Filipina, Thailand serta Singapura. Selain Filipina dan Singapura yang harus dantisipasi, lawan terberat dalam grup tersebut adalah Thailand yang juga menjadi favorit juara.

Indonesia sendiri akan menjalani laga perdana melawan tim negeri Gajah Putih tersebut di Philippine Stadium Ciudad Victoria, Bocaue, Bulacan, Filipina pada 19 November nanti. Alfred Riedl mengakui, tantangan terberat mereka dalam turnamen itu adalah Thailand. “Dan, kami harus menjalani ujian terberat itu di laga perdana,” kata Riedl.

Menurut dia, ada banyak alasan membuat dia meletakan The War Elephants – julukan Timnas Thailand –sebagai lawan terberat di grup tersebut. Rutinitas mereka tampil di Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, secara otomatis membuat mental pemain mereka matang di pertandingan internasional sebelum berlaga di Piala AFF nanti.

Ya, di tahun ini, Thailand sudah menjalani total sembilan pertandingan internasional. Empat di antaranya adalah berlaga di kualifikasi Piala Dunia tersebut. Itu berbanding terbalik dengan Indonesia yang selama tahun ini baru menjalani empat pertandingan ujicoba internasional. Itupun hasilnya tidak begitu maksimal, 1 kali menang, 2 kali seri dan 1kali kekalahan.

Empat pertandingan internasional terakhir Thailand yang menjadi rujukan Riedl menganalisa calon lawan tersebut, adalah saat melawan Saudi Arabia, Uni Emirates Arab, Jepang serta Iraq di Kualifikasi Piala Dunia. Dari empat laga tersebut, seluruhnya berakhir dengan kekalahan. Dan, kekalahan terbesar adalah 0-4 dari Irak pada 10 Oktober lalu.

Riedl sendiri mengungkapkan bahwa, mereka sudah menyaksikan sejumlah rekaman pertandingan tim dari negeri Gajah Putih – sebutan Thailand—tersebut. Menurut dia, dari empat pertandingan terakhir, mereka selalu bermain dengan formasi 4-2-3-1 dengan karakter bola-bola pendek yang dikombinasi dengan long passing.

Dengan formasi tersebut, Riedl mengungkapkan bahwa bentuk permainan Thailand sulit untuk diprediksi. Apalagi, kualitas materi pemain mereka sangat merata di setiap lini. “Kualitas individu pemain mereka memang merata dengan kualitas yang sangat baik di level Asean. Kami sudah antisipasi tusukan tajam mereka dari dua sektor sayap,” papar dia.

Salah satu pemain Timnas, Manahati Lestusen mengungkapkan bahwa, dari rekaman pertandingan yang pernah mereka saksikan, kualitas permainan Thailand tidak jauh berbeda dengan permainan Vietnam. “Rata rata pemain mereka punya kecepatan seperti Vietnam,” kata Manahati singkat. (ben)