eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Sepekan lagi, semua umat Muslim akan merayakan hari raya Idul Fitri. Tentu semua menyambutnya dengan suka cita. Berbeda dengan Iskandar. Warga Simpang Punggur, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya ini terpaksa kehilangan tempat tinggal.
Ia baru saja mendapat musibah kebakaran. Rumah di kawasan Jalan Raya Sungai Kakap yang dihuninya, kini menjadi arang setelah dilahap api, Kamis, (7/6) sekira pukul 13.00 Wib. Rumah yang berukuran 10 x 12 meter itu terbakar, diduga karena korsleting listrik. Api cepat membara karena rumah ini terdapat bahan material yang mudah terbakar. Apalagi, saat kejadian cuaca tengah panas dan angin bertiup kencang.
Pantauan di lapangan, api baru dapat dipadamkan petugas pemadam kebakaran, sekitar pukul 14.00 Wib.
“Tidak ada barang yang dapat diselamatkan. Kecuali tabung gas dan pakaian yang dipakai jak yang dapat diselamatkan,” tutur Iskandar ditemui awak Rakyat Kalbar, Kamis (7/6) siang.
Iskandar, istri dan anak-anaknya saat ini hanya bisa bersedih. Karena disaat semua orang menanti hari kemenangan, keluarganya justru mendapat musibah. Meski demikian, dia tetap bersyukur karena keluarganya dapat diselamatkan dari musibah ini.
“Anak saya Rehan, tadi menangis. Dia bertanya sama saya ‘Pak bagaimana kita mau sekolah nih, semua baju, buku habis terbakar’,” ujar Iskandar menirukan anak lelakinya.
Saat ini, Iskandar hanya bisa berharap bantuan dari para dermawan dan pemerintah untuk meringankan beban keluarganya.
“Kalau ada yang bisa membantu meringankan beban kami, baik itu baju, buku, saya sudah bersyukur, karena tak ada yang bisa diselamatkan,” harap dia.
Mengenai kejadian ini, Iskandar mengetahuinya dikala dia sedang bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah toko yang tak jauh dari rumah. “Saya tengah kerja, pas kejadian saya disusul oleh tetangga, yang bilang rumah saya terbakar,” jelasnya.
Mendapat informasi tersebut, dia kemudian segera pulang dan berusaha memadamkan api. “Ketika saya ke lokasi api sudah besar dan membakar seisi rumah,” tuturnya.
Sementara itu Yuyun, istri Iskandar tampak menangis sambil meratapi rumahnya yang sudah menjadi arang tersebut. Sambil mengelap airmatanya ia bercerita, kebakaran ini terjadi dikala dia sedang di dapur membuat kue untuk dihidangkan pada hari lebaran nanti.
“Saya tengah buat kue di dapur, tak lama Bibi saya mencium bau kabel terbakar disertai asap. Saya lihat, ternyata api berasal dari kilometer listrik di depan kamar saya,” ceritanya.
Disaat bersamaan, Yuyun juga melihat gorden depan kamarnya sudah terbakar. Dia kemudian keluar rumah menyelamatkan diri dan anaknya, sembari meminta pertolongan warga.
“Saya menyelamatkan anak saya dan sempat juga melemparkan tabung gas keluar, karena ada di depan mata saya. Sementara barang-barang yang lain habis terbakar,” kisahnya.
Yuyun bahkan sempat menyiramkan air pada titik api dengan menggunakan ember dan dibantu dengan warga setempat. “Kami siram pakai air sungai depan rumah. Karena licin, beberapa kali saya juga terjatuh dan saya juga menderita luka bakar di kulit kepala saya,” ungkapnya.
Dikatakannya, akibat kejadian ini,tak satu pun barang-barang di rumah tersebut dapat diselamatkan.
“Ada televisi, kulkas, lemari dan surat-surat seperti Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Akte Kelahiran, SIM dan beberapa uang untuk keperluan sehari-hari,” kenangnya.
Ditemui di lokasi, Elli sepupu Iskandar juga menerangkan, karena jaraknya begitu jauh, sehingga membuat petugas pemadam kebakaran terlambat tiba di lokasi.
“Pemadam kebakaran agak terlambat datang ke lokasi, karena banyak warga yang tidak memiliki kontak pemadam kebakaran. Akhirnya rumah hangus,” katanya.
Diceritakanya, rumah satu lantai tersebut adalah milik ibunya, alm Hj. Jamilah Usman. Daripada kosong, sejak ibunya meninggal 4 tahun lalu, rumah itu ditumpangkan ke keponakan ibunya, tak lain Iskandar. Kini, rumah itu menjadi kenangan.
Laporan: Andi Ridwansyah
Editor: Ocsya Ade CP