Masih Dipakai Karena Selalu On Time

Berbincang dengan Aktris Veteran Yati Surachman

EKSIS. Aktris senior Yati Surachman tetap berkarya hingga kini, Selasa (5/1). Achmad Sukarno Hamid-Indopos

Usia boleh tua, namun semangat artis senior Yati Surachman boleh dipuji. Di usianya yang memasuki 58 tahun, Yati memegang teguh prinsip profesionalisme. Apa itu?

ACHMAD SUKARNO HAMID, Jakarta

Yati masih terlihat bersemangat menjalani syuting di Studio Persari, Jakarta Selatan. Menurutnya, kunci utama dia masih dipercaya main di sejumlah judul film dan sinetron adalah karena dirinya selalu on time datang ke lokasi syuting.

Tahun ini, ia baru menyelesaikan film televisi berjudul Catatan Harian Niken. ”Ini loh dalam rangka menikmati hidup. Paling tidak mensyukuri yang diberikan Tuhan,” ujar Yati mengawali perbicangan dengan INDOPOS (Jawa Pos Group), Selasa (5/1).

Yati mengaku tidak mengenal kata pensiun. ”Pekerjaan di dunia film itu nggak ada pensiunnya. Jadi kenapa harus pensiun?” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, karir Yati dimulai sejak usianya masih muda. Saat itu, dia menapaki karirnya sebagai penyanyi. Dari sana, dia mulai mendapat kesempatan berakting. Dan itu dibuktikan lewat film berjudul Perawan Desa di tahun 1978. Lewat film itu namanya semakin bersinar.

Bahkan, Yati menorehkan sejarah baru dengan meraih penghargaan sebagai The Best Actress dalam Festival Film Asia Pasifik (FFAP) di tahun 1980. ”Di film itu saya dapat kepercayaan jadi Sum Kuning. Saat saya dapat peran utama itu saya dapat piala Pacific, makanya gue tinggalin nyanyi,” tukasnya.

Masih terggambar jelas dibenaknya saat pertama kali menerima honor akting di film tersebut. Yati mengaku mendapat bayaran Rp 150 ribu. ”Dari situ gue minta Rp20 ribu ke nyokap buat ngajak teman-teman sekolah makan bakso di Gondangdia,” kenangnya.

Yati mengatakan, perbedaan industri film dulu dan sekarang sangat jelas berbeda. Hari ini, setiap orang bisa memproduksi sebuah film. ”Masih banyak yang nggak mau belajar,” kritiknya.

Selain bakat, lanjut Yati, atittude juga termasuk faktor penting bagi seorang artis menekuni karir di panggung hiburan. Dan itu dijadikan modal untuk tetap berkarya. ”Harus peduli, tidak boleh egois dan jujur. Film itu kerja tim. Kalau terlambat, bisa mengganggu banyak orang,” tegasnya. (*/JPG)