eQuator.co.id – Sintang-RK. Dua pekan menjelang Ramadhan, harga sejumlah kebutuhan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional Kabupaten Sintang mulai naik. Kenaikan semakin hari kian tak terbendung.
Kondisi ini sangat meresahkan warga, terutama ibu rumah tangga. Mereka khawatir, pada Ramadhan nanti kenaikan harga sembako semakin menggila. “Yang sekarang saja sudah tak terbendung. Sementara, warga yang penghasilan pas-pasan kasihan mengatur uang belanjanya,” keluh Maria, warga Baning, belum lama ini.
Ibu dua anak ini berharap, kenaikan harga yang mulai menggila ini dapat ditekan. Syukur-syukur bisa diturunkan. Pemerintah diminta tak tinggal diam dengan kondisi ini. “Janganlah momen menghadapi puasa Ramadhan ini sudah di ambang mata, lalu dimanfaatkan untuk menaikkan harga. Kasian dengan warga yang memang penghasilan pasa-pasan,” keluhnya lagi.
Pantauan Rakyat Kalbar di beberapa pasar tradisional di Sintang, jika pekan lalu harga gula pasir berkisar Rp13 ribu per kilo naik menjadi Rp15 ribu atau Rp16 ribu perkilo.
Kepala Bidang (Kabid) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Sintang, Titus membenarkan saat ini kenaikan harga sejumlah barang sembako di Kabupaten Sintang mulai naik.
“Sampai pekan ke empat ini, sejumlah barang memang mengalami kenaikan barang, seperti gula pasir yang tadinya Rp 15 ribu per kilogram naik menjadi Rp16 ribu per kilogram, daging sapi dari Rp135 ribu per kilogram menjadi Rp140 ribu per kilogram, daging ayam Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu per kilogram, cabai rawit merah Rp 42.500 per kilogram menjadi Rp45 ribu per kilogram dan sejumlah barang lainnya,” ujarnya.
Ia mengaku akan terus memantau kenaikan harga di pasar dan di sejumlah tempat. Jika masih mengalami kenaikan yang cukup signifikan maka pihaknya akan turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan.
“Tapi tak semua sembako yang mengalami kenaikan, seperti beras, tepung terigu, dan minyak hingga saat ini harganya masih stabil. Harga barang yang naik ini dikarenakan beberapa faktor misalnya kurangnya ketersediaan barang tapi ada juga beberapa barang yang stoknya memang ada tapi harga tetap naik mungkin dikarenakan daya beli masyarakat yang cukup tinggi,” ucapnya.
Reporter: Achmad Munandar
Editor: Kiram Akbar