eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Selama tiga jam, aktivitas perekonomian di Jalan Gajah Mada dan Tanjungpura sempat terhenti, Rabu (22/5). Imbas kericuhan di kawasan Jembatan Kapuas 1 hingga persimpangan Jalan Tanjung Raya 1 dan 2 berakhir, setelah Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Herman Asaribab, dan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono melakukan negosiasi dengan massa.
Didi hadir di lokasi didampingi Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Muhammad Nasir Anwar, dan Komandan Kodim 1207/BS Pontianak, Letkol Arm Stefie Tanjte Nuhujanan, dan beberapa pejabat utama Polda Kalbar. Ia memimpin langsung pengamanan.
Sementara, Edi Rusdi Kamtono didampingi Kasat Pol PP Kota Pontianak, Syarifah Adriana.
Kapolda menuturkan, aksi ratusan massa tersebut akhirnya berakhir. Setelah pihaknya bersama dengan Pangdam Tanjungpura melakukan negosiasi.
“Setelah tadi bersama dengan bapak Panglima Kodam XII/Tanjungpura, dan jajaran TNI lainnya, kita melakukan negosiasi, dan mereka menyadari aspirasi mereka memang kurang elok, dan bisa mengganggu aktivitas kita sehari-hari, dan mereka kembali ke tempat masing-masing,” terangnya.
Dengan begitu, lanjut Didi, seluruh masyarakat Pontianak bisa menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Jenderal bintang dua ini mengatakan, rasa aman adalah milik kita bersama. Bayangkan, kata dia, aksi yang dilakukan tadi membuat masyarakat tidak tenang dan terganggu.
“Terutama di jalan protokol ini, seperti toko-toko yang tutup karena merasa tidak tenang,” jelasnya.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat menjaga situasi Kamtibmas yang sudah sangat kondusif. Sebab merupakan kebutuhan bersama.
Senada, Pangdam Herman Asaribab mengajak semua masyarakat menjaga situasi Kamtibmas. Sehingga pelaksanaan ibadah di bulan suci Ramadan dapat aman dan lancar.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Donny Charles Go, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh berita hoaks. “Faktanya di Jakarta tidak seperti itu,” ujarnya, kepada Rakyat Kalbar, saat dikonfirmasi, Kamis (22/5) pagi.
Dirinya pun meminta masyarakat untuk menahan diri, mengingat kebutuhan rasa aman di tengah masyarakat harus diperjuangkan oleh semua pihak. “Banyak dari masyarakat kita yang menerima informasi tidak lengkap sehingga seolah-olah tidak mendapat keadilan, perlu memperluas pencarian informasi agar perimbang di tengah masyarakat sehingga tidak akan terprovokasi oleh isu apapun,” harapnya.
Terpisah, Gubernur Sutarmidji menyerukan agar seluruh masyarakat Kalbar menjaga kondusifitas keamanan. Selain itu, ia meminta masyarakat tak mudah terprovokasi.
Menyikapi hasil pemilu, kata dia, harus dengan sikap yang bijak. Berbeda pilihan politik itu hal yang biasa. Dan jika proses pemilu memang dianggap banyak kecurangan, mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu pun mendorong agar diproses sesuai mekanisme.
“02 kan sudah akan ke MK. Kite lihat prosesnya di MK. Saye berharap kalbar kondusif. Kalau ade kecurangan, saye setuju diproses. Dan siapkan data-data kecurangan itu ke Bawaslu,” tuturnya, Rabu (22/5).
Soal kericuhan yang terjadi di kota Pontianak, menurutnya, hal tersebut dipicu peristiwa di Ibukota Negara. “Di Jakarta itu pemicunya,” katanya.
Karena itu, pria yang karib disapa Midji ini berpesan kepada masyarakat Kalbar untuk tak mudah terpancing. Bijak dalam menyikapi segala sesuatu.
“Kedepannya, saya berharap, semuanya tetap bisa menyikapi segala sesuatu untuk kepentingan yang lebih besar. Yaitu kepentingan daerah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Edi Rusdi Kamtono melakukan negosiasi dengan massa untuk mengantisipasi agar situasi tidak semakin memanas. Ia mencermati situasi, berusaha menenangkan ratusan massa yang sedang berkumpul di tengah jalan simpang Tanjung Raya.
“Jangan cepat percaya degan postingan yang ada di media sosial,” pintanya.
Imbuh Edi, “Saya tidak setuju adanya penembakan. Saya minta tolong, untuk sementara kita menunggu tentang kabar tersebut. Mohon maaf, tenang”.
Namun pernyataan Edi ini langsung disambut massa. Tentang ketidakpercayaan mereka terhadap aparat kepolisian.
“Kita yang lapor nanti ditangkapi,” teriak massa.
Konsentrasi massa di persimpangan Jalan Tanjungpura, Pontianak, sudah terjadi sejak pagi. Sempat mencekam. Pasalnya, ratusan massa yang bergerak dari Tanjung Raya, Kecamatan Pontianak Timur, memanas.
Usai membakar Pos Lantas Polisi yang berada di turunan Jembatan Kapuas 1 Jalan Sultan Hamid II, mereka berupaya menyerang petugas polisi. Yang berjaga di perempatan lampu merah Jalan Tanjungpura.
Peristiwa itu memaksa kepolisian menutup total akses Jembatan Kapuas 1 menuju Tanjung Raya. Sekitar pukul 09.08 WIB, massa kembali beraksi. Mereka berjalan kaki melewati Jembatan Kapuas 1. Lalu menyerang barikade aparat gabungan TNI dan Polri yang berjaga.
Ketegangan pun tak terhindarkan. Terdengar dentuman bertubi-tubi. Diduga petasan digunakan massa untuk menyerang petugas. Lantas, petugas memberi tembakan ke udara sebagai peringatan.
Suara ledakan pun bersahutan. Seketika suasana mecekam. Batu-batu dan pecahan kaca melayang di atas kepala. Yang dilempari massa. Ke arah barikade petugas gabungan TNI dan Polri.
Seruan polisi dengan pengeras suara agar massa tenang tak diindahkan. Mobil water cannon akhirnya bertindak. Semprotan air berhasil memukul mundur massa. Namun, tak serta merta membuat bubar.
Konsentrasi pengamanan dilakukan secara penuh di persimpangan Tanjungpura. Kapolda Didi Haryono bersama Kapolresta Muhammad Nasir Anwar dan Komandan Kodim Pontianak, Letkol Arm Stefie Tanjte Nuhujanan, turun langsung memimpin pengamanan. Lima unit kendaraan taktis standby di persimpangan lampu merah Jalan Tanjungpura.
Aparat kepolisian juga berupaya melakukan negosiasi, yang dipimpin oleh Kapolresta Anwar Nasir. Akan tetapi aksi itu tak membuahkan hasil. Situasi tetap memanas. Hingga akhirnya beberapa anggota kepolisian mengalami luka di bagian wajah dan kepala. Dan harus dibawa ke luar lokasi.
Tak hanya aparat, beberapa massa aksi pun sempat dilarikan ke rumah sakit. Dengan mobil ambulans. Guna mendapatkan pertolongan.
Pukul 11.50 WIB, petugas mendesak massa mundur dengan menerjunkan beberapa mobil water cannon dan menembakkan gas air mata kepada massa. Satu persatu massa mundur. Petugas berhasil mengamankan sejumlah massa yang ikut dalam kegiatan kegiatan tersebut. Berikut beberapa sepeda motor juga diamankan.
Arus lalu lintas kembali dibuka pada pukul 12.34 WIB dan kembali lancar. Usai aksi tersebut, toko-toko yang berada di sekitar lokasi tampak tutup. Bebatuan pun tampak berserakan di sekitar Jembatan Kapuas 1.
Terkait beberapa fasilitas yang rusak, Wali Kota Edi Kamtono meminta agar masyarakat tidak melakukannya lagi. Karena fasilitas itu juga merupakan milik warga.
“Apabila ingin menyampaikan aspirasinya sampaikan dengan baik – baik dan tidak merusak infrastruktur,” harapnya.
Akibat kericuhan tersebut, kemacetan terjadi di Jalan Imam Bonjol, dan banyak orang harus melewat jalan lain dikarenakan arah ke Jembatan Kapuas 1 dan penyeberangan ferry ditutup hingga sore.
Banyak pengendara mutar balik agar tidak melewati keramaian tersebut, dan ada sebagian warga yang pulang menggunakan sampan. Dan puluhan sopir tronton berhenti di Jalan Imam Bonjol karena tidak bisa lewat. Dan untuk putar balik pun lokasi tempat itu tidak cukup.
Sekitar pukul 15.00 WIB, situasi mulai aman. Tenang. Jembatan Kapuas 1 bisa dilewati oleh pengendara sepeda motor dan menggunakan satu jalur. Tidak bisa dilewati mobil, karena masih ada warga yang berkerumun di Jembatan Kapuas 1.
Laporan: Andi Ridwansyah, Abdul Halikurrahman, Maulidi Murni, Tri Yulio HP
Editor: Yuni Kurniyanto