eQuator.co.id – Pencetakan sawah baru merupakan upaya Pemkab Sintang mengubah pola menanam padi dengan berpindah-pindah. Selain itu, dengan pola tanam menetap, hasilnya akan maksimal untuk mengejar swasembada pangan di Kabupaten Sintang.
“Rencananya di tahun 2017 kita akan cari lagi lahan potensial dan akan buka lagi sawah baru sekitar 2.000 hektar lagi. Dengan demikian upaya kita untuk mengurangi pembukaan lahan dengan membakar lahan dapat terwujud,” kata Bupati Sintang, Jarot Winarno ketika membuka lahan sawah baru dan penanaman padi di Desa Bancoh Kecamatan Sungai Tebelian, Senin (19/9).
Dengan pembukaan lahan sawah baru, menurut Jarot, kedepannya juga akan dapat meningkatkan perekonomian serta mengejar swasembada pangan lebih fokus. “Sawah baru ini, akan menjadi sawah yang baik dan produktif jika rutin diolah selama tiga tahun berturut-turut. Jadi jangan heran kalau di tahun pertama hasilnya belum terlalu maksimal,” kata dia.
Jarot berharap para petani mampu menghasilkan padi cukup untuk kebutuhan sendiri dulu. “Jangan sampai untuk kebutuhan sendiri tidak cukup. Ini yang tidak kita inginkan. Kemudian, kepada para penyuluh agar aktif mendampingi para petani sehingga program ini bisa berjalan dengan baik serta menghasilkan padi yang banyak. Ajarkan cara tanam yang betul, bibit yang cocok dan pupuk yang baik. Sawah baru ini, ke depannya akan kita dorong menjadi pusat pengembangan pajale atau padi, jagung dan kedelai,” ungkapnya.
Jarot menyatakan pembangunan sawah baru ini memang hanya tahap awal saja. “Kami akan segera memikirkan pembangunan embung, irigasi dan jalan usaha tani. Yang sudah dibangun ini tolong diolah dengan baik. Saya akan monitor supaya lahan sawah yang sudah dibangun tidak ditanami sawit, karena hal itu dapat merusak program swasembada pangan kita,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Sintang, Arbudin menjelaskan penanaman padi ini merupakan bagian dari program gerak tanam serentak. “Saat ini kita lakukan di kelompok tani betang tampar desa Bancoh. Tanam padi ini dilakukan di seluruh Kalbar dan bekerjasama dengan TNI,” ujarnya.
Arbudin berharap program pembukaan sawah secara besar-besaran ini bisa merubah pola bertani berpindah menjadi menetap serta mampu meningkatkan produktivitas padi secara masif.
Menurutnya, Kabupaten Sintang pada Tahun 2016 ini mendapatkan jatah pembukaan sawah baru seluas 1.515 hektar yang tersebar di 12 kecamatan, 46 desa dengan 67 kelompok tani. “Dari 1.515 hektar sudah di land clearing 100 persen. Kami sudah memasang target pembukaan sawah baru seluas 49 ribu hektar dan sudah direalisasi 39 ribu hektar,” terang Arbudin.
Dandim 1205 Sintang M. Sulistiyono menjelaskan pembukaan lahan sawah baru dilakukan di seluruh Indonesia. “Saat ini sudah dilaksanakan panen di 3 hektar dengan hasil 3,36 ton per hektar. Ini memuaskan kami karena ini panen pertama dengan kondisi sawah yang baru. Kami berharap 1.515 hektar sawah yang baru dibuka di Sintang segera ditanam,” kata dia.
Dikatakanya, program buka sawah baru ini hanya difokuskan untuk padi. “Jadi saya minta kepada petani dan penyuluh untuk tidak melakukan cocok tanam lain selain tanaman padi,” pintanya.
Terpisah, Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH dan Wakil Bupati Antonius L. Ain Pamero beserta unsur pimpinan Forkopimda juga melakukan tanam padi perdana di lokasi perluasan sawah musim tanam rendengan (MT 2016/2017) di Desa Nanga Awin, Kecamatan Putussibau Utara, Selasa (19/9) pagi. Tanam perdana tersebut merupakan realisasi program cetak sawah hasil kerjasama Kementerian Pertanian dengan TNI tahun 2016 dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Bupati mengatakan, lantaran pasokan selalu didatangkan dari luar, pemerintah pusat hingga ke daerah terus berupaya memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
“Beras kita selalu impor dari Thailand dan negara lainnya. Nah, sekarang apa yang menjadi kabutuhan petani pemerintah sudah menyiapkannya melalui cetak sawah ini,” ujarnya.
Orang nomor satu di Bumi Uncak Kapuas dua periode ini berharap, kelompok tani serius mengelola sawah yang sudah dicetak, sehingga mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.
“Untuk mendapatkan hasil yang memadai, mengerjakan sawah ini tidak bisa sambil-sambil. Karena ini sudah program nasional,” ucap Bupati.
Dikatakan Nasir, Kapuas Hulu dengan jumlah penduduk sekitar 254 ribu jiwa masih mengalami defisit beras yang diperkirakan mencapai 3000 ton per tahun. Dengan adanya percetakan sawah ini ia berharap bisa mencukup kebutuhan beras Kapuas Hulu.
“Kita di sini punya potensi beras seluang, maka kualitasnya perlu dijaga. Kemudian para penyuluh berikan bimbingan dalam pengelolaan sawah ini. Bisa mencukupi kebutuhan syukur, lebih baik lagi kalau kita juga bisa ekspor ke Malayasia,” harapnya.
Ke depan, Nasir meminta perencana program cetak sawah terus dimatangkan, terutama berkenaan dengan lokasi. Mengingat Kapuas Hulu hampir separuh daerahnya merupakan kawasan hutan. “Kalau umpama kita paksakan langsung 4000 hektar, tapi berbentur dengan kawasan sulit juga. Maka kita buat kecil dulu nanti bisa penambahan,” jelas Nasir.
Di tempat sama, Dandim 1206/Psb Letkol (Kav) Budiman Ciptadi menuturkan, awalnya Kapuas Hulu mendapat alokasi cetak sawah seluas 2.500 hektar. Setelah Rakor berubah menjadi 2.000 hektar. Namun setelah Rakor terakhir diputuskan Kapuas Hulu hanya mendapat 1.500 hektar.
“Ini karena adanya pemangkasan anggaran. Dibeberapa daerah banyak masyarakat minta. Semoga tahun depan ada kembali. Tanggal 31 Agustus lalu lahan seluas 1.500 hektar tuntas dicetak, tinggal ditanami,” ujarnya.
Dikatakan Dandim, musim tanam rendengan ditargetkan tuntas pada 24 September 2016 mendatang. Untuk itu ia meminta seluruh kelompok tani manfaatkan lahan untuk segera ditanami.
“Antusias masyarakat menerima program cetak sawah ini cukup tinggi. Di Sungai Utik, Kecamatan Putussibau Utara misalnya, masyarakat akan menyiapkan lahan seluas 400 hektar. Sehingga antusias para petani ini menjadi rahmat yang luar biasa,” terangnya.
Dijelaskan Dandim, cetak sawah ini instruksi presiden.
“Dulu mungkin kita ladang berpindah. Sekarang kita siapkan ladangnya melalui sawah ini. Sehingga tahun depan target swasembada pangan nasional dapat terwujud,” harap Dandim.
Ditambahkan Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan Abudrasyid, Khusus di Desa Nanga Awin lokasi cetak sawah seluas 50 hektar yang dikelola tiga kelompok tani. Sementara itu, program cetak sawah di Kapuas Hulu menyasar 10 kecamatan yang tersebar di 33 desa.
“Pencapaian hasil dari 1.500 hektar sawah diprediksi 3,5 ton per hektar atau sekitar 5 ton gabah. Sementara kebutuhan beras untuk Kapuas Hulu sekitar 35.315 ton per tahun untuk 552.64 jiwa,” pungkasnya.
Menurutnya realisasi persawahan di Kapuas Hulu pada umumnya masih terbentur pada minimnya fasilitas, seperti irigasi yang rusak dan tidak berfungsi, terbatasnya ketersediaan benih unggul dan obat-obatan. Kemudian dipengaruhi pula iklim yang kurang kondusif, perkembangan hama dan terbatasnya dana pembinaan. “Untuk mewujudkan swasembada pangan melalui target nasional itu bilamana didukung dengan pendanaan yang memadai,” kata Rasyid.
Laporan: Achmad Munandar, Andreas
Editor: Kiram Akbar