eQuator.co.id – Nanga Pinoh-RK. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Melawi, Nurbetty Eka Mulyastri Panji mengaku sedih dan prihatin atas maraknya kasus pencabulan di daerahnya. Apalagi yang menjadi korbannya anak bawah umur.
“Itu juga anak-anak kami. Dia akan jadi generasi penerus. Kejadian ini sebenarnya tak pernah terbayangkan akan terjadi,” kata Nurbetty ditemui di Pendopo Bupati, kemarin.
Wanita yang akrab disapa Astrid ini mengatakan, pelaku pelecehan seksual terlebih terhadap anak bawah umur, harus dihukum seberat-beratnya, sehingga ada efek jera. “Sebetulnya secara hati nurani, saya tidak setuju untuk dikebiri. Namun melihat perbuatannya, saya sangat setuju, karena yang jadi korban ini anak-anak kita. Ada yang bilang harus dihukum mati, mungkin entar dululah, kita kebiri saja dulu, agar orang yang melakukan ini mendapat shock terapi,” tegas Astrid.
Astrid juga ingin mendorong sebuah gerakan, dimana satu pria melindungi para wanita. Jadi pria seharusnya menjadi pelindung, bukan penghancur wanita. Apalagi melihat kasus pelecehan seksual, justru pelakunya adalah ayah kandung, ayah tiri, paman bahkan tetangganya. “Mudah-mudahan, tak ada lagi kejadian ini,” harapnya.
Dikatakan Astrid, Tim PKK Melawi sudah berusaha memberikan penyuluhan kepada anak-anak TK, Paud dan SD. Dia mengaku sosialisasi yang dilakukan PKK, menjelaskan tentang empat daerah terlarang anak perempuan yang tak boleh disentuh oleh orang lain, kecuali bunda atau ayahnya.
“Yaitu daerah mulut, dada, sela-sela paha dan dianus. Ini sudah kami sosialisasikan terus,” ungkap Astrid.
Kemudian pengaruh IT, saat ini mengikuti perkembangan zaman dan sudah marak sekali. Dari kecil, dewasa hingga tua sudah menggunakan Handphone (Hp). Dari Hp itulah yang memberikan dampak paling besar, hingga berpengaruh pada tindakan asusila.
“Terlebih Hp yang canggih, bisa buka internet dan membuka situs-situs porno hingga membuat teransang. Kemudian mencari siapa yang bisa untuk melampiaskan birahinya. Nah, biasanya yang menjadi korban, anak-anak yang tidak tau. Yang tidak mengerti melakukan hubungan ini bisa hamil,” jelas Astrid.
Dikatakannya, tugas semua pihak di Melawi sangat berat. Astrid berjaanji akan terus memberikan pengetahuan kepada warga, tentang bahayanya pelecehan seksual dan melindungi anak-anak. (ira)