Longsor di Bukit Seha

*Pemprov Kalbar Siaga Banjir

Warga bersama aparat desa dan keamanan setempat bahu membahu membersihkan lokasi longsor di jalan raya Bukit Seha, Desa Aur Sampuk, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Rabu (10/2).

Sengah Temila-RK. Akibat hujan seharian, arus lalu lintas di kawasan jalan raya Bukit Seha, Desa Aur Sampuk, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, sempat terhenti akibat tanah longsor menghadang, Rabu (10/2) sekitar pukul 07.00 WIB.

Ketua BPD Aur Sampuk, Jasmin mengatakan, lokasi yang longsor itu tidak jauh dari lokasi tempat timbunan tanah kuning dikeruk. “Tidak ada korban jiwa, hanya mobil pada pagi hari sempat macet tidak bisa lewat,” tuturnya.

Dikatakannya, karena lokasi longsor tidak jauh dari tempat pengerukan tanah, excavator milik perusahaan pengeruk tanah pun diperbantukan untuk membersihkan jalan. “Sehingga kemacetan tidak begitu lama. Diperkirakan sejam setelah itu mobil sudah bisa lancar kembali,” beber Jasmin.

Camat Sengah Temila, Ursus membenarkan tanah longsor di Bukit Seha. Ia meminta orang yang mengeruk tanah di sekitar lokasi itu agar menjaga jangan sampai longsor terjadi lagi. Dan, berharap hujan tak turun dalam waktu dekat.

“Kita khawatir nanti longsor lebih besar lagi, yang menyebabkan arus lalu lintas macet total. Orang yang ngerjakan pengerukan itu agar berhati-hati,” pintanya.

Menanggapi bencana banjir yang terjadi di sejumlah kabupaten di Kalbar, Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masing-masing kabupaten untuk siaga,” ungkapnya, ditemui di Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (10/2).

Christiandy yakin kepala daerah tingkat II sudah siaga atas peristiwa tahunan itu. “Apa yang kurang nantinya provinsi akan membantu dalam penanganan. Dan jika lebih dari dua kabupaten tidak mampu menangani, kita bisa meminta bantuan ke pusat,” terang dia.

Wagub meminta masyarakat ikut berperan dalam penanganan banjir ini. Ia meminta hal ini tidak dianggap enteng. “Tidak bisa kita cegah. Yang bisa kita cegah penumpukan sampah, sumbatan-sumbatan, sungai-sungai dangkal, dan lain sebagainya,” jelasnya. Untuk status darurat bencana, penetapan tentunya dimulai dari kabupaten dulu.

Sementara itu, Kepala BPBD Kalbar, TTA Nyarong mengatakan, situasi tanggap bencana sudah mulai diberlakukan dari November lalu sampai April mendatang. Didukung dengan peralatan dan dana Rp1,3 miliar se Kalbar. “Yang baru melaporkan dari Bengkayang, tak ada korban jiwa,” ujarnya.

Laporan: Antonius dan Isfiansyah

Editor: Mohamad iQbaL