eQuator.co.id – Pontianak-RK. Padahal sebelumnya PLN berkoar-koar ke depan listrik di Kalbar aman, karena terjadi surplus. Nyatanya, kondisi kelistrikan di beberapa wilayah Kalbar masih berstatus siaga, akibat cadangan operasi pembangkitnya tidak memadai.
“Memang masih terdapat area yang statusnya siaga,” kata General Manager Wilayah Kalbar Bima Putrajaya dalam keterangan persnya, Minggu (30/10).
Untuk mengantisipasi status siaga itu, PLN akan mulai mengoperasikan beberapa mesin pembangkit tahun ini. Diantaranya PLTU di Kabupaten Sanggau dan Ketapang.
“Kemudian ada penambahan mesin pembangkit dengan kemampuan 4 x 25 di sistem khatulistiwa. Mesin pembangkit ini direncanakan menggunakan bahan bakar gas,” ujarnya.
Dengan begitu, kata dia, hingga akhir tahun ini, program satu juta pelanggan yang menjadi prioritas PLN dijanjikan sudah akan selesai. Begitu pula dengan pelanggan yang masuk dalam daftar tunggu juga menjadi bagian dari program ini.
“Tercatat daftar tunggu kita saat ini sebanyak 18 ribu pelanggan se-Kalimantan Barat dari jumlah keseluruhan pelanggan sebanyak 978.000,” pungkasnya.
Tahun ini ada 34 desa yang akan dialiri listrik. 34 desa itu lebih dominan di Sanggau. Selain itu, ada juga di Ketapang, Sambas dan Singkawang.
“Tahun depan kami tambah lagi menjadi 40 desa. Program ini bertujuan untuk mengejar angka elektrikfikasi di Kalbar yang baru 78 persen,” tandas Bima.
Terkait daerah-daerah yang berada di wilayah perbatasan RI-Malaysia, PLN juga tengah fokus terhadap pembangunan infrastruktur. Salah satunya, cadangan daya diimpor dari negeri jiran.
“Seperti di Aruk, Badau, Entikong dan Seluas. Kami fokus di empat itu, khususnya di Entikong. Kami menyiapkan daya listrik yang cukup untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di perbatasan. Sumber daya dari PLTD dan tenaga surya dan impor dari Malaysia,” tutup Bima. (fik)