-ads-
Home Nasional Macet Picu Stres Menahun

Macet Picu Stres Menahun

Ilustrasi NET

eQuator.co.id – BOGOR – Jangan anggap enteng masalah kemacetan yang terjadi sepekan belakangan ini di Kota Hujan. Jika tidak di urai segera, akan berdampak pada tingkat stres masyarakat. Data Rumah Sakit Marzuki Mahdi (RSMM) menyebutkan, setiap hari rata-rata jumlah pasien gangguan jiwa mencapai 200 orang. Jumlah itu hanya yang di rawat jalan. Sedangkan untuk rawat inap sebanyak 300 orang.

Jumlah ini, kemungkinan bakal bertambah, sebab uji coba sistem satu arah (SSA) di seputaran Kebun Raya Bogor di perpanjang dua pekan ke depan. Direktur Utama RSMM, Bambang Eko Sunaryanto mengatakan, dari segi medis, kemacetan dapat mengakibatkan stres hingga gangguan jiwa. Seseorang di katakan terbebas dari gangguan jiwa apabila jiwanya merasa sehat dan bahagia.

“Selain itu juga, mampu menghadapi tantangan hidup, menilai diri secara nyata, merasa puas dengan kehidupan sehari-hari, dan mampu menghadapi berbagai perasaan negatif di dalam dirinya. Sehat jiwa bukan sekadar terbebas dari gangguan jiwa. Tapi tidak semua stres merupakan gangguan jiwa,” ujar Bambang kepada Radar Bogor kemarin (5/4).

-ads-

Stres sendiri, kata Bambang, bisa merupakan reaksi positif dan negatif. Namun kebanyakannya adalah reaksi negatif, yang cenderung merugikan dan menimbulkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Penyebabnya sendiri ada tiga, yakni stressor fisik, stressor sosial budaya, dan stressor kejiwaan.

“Kemacetan lalu lintas merupakan stressor yang seringkali tidak bisa dihindari, karena kondisi jalan yang semakin tidak ramah, bertambahnya volume kendaraan, sehingga membuat orang menjadi stres karena terburu-terburu,” bebernya.

Bambang menjelaskan, kemacetan lalu lintas merupakan salah satu stressor fisik yang bisa memicu timbulnya stres pada seseorang. Di antara pemicunya adalah bunyi klakson, suara mesin, hingga polusi udara dari knalpot kendaraan bermotor.

Apabila stres tersebut berlarut-larut terjadi, berpotensi menimbulkan penderitaan pada seseorang dan menyebabkan terganggunya sejumlah fungsi organ tubuh. Misalnya, fungsi pekerjaan, fungsi sosial atau fungsi yg lain. “Maka seseorang bisa dikatakan menderita gangguan jiwa,” tuturnya.

Seseorang dikatakan menderita gangguan jiwa, imbuh dia, apabila terdapat gangguan dalam pikiran, perasaan dan perilakunya, yang menyebabkan penderitaan pada orang tersebut dan mengganggu fungsinya sehari-hari. Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 0,67 persen untuk gangguan mental emosional dan 0,17 persen mengalami gangguan jiwa berat. “Ciri-ciri seseorang terkena stres itu seperti, jantung berdebar-debar, otot-otot tegang, migrain, dan lainnya. Serta dampak kejiwaan yaitu cemas yang berlebihan, mudah tersinggung, sulit memusatkan perhatian, bersifat ragu-ragu, merasa kecewa, dan membuat seseorang menjadi pemarah serta agresif,” bebernya.

Lantas, bagaimana cara menghindari stres dari kemacetan lalu lintas? Bambang mengatakan, ada beberapa cara untuk menghindari stres tersebut. Selain memelihara vitalitas kondisi tubuh dan pikiran, disarankan untuk beralih menggunakan jasa kendaraan umum daripada kendaraan pribadi.

“Jadi lebih baik pakai angkot daripada menyetir sendiri. Atau berjalan kaki bila memungkinkan. Lebih sehat dan bebas macet. Apabila tidak bisa menghindari kemacetan, maka kita siapkan diri kita untuk bisa menerima kondisi tersebut,” tukasnya. (izo/c)

Tentang Stres

Stressor fisik : Suasana di sekitar seseorang yang membuat tidak nyaman seperti suhu (panas atau dingin), kebisingan, kelelahan, dan lingkungan yg tdk nyaman

Stressor sosial budaya : Kesulitan dalam berhubungan sosial, pekerjaan, perpisahan, konflik rumah tangga dan lain-lain

Stressor kejiwaan : Konflik, tekanan, krisis atau kegagalan dalam kehidupan

Cara menghindari stres

– Pelihara kesehatan anda, istirahat cukup, hindari rokok dan narkoba

– Rencanakan kegiatan dengan lebih baik. Apabila kita tahu bahwa jalan yg akan kita lalui macet, kita bisa perkirakan waktu yang akan kita tempuh sehingga kita tidak terlambat

– Ubah yang bisa diubah, terima yang tidak bisa diubah. Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelemahan. Menerima diri adalah hal yang bijaksana.

– Menggunakan kendaraan umum daripada menyetir sendiri

– Berjalan kaki biar lebih sehat

– Berpikir positif

Exit mobile version