eQuator.co.id – LANDAK -Calon gubernur (cagub) Kalbar nomor urut 2, Karolin Margret Natasa memperkenalkan bahan bakar ramah lingkungan berbahan biji sawit untuk kebutuhan memasak pada peringatan Hari Kartini di Ngabang, Kabupaten Landak, Kamis (19/4).
Diberi nama Kompor Sawit Karolin Margret Natasa (KMN), Karolin melaunching sekaligus mendemokannya, memasak bersama-sama masyarakat Landak.
“Ini salah satu produk kita yang kita tawarkan sebagai produk ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan. Jadi kompor ini menggunakan bahan baku biji sawit yang banyak terdapat di sekitar kita untuk menghadapi kelangkaan terhadap bahan bakar dan juga untuk menghemat biaya rumah tangga,” kata Karolin.
Persoalan kelangkaan bahan bakar gas untuk memasak, memang kadang kala membuat gerah masyarakat terutama para ibu. Karolin mengatakan, dengan adanya kompor sawit ini, kedepan masyarakat tidak perlu lagi bingung karena sudah ada bahan bakar alternatif ini.
Karolin menuturkan, launching yang digelar ini sebagai salah satu bentuk uji coba di Kalbar yang nantinya akan dikembangkan. Sebenarnya, kompor berbahan bakar sawit ini telah diterapkan sejak beberapa tahun lalu, terutama di sejumlah daerah di Indonesia yang memiliki sumber daya alam kelapa sawit.
“Rencana pengembangannya, kita akan uji coba untuk tahap pertama kepada beberapa ratus masyaraka untuk kita lihat bagaimana perkembangannya,” terangnya.
Apabila kompor sawit ini dirasa sangat bermanfaat khususnya sebagai salah satu solusi mengatasi kelangkaan bahan bakar untuk memasak, maka jika dirinya dipercaya memimpin Kalbar, Karolin siap untuk mengembangkannya ke seluruh daerah di Kalbar.
“Dan kalau memang dirasakan manfaat oleh masyarakat, bisa juga nanti dijual bebas dengan subsidi dari pemerintah,” ucapnya.
Untuk pertama kalinya, kompor berbahan plat aluminium dengan bahan bakar biji sawit diperkenalkan pada 2009 lalu. Adalah Bayu Himawan dan Achmad Witjaksono yang pertamakali menemukan dan sudah memiliki hak paten.
Hadir di acara launching, Bayu yang merupakan tim ahli Paslon Pilgub Kalbar nomor urut 2 Karolin-Gidot ini menjelaskan temuannya itu.
“Kompor dengan bahan bakar 200 gram biji sawit kering ini bisa menghasilkan nyala api selama 50 menit,” katanya.
“Kalau satu kilogram biji sawit kering, maka bisa menghasilkan nyala api selama 250 menit atau 4 jam 10 menit,” timpal pria yang pernah menjadi Dewan Perimbangan Presiden (Wantimpres) di era Presiden SBY ini.
Kompor sawit antimeleduk karena tidak menggunakan sumbu. Bayu menerangkan, perut kompor yang terdiri atas dua bagian, tangki penampungan dan pembakaran biji sawit di bagian bawah serta sarangan pengatur api di bagian atas.
“Cara kerja kompor ini dengan memanfaatkan aliran udara dari bawah yang menuju atas akibat adanya api pada biji sawit yang dibakar di dalam tangki penampung sawit,” paparnya.
Kompor plat aluminium berbahan bakar biji sawit ini pernah digunakan oleh Kementerian Transmigrasi sebanyak 5.000 unit pada 2009. Dibagikan di lima daerah transmigrasi, yakni Kalimantan Barat, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Bengkulu.