eQuator.co.id – Sekadau-RK. Seringnya pemadaman listrik (byarpet) di Sekadau, membuat gerah banyak pihak. Tak terkecuali anggota DPRD Sekadau.
Dewan tidak tinggal diam. Byarpet yang sering dikeluhkan warga itu ditanggapi wakil rakyat dengan memanggil manager PLN Ranting Sekadau dan juga Polres Sekadau ke DPRD Sekadau, kemarin.
Hadir dalam rapat tersebut, Wakil Ketua DPRD Sekadau, Jeffray Raja Tugam yang juga pimpinan rapat dan Anggota DPRD lainnya. Diantaranya, Musa A, Muslimin, Yodi Setiawan, Liri Muri, Muhammad serta A David. Hadir pula Kabag Ops Polres Sekadau, Kompol Oon Sudarman dalam rapat tersebut.
Banyak pertanyaan yang disampaikan oleh anggota DPRD mengenai kinerja PLN. Khususnya byarpet yang terjadi, terlebih saat Ramadan. Dewan mencecar pihak PLN terkait alasan buruknya kinerja perusahaan plat merah itu.
Anggota DPRD Sekadau, Musa A mengatakan, pihaknya telah menyampaikan keluhan warga, hingga ketingkat pusat. Terkait seringnya byarpet yang terjadi Sekadau. Ia juga meminta, PLN mengecek langsung kondisi di lapangan.
“Intinya kami mohon penjelasannya, sistem yang sekarang ini seperti apa? Kenapa listrik sering padam,” tanya Musa.
Anggota DPRD lainnya, Muslimin menyampaikan adanya keluhan masyarakat, mengenai pengajuan kwh yang tak kunjung dipasang. Pengajuan itu melalui geray atau instalatir. Pihak PLN diminta untuk melakukan kontrol.
Selain itu, ia juga mempertanyakan mesin yang digunakan PLN. Selain mesin pribadi, PLN juga menggunakan mesin milik swasta.
Menanggapi hal itu, Manager PLN Ranting Sekadau, Dwija Ardiya Pradipta mengatakan, byarpet masih terjadi, lantaran adanya gangguan. Sedangkan pemadaman bisa diprediksi dan akan dilakukan pemberitahuan.
“Kalau byarpet karena faktor eksternal, tidak bisa diprediksi. Bisa karena cuaca atau angin kencang, karena layangan juga bisa,” ucapnya.
Dwija menampik adanya kesengajaan PLN saat padamnya listrik. Terutama diwaktu yang sama setiap harinya. “Kalau padamnya saat mau maghrib atau saat sahur, ya memang gangguan itu tidak bisa diprediksi,” kilahnya.
PLN, kata Dwija, telah berupaya menekan padamnya listrik. Salah satunya dengan melakukan pemasangan kabel underbuild, hingga melakukan pemangkasan terhadap pohon yang berada dekat jaringan.
“Namun kendala yang kami hadapi, adanya penolakan. Warga menolak dilakukan pemangkasan, lantaran pohon tersebut dianggap masih produktif,” ungkap Dwija.
Selain itu, mengenai pemasangan kwh listrik, Dwija mengatakan, pengajuan tersebut dilakukan di gerai yang berlaku di seluruh Indonesia. “Kalau mesin memang ada milik PLN dan juga pihak swasta, tapi itu prosesnya tetap tender yang dilakukan oleh PLN Wilayah V Kalbar. PLN hanya beli kwh-nya saja,” ungkap Dwija.
Dia juga meminta agar DPRD Sekadau turut memberikan pemahaman kepada masyarakat. Seperti adanya imbauan atau Perda, agar masyarakat tidak lagi membangun di bawah jaringan PLN.
“Sekarang sudah dilakukan pemasangan underbuild. Harapannya dengan adanya pemasangan tersebut, Kota Sekadau aman saat terjadinya gangguan,” tegas Dwija.
Pancing Aksi Massa
Seringnya terjadi hidup mati aliran listrik, berpotensi memancing timbulnya aksi massa. Bahkan baru-baru ini, ratusan warga nyaris mendatangi kantor PLN Sekadau.
Beruntung, aksi tersebut urung dilakukan. Padahal, massa sudah berkumpul di salah satu lokasi di Sekadau dua malam lalu. “Kita urungkan saja,” kata Agus, perwakilan massa kepada Rakyat Kalbar dua malam lalu.
Sejatinya, massa berencana akan mendatangi kantor PLN Ranting Sekadau. Massa Desa Mungguk itu bahkan sudah menghubungi massa dari desa lainnya di Kota Sekadau. Mereka akan melakukan aksi bersama.
“Tapi karena sudah larut malam, kita tunda saja. Tapi kalau memang tidak ada perbaikan, kita akan datang ramai-ramai ke kantor PLN,” tegas Agus sembari berharap PLN bisa memperbaiki kinerjanya.
Reporter: Abdu Syukri
Editor: Kiram Akbar