Melihat pembangunan Kabupaten Melawi selama 15 tahun, sejak dimekarkan dari Kabupaten Sintang, perlu banyak pembenahan, Dadi Sunarya Usfa Yusra rela meninggalkan kursi legislatifnya di DPRD setempat. Ia memilih maju mendampingi Panji pada Pilkada 2015. Dan, pria kelahiran Sintang 24 Februari 1984 ini pun ‘dinobatkan’ sebagai Wakil Bupati termuda se-Kalimantan Barat, Rabu 17 Februari 2016.
Ocsya Ade CP, Pontianak
SENYUM bahagia Dadi bersama Sang Istri Raisya Sarbina terlihat ketika menerima salam dan ucapan selamat dari sejumlah pejabat pemerintah daerah maupun pusat, usai pelantikan enam Bupati dan Wakil Bupati di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, siang kemarin.
Tak ada kata lain yang diucapkan dua pasangan muda ini, selain bersyukur kepada Allah SWT. Dan, tentu saja berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Melawi yang merestui Dadi menjadi orang nomor dua di satu dari beberapa kabupaten yang ingin memekarkan diri menjadi Provinsi Kapuas Raya.
“Juga berterima kasih kepada semua masyarakat Kabupaten Melawi atas suksesnya Pilkada yang aman dan damai serta memberi kepercayaan kepada Pak Panji dan saya untuk memimpin Melawi lima tahun kedepan,” ucap Dadi, di tengah kerumunan pendukungnya yang sudah menanti untuk bertemu di Mess Melawi, Jalan Abdurrahman Saleh (BLKI), sejak pagi sebelum pelantikan.
Lulusan D3 Tehnik Sipil, Politeknik Negeri Pontianak, ini optimis dapat membenahi Melawi ke arah lebih baik dengan cara dan gayanya sendiri. “Saya termuda di Kalbar. Sebagai orang muda, tekad saya ingin merubah Kabupaten Melawi menjadi lebih baik lagi,” janji Bapak satu anak ini.
Terjun ke dunia politik sejak baru berusia 25 tahun, Dadi memulai karirnya sebagai Legislator di Melawi. Satu periode, pada tahun 2009-2014. Ia dinilai sukses menjadi wakil rakyat, sebab pada periode berikutnya kembali terpilih menjadi anggota DPRD Melawi dengan suara terbanyak.
“Keinginan saya terjun ke dunia politik hingga berani mencalonkan diri Wakil Bupati karena dorongan hati nurani dan panggilan rakyat,” tuturnya.
Di samping itu, sejak hampir 15 tahun dimekarkan dari Kabupaten Sintang, Dadi tahu betul situasi dan kondisi rakyatnya di Melawi. “Saya tahu persis, karena saya putra daerah Melawi,” paparnya.
Sebelum terjun ke dunia politik, Dadi seorang wiraswasta. Keberaniannya banting stir didukung penuh keluarga besarnya yang rata-rata memang bergelut sebagai politisi dan pengusaha. Tentu saja, dukungan lahir dan batin dari istrinya yang berparas ayu meneguhkan hatinya.
Banyak yang berkata, figur muda tak bisa berbuat banyak di kancah politik Kalbar. Orang bilang, masih hijau alias belum cukup pengalaman. Namun, Dadi menepis anggapan setengah prediksi itu. Ia tak minder berdebat dengan mereka yang lebih senior dan tak segan turun langsung ke konstituennya.
“Kuncinya adalah rajin turun ke lapangan. Apa yang diminta atau dikeluhkan masyarakat, itu yang kita perjuangkan. Jangan sekali-sekali membohongi rakyat,” tegas dia.
Sebagai figur muda, Dadi mengaku akan menggandeng para pemuda-pemudi Melawi untuk bersama-sama lebih produktif membangun daerah. Dia berharap ada regenerasi dalam pembangunan.
Ia juga ingin membuang jauh-jauh, merubah image wakil bupati hanya pelengkap. Menurutnya, kalau bicara antara bupati dan wakil Bupati, itu sudah diatur dalam Undang-Undang. Dia yakin di Melawi tidak akan terjadi ‘pecah kongsi’ antara orang nomor satu dan dua seperti yang kerap terjadi di daerah lain se-Indonesia.
“Pak Panji sudah saya anggap sebagai orangtua saya, abang saya. Hubungan kita akan selalu harmonis, karena membangun suatu daerah tidak bisa sendiri, harus bergandengan. Sebelum maju siapa bupati dan wakil, kita sudah membahas dan sudah memiliki jurus-jurusnya. Saya yakin kepada Pak Panji, karena Beliau juga pernah jadi wakil bupati,” demikian Dadi Sunarya. (*)