Kemeriahan Hari Raya Natal 2016, Banom NU Bersihkan dan Menjaga Gereja

BANOM NU. Ormas Islam yang tergabung dalam Banom NU Kabupaten Sekadau membersihkan Gereja Katolik Santa Maria Berduka Cita di Dusun Ensaguk, Desa Semabi, Sekadau Hilir, Jumat (23/12) pagi. ABDU SYUKRI

eQuator.co.id – Sekadau-RK. Toleransi antarumat beragama di Kabupaten Sekadau berjalan sangat baik. Terlihat dari kepedulian organisasi masyarakat (Ormas) Islam terhadap rumah ibadah dan pelaksanaan ibadah umat lainnya.

Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) Sekadau mencetuskan kepedulian tersebut. Ormas itu membersihkan Gereja Katolik Santa Maria Berduka Cita di Dusun Ensaguk, Desa Semabi, Sekadau Hilir, Jumat (23/12) pagi.
Banom NU yang hadir dalam kegiatan tersebut, GP Ansor, Banser (Barisan Ansor Serbaguna) NU, Pagar Nusa, IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) dan PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Kabupaten Sekadau. Sekitar 20-an orang yang ikut membersihkan gereja.

Koordinator kegiatan, Tambong Sudiyono mengatakan, bakti sosial (Baksos) ini sudah direncanakan sebelumnya. “Niat kita untuk menjaga keharmonisan dan meningkatkan persatuan antarsesama umat beragama,” kata Abong, sapaan akrabnya.

Dikatakan dia, kegiatan Baksos ini akan terus dilakukan setiap tahunnya oleh Banom NU. “Jadi bukan hanya masjid saja yang kita bersihkan, gereja, pekong (vihara) dan tempat ibadah lainnya secara bergiliran. Kita tentu harus menebarkan rasa persatuan dan kesatuan antarmanusia, karena kita adalah Indonesia yang berbudaya dan beretika. Maka harus kita tanamkan rasa solidaritas antarsesama manusia,” tegas Abong.

Ketua GP Ansor Sekadau, Muhyi Sidiq mengatakan, kegiatan bersih gereja dalam rangka menyambut hari raya Natal umat Kristiani ini sudah kali kedua. “Pertama kita bersihkan gereja di Simpang Empat Kayu Lapis, Desa Gonis Tekam,” ucapnya.

Tak hanya membersihkan gereja, saat perayaan Natal 25 Desember besok, Banom NU juga akan terjun melakukan pengamanan di gereja. “Kita kerjasama dengan pihak kepolisian untuk membantu pengamanan pada hari Natal. Ada sekitar 20 orang yang akan kita turunkan. Ini sudah tahun ketiga, kita terlibat dalam pengamanan Natal,” ungkapnya.

Apa yang dilakukan NU, langsung dipuji tokoh masyarakat Kristen, Florus. “Kita acungkan jempol dengan teman-teman muslim,” ulasnya.

Florus mengaku sudah sering melihat Ormas muslim tersebut terlibat dalam pengamanan Natal. “Kedepan mungkin kita juga harus terlibat dalam pengamanan lebaran,” ujar Florus.

Selain itu mendapat apresiasi Matius Anyi, pimpinan umat Kristiani Dusun Ensaguk. Dia menilai, kegiatan bersih-bersih sekeliling halaman dan dalam gereja oleh Banom NU adalah hal yang sangat luar biasa.

“Ini merupakan hal yang bagus, mencerminkan toleransi antarumat beragama. Kami sangat berterimakasih dan mendukung kegiatan ini. Apalagi sebentar lagi hari raya Natal, maka sangat diperlukan gotong-royong seperti ini,” ujar Anyi kepada wartawan, kemarin.

Masyarakat Desa Semabi, wilayah seberang Sungai Kapuas di bagian Utara Kabupaten Sekadau itu mayoritas beragama Katholik. Selama ini meraka hidup berdampingan dengan umat Islam.

Anyi berharap hubungan baik ini akan tetap terjaga. “Nanti ketika saudara kita yang beragama Islam di Desa Semabi ini mau lebaran, kita bantu membersihkan masjid. Saya yakin jika ini diterapkan di semua kalangan dan daerah di Kabupaten Sekadau, tentu hal-hal yang bisa memecah belah umat manusia tidak akan terjadi,” yakinnya.

Siap Tampung Jamaat

Gereja Santo Fransiskus Asisi Singkawang Jalan Diponegoro siap sambut seribu lebih jemaat pada Misa Natal Sabtu (24/12) malam dan Minggu (25/12).

“Penyambutan jamaat yang akan menghadiri ibadah Natal mulai ramai pada Sabtu sore hingga menjelang malam hari,” ujar Pastor Stefanus Gatot, Jumat (23/12).

Dia mengatakan, puncak persiapan penyambutan Natal akan ramai pada Minggu pagi. “Saat ini persiapan Gereja Santo Fransiskus Asisi sudah mencapai 100 persen. Pengurus gereja juga menambah tenda-tenda untuk menampung seribu lebih jemaat yang diperkirakan akan hadir dalam ibadah Natal,” jelas Stefanus Gatot.

Kapolres Singkawang, AKBP Sandi Alfadien Mustofa mengatakan, saat ini jajarannya sudah melakukan Operasi Lilin Kapuas. Menerjunkan 200 lebih personil dan melibatkan TNI dan Pemkot Singkawang. Petugas gabungan ini menjaga rumah ibadah, maupun lokasi wisata di Kota Singkawang.

“Kepolisian siap menindak tegas siapa saja yang akan mengganggu situasi Kamtibmas di Kota Singkawang,” tegas AKBP Sandi.

Kasi Binmas Islam Kemenag Kota Singkawang, Mukhlis mengatakan, masyarakat jangan salah mengartikan isu yang berkembang terkait fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal larangan umat muslim memakai atribut agama lain.

“Masyarakat harus memahami dengan baik, larangan tersebut bukanlah aksi sweeping seperti isu yang dikembangkan saat ini. Imbauan dan larangan hanya diperuntukkan umat Islam, agar tidak memakai atribut agama lain,” katanya.

Hingga saat ini, kata Mukhlis, Kemenag Singkawang belum menerima adanya laporan dari masyarakat, terkait paksaan bagi perusahaan atau instansi lain terhadap karyawan muslim untuk memakai atribut agama lain.

Pernak-Pernik Laris

Menjelang perayaan Natal, beberapa toko di Kota Sanggau diserbu pembeli yang memburu pernak-pernik serta aksesoris Natal. Seperti terlihat di salah satu toko di Jalan A. Yani Sanggau.

Toko yang semulanya menjual mainan, kini harus menambah koleksi jualannya dengan berbagai jenis pernak-pernik Natal, mengingat tinggi permintaan.

Dony P, pemilik toko pernak-pernik Natal di Kota Sanggau itu mengaku, harga pernak-pernik yang dijual di tokonya ini rata-rata tiga kali lipat lebih murah, ketimbang di pusat perbelanjaan atau mall di Kota Pontianak. Pernak-pernik yang dijual di tokonya beragam, mulai dari aksesoris, pohon Natal, lampu-lampu dan lainnya.

“Beberapa hari menjelang hari raya Natal, toko ini mulai ramai dikunjungi umat Kristiani. Mereka datang dari berbagai daerah, berbelanja pernak-pernik Natal,” katanya.

Dikatakannya, pernak-pernik yang banyak diminati umat Kristiani pada umumnya adalah pohon Natal. Untuk pohon Natal dibandrol mulai dari harga Rp150 ribuan hingga Rp750 ribuan. Dalam sehari bisa terjual antara 1-3 pohon Natal dengan berbagai ukuran dan harga. “Kita juga menjual, pernak-pernik lain seperti aneka bola lampu hias,” jelas Dony.

Berbagai pernak-pernik Natal yang dijualnya tersebut diambil dari Kota Pontianak. “Jika mengambil di Malaysia, sekarang sudah sangat sulit, karena ketatnya pengawasan,” ungkapnya.

 

Laporan: Abdu Syukri, Suhendra, Kiram Akbar

Editor: Hamka Saptono