eQuator.co.id – Sungai Kakap-RK. Senyum sumringah terpancar dari raut renta Nek Ramla. Beban pikirannya dan ketakutan tertimpa gubuk reotnya berangsur sirna setelah menerima dana bantuan yang diinisiasi Bagian Sosial pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kubu Raya, Senin (17/12) siang.
Wanita 74 tahun ini hidup sendiri di gubuk yang nyaris roboh. Tepatnya di RT 005/RW 005 Dusun Nirwana Desa Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Bantuan dana itu akan dipergunakan untuk memperbaiki gubuk reotnya. “Alhamdulliah, Allah kambulkan doa saya, terima kasih pak,” kata Nek Ramla saat menerima bantuan uang dari Kepala Bidang Sosial pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kubu Raya, Muhammad yang didampingi Kepala Desa Sungai Kakap, Hendri Oktavia.
Nek Ramla bercerita bahwa saat ini gubuknya sudah semakin reot dan bocor setelah beberapa bulan lalu saat diberitakan Rakyat Kalbar. Maka tidak banyak keinginan Nek Ramlah saat ditemui Rakyat Kalbar kala itu. Disisa umurnya, hanya ingin tinggal di rumah yang layak. “Kite berharap tadak lah masuk hujan, basah, karena kalau malam kite dah numpang tempat orang tidur,” jelasnya.
Dirinya berterimakasih kepada Dinas Sosial dan Bank Kalbar yang telah peduli menyisihkan bantuan guna merenovasi gubuknya.
“Terimakasih lah, semoga tuhan membalas kebaikan yang diberikan kepada saya,” ucap Nek Ramlah.
Kepala Bidang Sosial pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kubu Raya, Muhammad menuturkan, pihaknya mendapat informasi permasalahan rumah tak layak huni milik Nek Ramla dari salah seorang warga Desa Sungai Kakap.
Karena kondisinya sangat memprihatinkan. “Bertanya kepada saya apakah bisa diberikan bantuan renovasi rumah,” jelasnya.
Dijawab Muhammad, sebenarnya Dinas Sosial tak menganggarkan bantuan untuk rumah tidak layak huni. Kemudian dirinya berinisiatif mencarikan dana dengan cara lain. Dengan melibatkan teman-temannya di SKPD-SKPD lingkungan Pemkab Kubu Raya.
“Seberapa mereka ikhlas dari mereka kami kumpulan dari per individu-individu kawan semua, sehingga dari kami ada sekitar 5 juta dana yang kita kumpulkan,” ungkapnya.
Tak berhenti sampai di situ, Muhammad kemudian mencarikan dana tambahan. Dia lantas bekerja sama dengan Bank Kalbar Kubu Raya. Lantaran hubungan mereka baik, sehingga para karyawan Bank Kalbar turut membantu mengumpulkan uang. Terkumpulah Rp4 juta. “Sehingga total ada Rp9 juta yang kita serahkan ke Nek Ramla,” jelasnya.
Dirinya menitipkan pesan kepada keluarga, Kades Sungai Kakap, RT serta warga setempat dapat sekiranya segera melakukan renovasi gubuk Nek Ramlah. Wewujudkan keinginan wanita jompo tersebut menempati rumah layak. Muhammad mengaku pemberian bantuan uang guna merenovasi rumah tidak layak huni kemarin merupakan perdana dilakukan pihaknya. “Kedepan Insya Allah kami akan bekerja sama dengan instansi terkait Bank Kalbar, BNI dan lain sebagainya,” lugas Muhammad.
Kades Sungai Kakap Hendri Oktavia mengucapkan terimakasih kepada Dinas Sosial atas upayanya yang telah memberikan bantuan kepada Nek Ramla. “Tentunya kami dari pihak desa juga akan menambah kekurangan dari bantuan yang diberikan,” katanya.
Dijelaskannya, pihak pemerintah desa baru saja melakukan sosialisasi bantuan stimulan perumahan swadaya. Ada sekitar 150 rumah di Desa Sungai Kakap yang terdaftar.
“Kita berharap kemarin rumah Nek Ramla juga masuk. Karena kami di tahun 2015 sempat mendata rumah yang tidak layak huni ada sekitar 270 rumah,” ungkapnya.
Namun kata dia, yang menjadi kendala utama bantuan rumah tidak layak huni selama ini adalah status kepemilikan tanah. Maka dari 150 rumah yang didata, setelah diverifikasi konsultan kurang lebih 50 diantaranya tidak memiliki tanah.
“Kita pun berharap kemarin rumah Nek Ramla ini bisa dimasukkan. Namun karena tidak memiliki tanah, sehingga memang kita susah untuk memberikan bantuan,” tuturnya.
Tak hanya itu, saat ini pemerintah desa terbentur dengan aturan dalam penggunaan dana desa. Dana desa yang setiap tahun makin besar, pihaknya berencana memberikan bantuan apabila aturan dan petunjuk teknis membolehkan. Apalagi Desa Kakap merupakan kawasan pesisir, sehingga banyak nelayan yang perlu rumah sehat. “Yang punya ventilasi, harus punya WC itu yang dinamakan rumah sehat,” tutur Hendri.
Laporan: Andi Riswansyah
Editor: Arman Hairiadi