eQuator – Kebanyakan tidak menyadari atau mengetahui bahwa 14 November, hari ini diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia, hari lahirnya Dokter Frederick Banting, penemu Insulin yang telah menyelamatkan jutaan penderita kencing manis di seluruh dunia.
Kencing manis (diabetes mellitus) sebenarnya telah diketahui sejak 1552 Sebelum Masehi (SM) di Mesir. Kala itu, penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang ditandai dengan seringnya kencing dan dalam jumlah banyak, penurunan berat badan secara cepat tanpa disertai rasa nyeri.
Pada 400 SM, Penulis India, Sushratha menamakan penyakit di Mesir itu dengan Penyakit Kencing Madu (Honey Urine Disease). Selanjutnya pada 200 SM, Aretaeus menamakannya Diabetes (mengalir terus), dan Mellitus (manis).
Penyakit yang sudah sedemikian “tua” ini ternyata masih menjadi masalah besar di Indonesia. Bukan dikarenakan tidak adanya insulin, tetapi dikarenakan terlambatnya diagnosis.
Pasien umumnya terdiagnosis setelah Diabetes menimbulkan komplikasi. Sebagai contoh, Diabetes Tipe 1 pada anak biasanya terdeteksi dalam kondisi berat yang dapat mengancam kehidupan.
Selain itu, dikarenakan rendahnya pengetahuan kesehatan secara umum dan kepedulian masyarakat terkait masalah diabetes. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa diabetes dapat terjadi pada anak. Bahkan sebagian besar masyarakat tidak mengetahui gejala diabetes (banyak kencing, banyak minum, berat badan turun drastis dan lemas).
Patut disadari, bahwa penyakit diabetes dapat terjadi dikarenakan gaya makan modern, seperti mengkonsumsi makan siap saji, rendah serat dan olahan pabrik yang cenderung mengandung pemanis dalam kadar yang tinggi. Belum lagi diperparah dengan ketergantungn dengan alat transportasi ketiga berpergian
Data Rikesda 2007-2008 melaporkan bahwa 93 persen orang Indonesia yang tinggal di perkotaan kurang mengkonsumsi sayuran, dan 48 persen orang kurang melakukan aktifitas fisik.
Keengganan sebagian masyarakat untuk berobat pada tenaga kesehatan profesional juga merupakan kendala bagi penanganan diabetes di Indonesia. Masih banyak penderita diabetes yang hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut dan bertahan atau beralih pada pengobatan tradisional yang sering kali menjanjikan kesembuhan.
Kampanye kesadaran tentang diabetes melalui Hari Diabetes Sedunia hari ini, nampaknya belum mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang penyakit kencing manis ini. Diperlukan upaya yang lebih keras lagi agar masyarakat dapat segera menyadari gejalanya dan segera berobat ke ahlinya. (mordiadi)