Kutuk Aksi Terorisme, Karolin Minta Rakyat Bersatu

Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, Karolin Margret Natasa

eQuator.co.id.PONTIANAK. Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, dr. Karolin Margret Natasa mengajak masyarakat Kalbar dan Indoensia, bersatu menentang terorisme dan menghadang upaya infiltrasi terorisme unyuk menancapkan pengaruh atau bahkan berkuasa ke dalam elemen-elemen kekuasaan negara.

“Kita meminta agar semua pihak untuk tidak terpancing aksi provokasi kelompok teroris atau mereka yang bersimpati pada teroris untuk memecah belah Indonesia,” kata Karolin di Pontianak, Senin (14/5).

Menurutnya, dalam sepekan ini, sudah terjadi dua kali aksi kejahatan teroris di Mako Brimob dan di Surabaya. Bahkan, pagi tadi, sebuah bom juga kembali meledak di Polrestabes Kota Surabaya.

“Untuk itu, kita harus bersatu karena saat ini intoleransi mengancam kedaulatan negara kita,” tegasnya.

Terkait beberapa rentetan peristiwa tersebut, Karolin yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, menyampaikan bela sungkawa terhadap para korban dan prihatin atas aksi kejahatan teroris tersebut

“Sebagai warga negara Indonesia, kita jelas mengecam aksi biadab teroris dan mengajak masyarakat Kalbar dan seluruh Indonesia untuk bersatu menjaga Pancasila dan berani melawan aksi terorisme dengan memekarkan toleransi dan penghormatan terhadap kebhinekaan Indonesia,” ungkapnya.

Sedangkan sebagai calon Gubernur Kalbar, dirinya bersama calon Wakil Gubernur Kalbar, Suryatman Gidot berkomitmen menjaga iklim kedamaian Kalbar yang selama ini sudah hidup-mekar di Kalbar dan menjadikan Kalbar sebagai miniatur toleransi antar-umat beragama.

“Mari kita bersama-sama mendukung Presiden dan aparat keamanan untuk mengamankan NKRI dari ancaman terorisme,” jelas Karolin.

Dirinya juga meminta kepada masyarakat agar tidak sembarangan memposting hal-hal yang bsia meresahkan masyarakat lainnya terkait aksi terorisme tersebut.

“Kita serahkan dan percayakan kepada aparat kepolisian dan TNI untuk menanggulangi masalah ini. Jangan mduah terprovokasi dan menyebarkan informasi yang belum jelas,” pungkasnya.