eQuator.co.id – Pontianak-RK. Elpiji 3 kg mengalami kelangkaan akibat Pertamina membatasi pasokan. Di sejumlah pangkalan penjual gas warga mengantre gas bersubsidi ini.
Di pangkalan milik Abaktius di Gang Waris Jalan Tebu Kecamatan Pontianak Barat ini contohnya. Warga terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak mengantre untuk membeli gas 3 kg. “Saya ngantre ini dua kali seminggu sekali. Ia susah didapat soalny di warung-warung susah didapat. Kalaupun ada harganya udah dua puluh ribuan,” keluh Aulia.
Ibu rumah tangga berusia 66 yang tinggal di Gang Waris ini menuturkan, kelangkaan gas si hijau melon sudah terjadi sejak dua bulan belakangan. Namun semakin parah hingga dua minggu ini.
Warga lainnya, Mansur juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg. Kondisi ini kata dia, tentu merugikan masyarakat kecil. “Gas ndak ada eceran semua. Makanya kita ngantre. Susah nyarinya udah keliling-keling,” ungkap Mansur.
Sementara pemilik pangkalan, Abaktius mengatakan, tidak mengetahui mengapa gas elpiji ukuran 3 kg menghilang di pasaran. Padahal pasokan kalau di kota tetap 70 tabung. Terus ada temannya nitip 40 tabung. “Tapi same gak masih jak ngantre terus orang ni,” ucap Abak sapaan akrabnya.
Abak telah berjualan gas semenjak pemerintah mengganti dari penggunaan minyak tanah. Dia menjual 110 tabung per hari. Abak juga mengeluh, kenapa pangkalan tidak boleh mengedarkan ke warung atau toko-toko kecil.
“Dari Pertamina ndak bolehkan kita ngencer lagi. Kalau dari kite si harga sama jak nda naik Rp16.500, tapi kalau ngantar Rp17.000,” jelasnya.
Di pangkalan Abak, warga biasanya mengantre dari pukul 11.00 WIB-13.00 WIB. “Kalau mereka cepat bongkarnya dari sana cepatlah kita jual. Kadang susahnya kalau dulu bisa dititipkan orang-orang tetangga, sekarang ndak bisa,” tutur Abak.
Terpisah, Sales Axecutive Elpiji Pertamina Pontianak, Sandy Rahadian menyebutkan ramainya yang mengantre gas 3 kg Gang Waris Jalan Tebu tersebut hanya sebagian kecil dari Kota Pontianak. “Tidak semua pangkalan antre pembeli,” katanya.
Antrean akibat LPG kata dia, dikarenakan banyaknya pengecer baru. Dimana fenomena saat ini menjadi lahan pekerjaan untuk mendapatkan uang.
Tidak hanya itu, pihak Pertamina, juga sering melakukan sidak di rumah makan. Bahkan beberapa hari yang lalu banyak mendapatkan rumah makan yang masih menggunakan elpiji 3 kg. Meskipun hal tersebut sudah diberikan imbauan. Namun nyatanya masih banyak ditemukan pihak pengelola rumah makan yang menggunakannya gas bersubsidi itu. (uci/lid)