-ads-
Home Rakyat Kalbar Pontianak Lestarikan Tradisi, Pemerintah Diharap “Bantu” Pengadaan Bahan Baku

Lestarikan Tradisi, Pemerintah Diharap “Bantu” Pengadaan Bahan Baku

Pemenang Festival Meriam Karbit 2019

PEMBAGIAN HADIAH. Para peserta yang menang dalam Festival Meriam Karbit 2019 mendapatkan hadiah berupa piala dan uang pembinaan--Maulidi Murni

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Forum Komunikasi Tradisi Meriam Karbit Seni dan Budaya Pontianak akhirnya mengumumkan pemenang Festival Meriam Karbit yang telah diselenggarakan pada malam Idulfitri 1440 H, Minggu (23/6).

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pontianak, Rendrayani mengatakan, menang dan kalah dalam festival itu hal yang biasa. Dia menyebutkan untuk pemenang meriam karbit tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.

Dari itu menurutnya. berarti kelompok meriam karbit mampu mempertahankan kualitas meriam karbit mereka. “Untuk yang menang ada dana pembinaan,” ujar dia usai pengumuman pemenang.

-ads-

Tidak hanya dana pembinaan. Bagi pemenang yang mendapatkan juara pertama dan kedua, meriam karbitnya akan ditampilkan dalam pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) Nasional ke 25 yang akan dilaksanakan di Kota Pontianak beberapa waktu mendatang.

Dikatakan dia, meriam karbit yang sudah menjadi tradisi. Bahkan sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Kota Pontianak. Maka pihaknya akan terus melestarikan.

Untuk memotivasi peserta meriam karbit yang setiap tahun dinilai berkurang, maka Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan terus mengupayakan peningkatan hadiah yang diterima.

“Diharapkan dengan peningkatan tersebut bisa menarik pecinta meriam karbit untuk ikut berpartisipasi dalam festival meriam karbit,” imbuhnya.

Selain itu, terkait kesulitan untuk mendapatkan balok kayu dan lain sebagainya dalam pembuatan meriam karbit, Rendrayani mengatakan Pemerintah Kota Pontianak akan berkoordinasi dengan pihak terkait.

Tujuannya agar bisa mempermudah untuk perizinan dalam memperoleh kayu yang merupakan bahan baku meriam karbit.

Permainan meriam karbit diharapkan sepanjang tahun bisa dinikmati, terutama bagi para wisatawan. Pihaknya kedepan juga mengusulkan ada panggar-panggar meriam dibuat permanen.

“Pada 2020 akan direncanakan pembuatan panggar meriam permanen. Panggar permanen tersebut ditujukan agar meriam karbit bisa dinikmati wisatawan tidak hanya pada lebaran,” ingin dia.

Sementara Ketua Forum Komunikasi Tradisi Meriam Karbit Seni dan Budaya Pontianak, Fajriudin Anshary mengucapkan selamat kepada kelompok-kelompok yang sudah berhasil menjuarai festival meriam karbit. Kepada peserta yang belum berhasil, agar mampu bersaing ditahun depan.

Dia menjelaskan, kriteria penilaian yang diberikan yaitu untuk bunyi 50 persen, seni termasuk corak meriam 30 persen serta budaya 20 persen.

“Pihak forum sama sekali tidak pernah mencampuri urusan penilaian. Kami menjaga independensi dan netralitas forum, maka forum tidak mencampuri penilaian. Itu semua juri yang langsung menilai,” kata dia.

Lanjutnya, dalam upaya untuk mempertahankan tradisi ini maka pihaknya telah meminta Gubernur Kalimantan Barat dapat mempermudah dalam hal memperoleh bahan baku meriam karbit.

Menurutnya, kendala bahan baku menjadi hambatan. Karena banyak kelompok yang jumlah meriamnya kurang dari syarat yang telah ditentukan yaitu harus lima meriam balok. Karena kurang dari jumlah yang ditentukan akhirnya enggan ikut serta.

“Kelompok meriam karbit banyak menghadapi masalah terkait mendapatkan bahan baku balok. Jika bahan baku mudah, peserta yang ikut akan semakin bertambah,” ucap dia.

Selaku Ketua Forum, dirinya juga mengapresiasi dengan dilibatkannya meriam karbit dalam pembukaan STQ Nasional nanti. Dimana nantinya sebanyak 25 meriam karbit akan disulut. (lid)

 

Exit mobile version