eQuator – Ada tiga pilar pembangunan olahraga di Indonesia, menurut Undang-Undang Nomor 3 tentang Sistim Keolahragaan Nasional. Yakni olahraga prestasi, olahraga rekreasi dan olahraga pendidikan.
“Yang kita laksanakan ini adalah bagian dari (pilar) olahraga pendidikan. Olahraga pendidikan tujuannya bukan semata-mata untuk berprestasi tapi lebih menekankan bagaimana aspek pembudayaannya,” ucap Deputi Olahraga Pendidikan Kemenpora RI, Herman Chaniago.
Hal itu disampaikannya usai menghadiri pembukaan Festival Olahraga Pendidikan di Kampus IKIP-PGRI Pontianak, Jalan Ampera, Rabu (25/11) sore.
Lebih lanjut, Herman menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan atas kerja sama kementeriannya, Dispora Kalbar dan universitas ini guna memenuhi kebutuhan olahraga peserta didik. Mulai dari sekolah dasar, menegah sampai pendidikan tinggi. Bahkan, pendidikan formal dan nonformal yang berada di masyarakat.
“Kita harapkan terjadinya kebugaran. Kebugaran ini penting serta diperlukan untuk beraktifitas. Semua kebugaran perlu dilakukan. Kita lihat anak-anak kita sekarang banyak yang gadget. Bagaimana mereka punya daya tahan dan kebugaran yang bagus dalam bekerja, kalau hanya kerjanya maenin gadget-gadget ini. Ini (festival olahraga) salah satu medianya,” ucapnya.
Di samping itu, melalui program membudayakan olahraga di lingkungan pelajar oleh kementerian tersebut, dia mengharapkan adanya peningkatan prestasi dalam arti yang luas. Salah satunya prestasi yang mendukung bidang akademik.
“Kalau bugar dia, dia bisa bertahan lama untuk belajarnya. Kemudian sebagai ajang untuk silaturrahim. Kan mereka calon pemimpin nantinya. Kalau dari sekarang mereka sudah say hello satu sama lain, diharapkan ke depan lebih mudah lagi di masyarakat,” paparnya.
Terkait dengan Festival Olahraga Pendidikan, Herman mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya digulirkan. Untuk tahap awal terdapat lima provinsi termasuk Kalbar yang menyelenggarakannya. Festival ini pun tidak akan dibiayai tiap tahunnya. Kegiatan ini hanya menjadi pemicu yang diharapkan akan dilanjutkan oleh Dispora Kalbar.
“Kenapa Kalbar dipilih. Kalbar salah satu provinsi yang punya komiten dalam memajukan olahraga. Lima provinsi itu, diantaranya Lampung, Jogja, Aceh, Kalbar, satunya saya lupa. Nah ini punya komitmen. Dan ini sifatnya stimulasi saja. Mengingat anggaran kita kecil, kecil sekali. Mudah-mudahan ini bisa ditindaklanjuti, kita sebenarnya ingin menjangkau semua wilayah, tapi apalah daya,” ucapnya.
Rencananya, untuk tahun-tahun berikutnya, 34 provinsi di Indonesia akan digilir untuk diadakan Festival Olahraga Pendidikan ini. Namun apakah akan dipilih lima provinsi lagi atau tidak, tergantung dana. Menurutnya, bisa kurang dari lima provinsi atau lebih dari lima provinsi sekaligus.
“Tergantung anggaran tersedia, nggak bisa, amunisi nggak ada mau bilang apa kita, kerja pakai apa, intinya amunisi. Amunisi besar, kita makin besar. Selama ini kita punya perencanaan. Ke depan kita mau bikin se-regional. Gaungnya luar biasa, kita kemas dalam acara-acara tertentu. Ada aktifitas olahraganya, ada debat masalah-masalah keolahragaan yang dikolaborasikan dengan bakti sosial dan lainnya. Tapi itu tergantung dukungan amunisi, anggaran itu lagi,” ulasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar, Syawal Bondorekso menyambut baik dengan kegiatan tersebut sebagai implementasi amanat Undang-Undang SKN. Alasan memilih IKIP-PGRI sebagai tuan rumah dari kampus-kampus yang ada, karena IKIP dinilai cukup komit dengan bidang olahraga.
“Mereka mempunyai 10 prodi dan 4 fakultas salah satunya bergerak di bidang keolahragaan. Sekarang mereka mau mengusulkan satu prodi olahraga juga,” paparnya.
Dia setuju dengan pandangan yang diutarakan oleh Deputi Olahraga Pendidikan Kemenpora RI, Herman Chaniago mengenai membudayakan olahraga di dunia pendidikan.
“Inilah olahraga pendidikan, sekarang kebugaran kurang, kurang bergerak. Tahun ini kita dapat jatah penyelenggaraan, pusat sebagai pembinaannya. Ke depan akan dilaksanakan (rutin),” ucapnya.
Rektor IKIP-PGRI Pontianak, Samion bersyukur bahwa kampusnya dipilih sebagai tuan rumah festival. Karena dari sekian banyak kampus yang ada di Kalbar, IKIP-PGRI mendapatkan kepercayaan tersebut.
“Kalau ini bisa dikembangkan lagi dengan teman-teman di fakultas, ini sangat luar biasa. Acara ini sebenarnya sudah dari kemarin-kemarin, namun karena asap makanya digeser,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Olahraga Dispora Kalbar, Sugeng Hariadi secara teknis menjelaskan, kegiatan ini diikuti oleh empat universitas yang ada di Kota Pontianak. Diantaranya, IKIP-PGRI, Untan Pontianak, IAIN Pontianak dan Akbid Aisyah. Festival ini akan berlangsung selama tiga hari. Yakni dengan memperebutkan piala tetap Kemenpora dan uang pembinaan total jutaan rupiah.
“Juara satu Rp1,5 juta, juara dua Rp1 juta dan juara tiga Rp750 ribu. Festival ini tidak mempertandingan cabang-cabang olahraga, melainkan sifatnya lebih kepada outbound. Di sini intinya soal kekompakan tim, kelincahan kekuatan, daya tahan dan kerja sama,” ulasnya.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe