Listrik Keseringan Mampus, PLN Janji Tahun Depan Daya Surplus

Jangan Padamkan Pas Salat Magrib Donk

ilustrasi.net

eQuator – Pontianak-RK. Dikritik habis-habisan karena listrik di Kalimantan Barat keseringan mampos, tahun depan PLN Kalbar memastikan tidak akan ada pemadaman seperti yang sudah-sudah. Alasannya, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sudah akan berfungsi dengan daya yang mencukupi. Bahkan, disebut surplus.

“2016 akan masuk sistem 574 megawatt dari PLTU yang tersebar di beberapa titik di Kalbar, yang masuk dari Malaysia,” ujar Manager PLN Wilayah V Kalbar, Agus Riyanto, dalam acara Titik Temu ‘Setiap Masalah, Ada Solusi’, di Hotel Aston Pontianak , Rabu (23/12).

Perlu diingat, janji tak ada pemadaman dari perusahaan plat merah penyedia setrum ini bukan kali pertama. Mungkinkah janji kali ini bakal diingkari lagi?

Agus menyatakan, pemadaman dilakukan pihaknya sejauh ini karena terpaksa. Disebabkan beban melebihi kapasitas pembangkit listrik PLN, daya listrik yang tersedia sekarang hanya 259 megawatt. “Hari-hari (listrik) padam karena kekurangan daya, tidak sesuai. Jadi mau tidak mau yang industri kita lepas,” tuturnya.

PLTU yang disebut Agus tersebut sudah diuji coba beberapa waktu lalu. Ia memastikan, Januari 2016 akan beroperasi. “Kesiapan tinggal COD dan sudah mulai masuk sistem, terutama sistem Malaysia akan masuk di Januari,” tukasnya.

Karena kekurangan daya sementara ini, ia mengharapkan, masyarakat tidak ribut-ribut jika terjadi pemadaman. Apalagi kalau sudah mendekati hari-hari besar. “Sudah pasti menjelang hari raya beban akan naik, pasti tinggi,” tutup Agus.

Memang, sepanjang 2015 ini, banyak masyarakat mengeluh tentang pelayanan yang diberikan PLN Kalbar dan cabang-cabangnya. Sejumlah demonstrasi massa di Kantor PLN tercatat. Di Kabupaten Sintang tercatat lebih dari sekali, demikian pula di Sambas. Di Ketapang juga. Yang teranyar unjuk rasa di Sekadau.

Jangankan di kabupaten, di Ibukota Provinsi Kalbar, Kota Pontianak saja pemadaman di atas tiga jam terjadi beberapa kali sepanjang tahun ini. Akibatnya, Kantor PLN Pontianak menuai aksi unjuk rasa dari masyarakat setempat.

Selebihnya, masyarakat yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya meluapkan kekesalan kepada PLN melalui media sosial Blacberrymessenger (BBM), Facebook, dan lain-lain. Uneg-uneg kepada PLN tersebut bahasanya beragam. Lembut sampai kasar. Sindiran hingga cacian.

Ketua Dewan Suro DPW Front Pembela Islam (FPI) Kalbar, Syahrani, meminta PLN untuk serius dalam melayani masyarakat. Ia merasa warga dipermainkan, pemadaman terus terjadi dimana-mana dalam waktu yang cukup lama. “Setiap sore atau menjelang Magrib selalu terjadi pemadaman. Ini mengganggu orang beribadah. Masyarakat bayar listrik, berikan haknya,” tegas dia kepada Rakyat Kalbar, Minggu (27/12).

Menurutnya, FPI sering mendapatkan aduan dari warga yang kecewa. “Kita sudah merencanakan mendatangi PLN dalam waktu dekat ini. Kita akan mempertanyakan tentang pemadaman yang terjadi terus menerus, dari tahun ke tahun sepertinya hal ini dianggap biasa oleh PLN,” tutur Syahrani.

Senada, Ketua DPC Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Pontianak Utara, Moehlis. Ia menyatakan, pelayanan yang diberikan PLN di Pontianak Utara sudah luar biasa buruk. “Setiap hari terjadi pemadaman, bahkan sampai berjam-jam. Ada apa ini?” tanya dia.

Sebagai warga Pontianak, Moehlis menyatakan bahwa pemadaman yang sering terjadi sangat mengganggu dan merugikan kegiatan perekonomian masyarakat, baik itu kalangan pengusaha kecil maupun menengah. “Sekarang ini masyarakat hidup bergantung pada listrik. Tetapi pemadaman yang dilakukan PLN tidak pernah jelas sebabnya. Yang rusak apanya, kemudian ada juga alasan (daya mesin) overload,” tutur dia.

Seharusnya, kejadian yang terjadi bertahun-tahun bisa dianalisa dan bisa dicarikan jalan keluarnya. “Banyak yang sudah melakukan kritik. Tapi, kerja PLN bukannya makin bagus. Malah makin mundur atau semakin buruk dalam memberikan pelayanan,” imbuh Moehlis.

Ketika didatangi, ia melanjutkan, PLN selalu berjanji tidak ada pemadaman. “Contohnya saja saat bulan suci Ramadan. Pemadaman terus saja terjadi. Sekarang, di jam-jam Salat Maghrib selalu dipadamkan,” ungkapnya.

Ia berencana mendatangi Kantor PLN Kota Pontianak di Jalan A. Yani, Kecamatan Pontianak Selatan. “Bahkan kita siap melakukan class action terhadap PLN,” tutup Moehlis.

Pernyataan serupa dilontarkan Ketua Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kota Pontianak, M. Fauzi. “Kalau bicara kinerja, masyarakat tentunya sangat tidak puas terhadap pelayanan PLN. Karena sampai saat ini pemadaman masih terus terjadi bahkan semakin sering,” kata dia.

Fauzi mengatakan, PLN wajib mengubah stigma pelayanan buruk itu. “Cukup banyak caci maki yang terucap untuk PLN, kok tidak sadar-sadar juga ya,” ujarnya.

Yang bikin masyarakat semakin kecewa, alibi PLN melakukan pemadaman listrik dari dulu sampai sekarang sama saja. “Karena daya terbatas lah, apalah. Padahal sambungan baru terhadap hotel dan toko modern terus diberikan,” kesal Fauzi.

Laporan: Gusnadi dan Achmad Mundzirin

Editor: Mohamad iQbaL