eQuator.co.id-PONTIANAK. Nasib apes menimpa Zahrul Basim, Lurah Bangka Belitung Laut Kecamatan Pontianak Tenggara, babak belur dihajar dan diselamkan di bak air setelah diculik di subuh buta, Senin (6/2) sekira pukul 03.00.
Ia diculik di rumahnya di Jl Sepakat II, Ayani, disekap di sebuah cafe di belakang Swalayan Kaisar Siantan, Pontianak Utara.
Zahrul oleh enam orang penculik dipaksa memberitahu alamat Zainal, yang tersangkut utang Rp500 juta. Sumber menyebutkan, yang kenal dan tahu alamat Zainal adalah wartawan teve berinisial Dn.
Leher Zahrul dijerat dengan tali, diseret ke cafe dan dipaksa beritahu alamat Zainal dan pacarnya, Benti.
Di cafe itulah kabarnya penculik menelepon salah seorang Kapolsek melapor sudah bikin babak belur orang yang diculik dan akan diserahkan ke Polsek.
Akhirnya setelah menyiksa pejabat Eselon IV Pemkot Pontianak itu, para penculik mendrop korbannya ke Pontianak Timur lalu kabur.
Dikonfirmasi Rakyat Kalbar, Kapolresta Pontianak Kombes Iwan Imam Susilo kaget Lurah Zahrul diculik. Pasalnya, Iwan mendapat informasi lain. “Saya mendapatkan informasi itu tentang Kepala Desa yang dipukuli anggota, itu tidak benar,” jelasnya, Senin (6/2) pukul 23.11 tadi malam.
Belum dikonfirmasi keterkaitan aparat Polsek yang kabarnya mengetahui penculikan dari si penculik. Namun Kapolresta mengaku sudah mengecek laporan awal dari Lurah, korban penculikan.
“Sedang kita selidiki saat ini berkaitan dengan penculikan,” ujar Kapolresta yang membenarkan jajarannya sudah menerima laporan Lurah Zahrul.
Kata Iwan, penculikan itu berawal dari dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan.
“Yang itu (kasus penculikan Lurah), berkaitan dengan kasus tipu gelap,” kata Kombes Iwan yang menduga penculikan salah target dalam melakukan penculikan. “Salah target itu,” terangnya.
Ia menegaskan, saat ini sedang dilakukan penyelidikan. “Kita masih pendalaman, dan penyelidikan,” tambah Iwan. (Zrn)