eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Untuk mendatangkan turis lokal maupun mancanegara butuh proses panjang. Kerja sama semua stakeholder juga dibutuhkan.
“Butuh sinergitas baik pemerintah dengan semua pihak lainnya, termasuk kita di ASITA, yang tidak bisa berjalan sendiri. Sebab kemampuan kita juga terbatas dan tidak semua anggota ASITA jadi tour operator atau yang membuat paket tour,” ujar Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Kalbar, Nugroho Henray Eka Saputra, belum lama ini
Peran pemerintah kabupaten/Kota sangat dibutuhkan. Terlebih yang memiliki destinasi. Sebab yang lebih paham dalam pengembangan wisatanya adalah pemerintah setempat.
“Inilah gunanya promosi yang dilakukan oleh Pemprov. Namun dalam hal ini Pemkab/Pemkot harus mempromosikan keunggulan wisata yang mereka miliki,” ucapnya.
Untuk mengembangkan sektor pariwsata, masing-masing daerah harus memasukannya dalam rencana jangka pendek, menengah hingga panjang. Dengan demikian berarti, daerah tersebut komitmen untuk mengembangkan pariwisatanya.
“Kalau cuma bilang saya dukung itu masih belum. Yang disebut pemerintah komitmen harus masuk dalam perencanaan daerah. Kalau belum, artinya belum menjadi prioritas,” tuturnya.
Pariwisata harus menjadi urutan prioritas pemerintah. Apabila urutannya cukup jauh, artinya hanya sekedar wacana.
“Sekarang kita lihat dari segi urutan yang keberapa, kalau urutan kesepuluh dan anggarannya kecil kita menilai ini hanya sekedar wacana. Yang namanya kebijakan harus dituliskan diberikan anggaran, ini baru dikatakan serius,” jelasnya.
Jika ingin memajukan pariwisata daerah, perlu dilakukan pengenalan terlebih dahulu. Tidak dapat langsung dijual. Sehingga wisatawan juga dapat mengenali terlebih dahulu objek yang akan dikunjungi.
“Kemudian apakah akses baik infrstruktur jalan, koneksi telekomunikasi, penginapan, dan yang lainnya yang mendukung wisata yang ada sudah terpenuhi, sehingga kita lebih gampang mempromosikannya,” pungkasnya. (nov)