Ketua DAD Sanggau Minta Aparat Tak Salahkan Masyarakat

Bupati memimpin Rakor penanganan Karhutla yang berlangsung di lantai I Kantor Bupati Sanggau, Kamis (15/9)---Kiram Akbar

eQuator.co.id – SANGGAU-RK. Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau, Yohanes Ontot meminta aparat tidak menyalahkan masyarakat terkait kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalbar. Karena bercocok tanam dengan cara yang dilakukan masyarakat seperti saat ini sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka dan sudah menjadi kearifan lokal yang diakui.

“Tidak bisa juga kita menyalahkan aparat penegak hukum dalam hal ini. Dan tidak bisa juga kita menyalahkan masyarakat petani. Kita harus mampu melihat persoalan ini secara jernih, dampak dari pembakaran lahan ini yang dilakukan masyarakat sampai hari ini seperti apa? Apakah bisa menyebabkan kabut asap atau udara tidak segar,” kata Ontot kepada wartawan.

Bicara aturan, lanjutnya, masih mempertimbangkan kearifan lokal yang membatasi maksimal dua hektar untuk membuka lahan dengan cara membakar.

“Tapi kalau di kampung itu kan tidak ada yang sebesar itu, kalau untuk nanam padi, dua hektar itu dah luar biasa luasnya. Kalau dihitung-hitung, satu hektar jak bisa untuk dua tahun, apalagi dua hektar,” ujarnya

Terkait diproses hukumnya salah satu warga masyarakat akibat diduga melakukan pembakaran, lanjut Ontot, bisa jadi yang bersangkutan diperalat pihak-pihak tertentu.

“Kalau sudah diproses, tetap ikuti prosedur hukum yang berlaku, pemerintah tetap mempertimbangkan kearifan lokal yang ada,” terangnya.

Kepada masyarakat, Wakil Bupati Sanggau itu mengajak untuk berkoordinasi dengan aparat desa dan aparat keamanan setempat jika ingin membuka lahan dengan cara membakar.

“Masyarakat harus ikut mekanismenya, pertama, harus lapor dengan kepala desa. Kedua, buatkan skat api sehingga tidak menjalar kemana – mana. Tiga, dia harus gotong royong kalau membakar,” jelasnya.

Namun, jika ada masyarakat yang sengaja melakukan pembakaran dengan maksud mengganggu keamanan dan kenyamanan, Ontot mempersilakan untuk ditndak tegas.

“Kalau dia sengaja lempar puntung rokok sembarangan yang menyebabkan lahan terbakar, itulah yang membuat nama masyarakat adat tidak bagus. Masyarakat adat ini kan bisa Dayak, bisa Melayu, bisa China dan lain sebagainya. Masyarakat juga saya minta kalau ada yang sengaja membakar, tangkap dia, laporkan,” tegasnya. (KiA)