eQuator.co.id – Pontianak-Rk. Evakuasi pesawat Lion Air JT 174 yang tergelincir saat landing di runway Bandara Internasional Supadio Kubu Raya Sabtu (16/2) sore sulit dilakukan. Pihak otoritas Bandara Supadio baru bisa merampungkannya sekitar pukul 9.05 Wib, Minggu (17/2).
Sampai saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kementerian Perhubungan RI masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti pesawat tersebut tergelincir.
“Kita belum bisa sampaikan apa penyebab kejadian itu. KNKT masih bekerja. Namun memang saat kejadian kondisi cuaca hujan deras,” kata General Menejer Ankasa Pura II Bandara Supadio Pontianak, Jon Mochtarita.
Insiden tersebut tidak membuat badan pesawat rusak. Begitu pula dengan runway Bandara, semua baik-baik saja. Tanpa kurang satu apapun.
Pesawat Lion Air JT 174 yang mengangkut 82 penumpang itu tergelincir di posisi 100 meter dari ujung runway 33. Ujung pesawat keluar dari lintasan landasan. Ban depannya terbenam dalam tanah.
Proses evakuasi dilakukan dengan cara ditarik. Menggunakan tiga unit towing car. Dievakuasi ke Parking Stand Bandara Supadio. Proses evakuasi turut dibantu anggota Danlanud Supadio.
Sekitar pukul 10.10 Wib Minggu kemarin, kondisi runway sudah clear. Pelayanan aktivitas penerbangan pun mulai dibuka. Kini semua aktivitas penerbangan di Bandara Supadio kembali normal.
Jon mengaku, dampak dari insiden tergelincirnya pesawat Lion Air JT 174 tersebut, aktivitas penerbangan di Badara Supadio sempat di close. Setidaknya ada 20 penerbangan yang dibatalkan. Baik yang akan berangkat maupun yang datang di Bandara Supadio. Sebab kondisi runway masih belum clear. “Jam 10.10 tadi (Minggu) keadaan runway sudah clear,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kondisi cuaca serta kondisi ban yang terbenam dan bobot pesawat mencapai 62 ton menjadi hambatan untuk melakukan evakuasi secara cepat. “Dengan situasi itu, maka kita butuh rekayasa evakuasi dengan sistem engineering,” jelasnya.
Pasca-kejadian itu, tentu akan ada evaluasi dengan melibatkan seluruh stakeholder. Hasil investigasi KNKT akan menjadi bahan proses evaluasi nanti. Supaya ke depan hal seperti itu tak kembali terjadi.
Insiden tergelincirnya pesawat Lion Air JT 174 itu tak memakan korban jiwa. Seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan cepat. Kendati semua selamat, namun peristiwa itu menyisahkan trauma bagi para penumpang.
Bahkan ada dua penumpang yang syok berat. Yaitu Ajeng dan Jamiyah. Keduanya terpaksa dilarikan ke RSAU Lanud Supadio. Karena mengalami sesak dan akhirnya pingsan.
Airport Manejer Lion air, Yan Arayana menuturkan, sampai saat ini pihaknya belum mendapat informasi adanya penumpang yang komplain pasca peristiwa itu. “Kita belum mendapat informasi,” ucapnya.
Ia memastikan, saat kejadian seluruh penumpang telah dievakuasi dengan cepat sesuai prosedur. “Jika ada komplain boleh lapor. Silahkan saja. Apa keluhannya,”katanya.
Yan menyebut, pesawat Lion Air JT 174 yang tergelincir itu bertipe 737-800. Pesawat tersebut terbilang masih baru. Pasca kejadian, pesawat tidak mengalami kerusakan.
Ketika dikonfirmasi soal jam terbang pilot pesawat tersebut, Yan mengatakan saat ini pihaknya masih mempelajari datanya.
“Jam terbang pilot masih kita cek. Data (pilot) itu juga menjadi bahan KNKT dalam melakukan investigasi,” pungkasnya.
General Manager AirNav Indonesia Cabang Pontianak, Wahyudi Zufka mengatakan, saat peristiwa pesawat Lion Air JT 174 tergelincir, kondisi hujan memang sangat lebat. “Waktu kejadian, jarak pandang 1000 meter. Masih normal,” ucapnya.
Menurutnya, komunikasi antara AirNav dengan pilot pesawat tersebut saat hendak landing berjalan baik. Sesuai prosedur. “Landing sudah diizinkan,” pungkasnya.
Laporan: Abdul Halikurrahman
Editor: Arman Hairiadi