eQuator.co.id – KUBU RAYA-RK. Bandara Supadio resmi menjadi pelanggan premium silver PLN Pontianak dengan daya 3.465 kVA. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan penumpang penerbangan di bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II tersebut.
Executive General Manager Angkasa Pura II Pontianak, Eri Braliantoro, untuk meningkatkan mutu layanan pada pengguna jasa bandara pihaknya membutuhkan kualitas pasokan listrik yang andal tanpa padam. Sehingga para pengguna jasa penerbangan di Bandara Internasional Supadio dapat menikmati layanan secara maksimal.
Diakuinya, selain meningkatkan performa layanan dan mengurangi keluhan terhadap listrik, menjadi pelanggan premium tentunya akan menghemat biaya operasional. Karena pihaknya dapat menekan biaya pemeliharaan genset sebagai antisipasi jika terjadi padam.
“Kami berupaya melakukan optimalisasi pelayanan bandara, support dari stakeholder sangat kami butuhkan, termasuk listrik dari PLN. Layanan premium ini pastinya akan meningkatkan performa layanan kami kepada pengguna jasa bandara. Semoga kerja sama kita ini dapat meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat khususnya pengguna jasa bandara,” ujar Eri Braliantoro, Dalam keterangannya, Rabu (30/7).
Sementara itu, General Manager UIW Kalbar, Agung Murdifi mengatakan, PT Angkasa Pura II merupakan pelanggan premium ke 29. Proses permohonan menjadi pelanggan premium sangat mudah dan tidak berbelit-belit.
Pemasangan ini berawal dari beberapa kunjungan probing yang dilakukan oleh Account Executive (AE) PLN Pontianak. Akhirnya PT Angkasa Pura II tertarik dan mengajukan permohonan pada tanggal 13 Mei 2019 lalu. Dilanjutkan dengan penandatanganan MOU menjadi pelanggan premium. Selang dua bulan permohonan menjadi pelanggan premium diproses, dilanjutkan dengan pembangunan jaringan SKTM khusus ke Bandara Supadio. Kini PT Angkasa Pura dapat menikmati layanan prima dari PLN.
“Sebagai pelanggan premium, aliran listrik PT Angkasa Pura II akan dipasok dari dua penyulang, yakni penyulang bandara sebagai penyulang utama, dan penyulang Arteri sebagai penyulang cadangan, sementara listrik akan dipasok dari Gardu Induk Sungai Raya,” terangnya.
Dijelaskannya pula, bahwa untuk keandalan pasokan listrik, di sisi jaringan SKTM Bandara Internasional Supadio dipasang alat Automatic Change Over Switch (ACOS) yang berfungsi secara otomatis memindah suplai energi listrik ke penyulang cadangan jika sewaktu-waktu terjadi gangguan.
“Jika terjadi gangguan pada penyulang utama maka secara otomatis per 0,1 hingga 0,5 detik akan dipasok melalui penyulang cadangan,”sebutnya.
- Sebagai informasi, Bandara Internasional Supadio yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II yang dibangun pada tahun 1940-an ini dulunya dikenal dengan nama Bandara Sungai Durian. Setelah mengalami beberapa kali perluasan, kini bandara yang terletak di Kabupaten Kubu Raya ini memiliki luas sekitar 366 hektare, landasan pacu sepanjang 2.250 meter dan lebar 45 meter. Melayani berbagai destinasi dengan sembilan maskapai penerbangan. (ova)