eQuator – Ngabang-RK. Diskusi antara masyarakat dan pihak perusahaan sawit, PT. Daya Sumber Makmur (PT. DSM) digelar gedung Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) kabupaten Landak, Kamis (5/11).
“Kami dari Disbunhut hanya memfasilitasi saja. Karena dalam diskusi itu masyarakat minta di tinjau kembali peraturan daerah (Perda) dan pola bagi hasil kebun,” kata Kadisbunhit, Alpius di kantornya, Jumat (6/11).
Ia menjelaskan, sebelumnya dari masyarakat yang menyerahkan lahannya kepada perusahaan sudah melayangkan surat kepada Asosiasi petani kelapa sawit indonesia (Apkasindo) kabupaten Landak supaya di fasilitasi pertemuan masyarakat dan perusahaan.
“Menindaklanjuti hal itulah, kami dari disbunhut memfasilitasi untuk diadakan diskusi atau musyawarah dari masyarakat dan perusahaan,” ujarnya.
Dikatakan Alpius, masalah pola bagi hasil dan perda yang sudah buat, sebenarnya bisa dimusyawarahkan. Karena kebun yang di bangun juga masih belum standar, belum layak, bahkan ada kebun yang belum terbangun.
“Jadi MoU, yang sudah di tandatangani itu silakanlah di cermati lagi. Dan perusahaan pun aga bisa mengakomodir pembangunan kebun masyarakat. Supaya ada komunikasi yang intensif di masyarakat,” pesan Alpius.
Selain itu ia juga minta, baik dari masyarakat maupun perusahaan saling mengawasi dalam pekerjaan di perusahaan dalam membangun kebun. Baik itu pola dalam penanganan pemeliharaan kebun harus di lakukan pengawasan secara bersama-sama. “Karena sebagian tenaga kerja adalah tenaga kerja dari masyarakat. Sekarang sudah lebih dari 90 persen tenaga dari masyarakat setempat,” katanya
Alpius berharap, kalau sudah 90 persen tenaga kerja dari masyarakat setempat, harusnya pembangunan kebun itu lebih baik. Dan pengawasan kebun itu juga semakin baik karena diawasi bersama-sama.
“Jangan sampai di suruh mupuk tidak di pupuk, dan disuruh nebas juga tidak di tebas. Kalau seperti itu mana bisa kebunnya baik. Pasti hasil produksi kebunnya akan menurun,” terang Alpius.
Alpius meminta melibatkan semua pihak, baik dari masyarakat, perusahaan dan pihak koperasi di perkebunan itu. “Diharapkan agar ada kerjasama yang baik dalam membangun perkebunan supaya bisa berhasil,” pinta Alpius (ius).