eQuator.co.id – Singkawang-Landak-RK. KPU Kota Singkawang mengklaim partisipasi pemilih meningkat bila dibandingkan Pemilihan Presiden (Pilpres). Partisipasi Pilwako sebesar 59,8 persen sedangkan Pilpres hanya 57 persen.
“Jadi partisipasi pemilih kita meningkat bila dibandingkan pemilu terakhir yaitu Pilpres. Kalau dibandingkan Pemilukada sebelumnya memang menurun, sebesar 63 persen,” ujar Ramdan, S.Pd.I, Ketua KPU Singkawang di ruang kerjanya, Rabu (15/2).
Penyebab turunnya partisipasi Pemilukada dari periode sebelumnya, kata Ramdan, banyak pemilih yang terdata secara administrasi kependudukan, namun secara fisik tidak berada di tempat. Contohnya di Kecamatan Singkawang Barat. Banyak pemilih yang memang terdata sebagai pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), namun tidak memilih lantaran secara fisik tidak ada di Kota Singkawang. Hal ini bisa dilihat melalui formulir C6.
“Jadi mereka ada yang berada di luar kota dalam propinsi, luar propinsi bahkan berada di luar negeri. KPU tidak berani main coret, nanti KPU yang disalahkan. Karena ini juga melalui mekanisme verifikasi faktual di lapangan,” jelasnya.
Ramdan mengklaim, sosialisasi sudah gencar dilaksanakan. Baik secara langsung di lapangan, melalui spanduk, media cetak maupun elektronik. “Kita akan melakukan evaluasi ke depannya. Sehingga bisa merekomendasikan apabila pemilih sudah tidak ada lagi secara fisik di Singkawang, maka perlu dihapus datanya,” tegasnya.
Dia mengatakan, saat ini masyarakat dapat mengakses situs aplikasi Situng yang diupload secara nasional berdasarkan hasil pindai scan C1. Namun secara resmi, berdasarkan rapat pleno rekapitulasi, kalau di PPK mulai dari 16-22 Februari 2017, sedangkan di KPU mulai 22-24 Februari 2017.
“Kami juga merasa bersyukur dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan Pilwako 2017 ini. Mulai dari pemungutan, penghitungan sampai selesai berlangsung dengan aman dan damai. Kalaupun ada pihak yang tidak puas, maka setelah rapat pleno rekapitulasi dan diumumkan, diberi waktu tiga hari untuk mengajukan gugatan di KPU,” ungkap Ramdan.
Sementara Calon Walikota Singkawang, Tjhai Cui Mie menyoroti masalah partisipasi pemilih yang dinilainya masih rendah. Khususnya di Kecamatan Sungkawang Barat.
“Kenapa partisipasi pemilih di Singkawang Barat masih rendah? Dulunya sekitar 40 persen dan sekarang juga kurang lebih. Padahal Singkawang Barat juga sama seperti kawasan lain,” ujar calon walikota yang memperoleh suara terbanyak itu.
Bahkan timnya terpaksa turun ke lapangan untuk membantu mensosialisasikan dan mengajak masyarakat, agar menggunakan hak pilihnya. “Ada pemilih yang tidak dapat undangan atau C6, jadi kita bantu mereka, agar mereka mau menggunakan hak pilihnya dan mengurangi rasa takut, terutama mereka yang tak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar,” tegas Tjhai Cui Mie.
Ia meminta harus ada evaluasi ke depan. Tim pemenangan Tjhai Cui Mie juga akan melakukan evaluasi terkait partisipasi pemilih. Selain itu akan melakukan pengawalan terhadap hasil perolehan suara hingga rekapitulasi pleno di tingkat KPU.
“Sesuai dengan saksi-saksi yang sudah membawa C1, mestinya dari 405 TPS, kita mendapatkan 38.549 suara atau 42,60 persen dan ditandatangi saksi Paslon,” katanya.
Pilkada Landak
Hasil perolehan suara sementara pasangan Bupati dan Wakil Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa-Herculanus Heriadi di Kecamatan Ngabang meraih 7.328 suara atau 87, 52 persen dan kotak kosong 587 suara atau 12,48 persen.
Jumlah perolehan suara tersebut merupakan data yang direkap dari 19 desa di Kecamatan Ngabang, Kamis (16/2). Sementara yang belum mengantarkan data C1 dan lampiran hanya Desa Mu’ un, lokasinya cukup jauh dari ibukota kecamatan.
“Sementara data yang sudah dientri masuk di PPK Ngabang baru enam desa, yaitu Desa Hilir Tengah, Desa Raja, Desa Sebirang, Desa Pak Mayam, Desa Penyahu Dangku dan Desa Amang,” kata Yosef, Camat Ngabang.
Terkait masalah keamanan, Yosef mengatakan, sebelum maupun pasca Pilkada di Kecamatan Ngabang sangat aman. Pelaksanaannya berjalan baik. Tidak ada gejolak di lapangan. “Ini artinya, tidak terlepas kerjasama dari masyarakat, Linmas, Satpol PP, polisi dan TNI. Demi mengamankan Pilkada Landak,” katanya.
Demikian juga pendistribusian logistik Pilkada di Kecamatan Ngabang, sesuai jadwal KPU Landak. Meski pendistribusian formulir C6, terutama di dalam kota ada yang tidak sampai, seperti nama panggilan berbeda dengan nama nasional.
“Seperti saudara kita warga Tionghoa, mereka juga ada yang menjadi petugas di TPS. Kemudian yang pindah atau meninggal dunia masih ada ditemukan, tapi tidak begitu signifikan,” tutur Yosef.
Sedangkan perhitungan suara di tingkat PPK Ngabang tinggal menunggu data dari Desa Mu’un. Desa ini medannya sangat berat. Apalagi di musim penghujan. “Saya yakin sore nanti (kemarin) mereka pasti datang. Sebab pasti ada kendala dalam perjalanan,” ujar mantan Camat Sengah Temila ini.
Reporter: Suhendra, Antonius
Editor: Kiram Akbar