eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Hingga Rabu (8/5) pukul 13.00 WIB, KPU Kalbar telah merampungkan Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu 2019 Kota Singkawang, Kabupaten Sekadau, Mempawah dan Kapuas Hulu. Interupsi mewarnai rapat pleno terbuka di Hotel Mercure Pontianak, karena kekeliruan administrasi.
KPU Kalbar melakukan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) untuk DPD, DPR-RI dan DPRD Provinsi Kalbar.
Selain empat daerah yang telah selesai, rekapitulasi suara untuk KPU Kabupaten Ketapang masih berproses. Sebab masih terjadi perbaikan data yang terkoreksi oleh saksi. Sedangkan sembilan KPU kabupaten lainnya, masih menunggu giliran.
Pantauan Rakyat Kalbar, proses rekapitulasi berjalan lancar. Hanya ada beberapa interupsi soal koreksi data. Namun, semua terkonfirmasi dan clear.
Ketua KPU Kalbar, Ramdan mengatakan, rapat pleno rekapitulasi masih akan berlanjut. Soal koreksi data, menurutnya relatif tak banyak kesalahan.
Beberapa interupsi yang terjadi saat pleno, kata Ramdan, merupakan hal biasa. Dan hal tersebut merupakan bagian dari dinamika rapat pleno. Berdasarkan mekanisme, setiap interupsi harus direspon. Semua pihak yang bertanggungjawab harus memberikan klarifikasi atas koreksi yang disampaikan.
Menurutnya, beberapa data yang dikoreksi oleh semulah saksi, rata-rata soal data selisih suara di internal. Seperti di KPU Ketapang misalnya.
Terjadi selisih jumlah pemilih DPD dengan DPR-RI sebanyak tiga suara. Koreksi tersebut sedang teliti oleh KPU Kabupaten Ketapang. “Tetapi, koreksi tidak terlalu banyak. Dan memang perbaikan koreksi langsung kita tindaklanjuti. Sesuai mekanisme Pasal 67 Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu, soal penyelesaian keberatan,” jelasnya.
Mekanisme yang tertuang dalam PKPU tersebut, kata Ramdan, apabila ada koreksi yang disampaikan saksi dan Bawaslu, maka rapat pleno itulah yang memfasilitasi untuk dilakukan kroscek bersama. “Jika memang ada data yang harus diperbaiki, maka ditindaklanjuti. Dan mekanismenya, kan ada. Kalau perbaikan dengan mencoret angka yang keliru, misalnya terkait penyajian data pemilihnya, maka itu kan diparaf oleh Ketua KPU Provinsi dan saksi yang hadir beserta pengawas,” terangnya. “Mekanisme ini sebenarnya juga sudah dilakukan di tingkat KPU kabupaten/kota,” pungkasnya.
Hingga kemarin, sudah 13 kabupaten/kota se-Kalbar yang telah menyelesaikan pleno rekapitulasi suara tingkat kabupaten/kota. Hanya tersisa Kabupaten Kubu Raya yang belum menuntaskan pleno. Secara umum, pemilu di Kalbar hingga rekapitulasi di tingkat kabupaten/kota berjalan lancar, jujur dan transparan.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sekadau, Paulus Lion mengapresiasi atas penyelenggaraan Pemilu 2019 yang aman. “Penyelenggaraan tahapan pemilu di Sekadau tergolong sukses, aman dan damai hingga rampung pelaksanaan pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat kabupaten, yang berlangsung selama dua hari yaitu 30 April hingga 1 Mei 2019, ” ujar Paulus Lion.
Apresiasi juga disampaikan sejumlah tokoh agama di Kabupaten Kapuas Hulu atas pelaksanaan Pemilu 2019 yang berjalan lancar dan kondusif. “Pastinya kami mengucapkan terimakasih kepada penyelenggara pemilu, seperti KPU, Bawaslu serta pihak keamanan, yang telah mengawal setiap proses tahapan pemilu,” ujar Ketua FKUB Kapuas Hulu, Zainuddin.
Rapat pleno di tingkat kabupaten juga berjalan lancar dan kondusif, serta mendapat apresiasi dari tokoh adat masyarakat Dayak Monterado, , Kabupaten Bengkayang, Selpanus Asin. “Atas nama masyarakat Kecamatan Monterado, saya ucapkan terima kasih kepada penyelenggara Pemilu 2019 seperti KPU, PPK, PPS, KPPS, Bawaslu, Polri dan TNI yang telah mengawal setiap proses tahapan pemilu, sehingga dapat terlaksana dengan baik, transparan, adil, demokratis, aman dan damai,” ujar Selpanus Asin ditemui Minggu (5/5).
Ketua Dewan Adat Dayak Kecamatan Monterado ini juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Kecamatan Monterado yang telah ikut menjaga situasi kondusif selama tahapan Pemilu berlangsung. Ia meminta seluruh pihak dan masyarakat untuk bersabar menunggu hasil keputusan dari KPU terkait hasil Pemilu 2019, jangan mudah percaya informasi yang belum pasti kebenarannya (hoaks), apalagi sampai terprovokasi oleh isu-isu yang mengarah pada perpecahan persatuan dan persaudaraan. “Kedamaian saat pesta demokrasi di Kabupaten Bengkayang harus dapat dipertahankan, dengan sikap kedewasaan masyarakat yang tinggi serta sinergitas semua pihak untuk menjaga keamanan dan kedamaian maka hal tersebut dapat terwujud,” ungkap Selpanus Asin.
Selpanus Asin berharap proses rapat pleno di tingkat KPU Provinsi Kalimantan Barat juga berjalan lancar. Dengan berjalan lancarnya tahapan Pemilu 2019 di sejumlah daerah di Kalbar, dan mendapat apresiasi positif dari berbagai elemen masyarakat tak lepas dari kerjasama yang solid antara TNI-Polri, KPU, Bawaslu dan seluruh elemen masyarakat, menunjukan bahwa pesta demokari yang diselenggarakan di Provinsi Kalbar ini sukses berjalan lancar, jujur dan transparan.
Kemudian di Sintang, Ketua Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Sintang, H Senen Maryono merasa bersyukur proses rapat pleno hasil Pemilu 2019 di wilayahnya berjalan kondusif. Dia memuji sikap para saksi dari masing-masing partai politik yang menjunjung nilai-nilai transparansi serta kerukunan. “Demi terlaksananya Pemilu 2019 yang aman, damai dan demokratis perlunya kita tahu bahwa salah satu hal yang sangat dibutuhkan adalah kejujuran, dimana hal ini terwujud dalam bentuk transparan dan bisa dilihat sendiri pada rapat pleno hasil pemungutan suara Pemilu 2019,” kata Senen di Kantor DMI Kabupaten Sintang, Selasa (7/5).
Senen menuturkan, perdebatan sempat terjadi dalam rapat pleno, kendati dapat diselesaikan dengan sikap terbuka dari masing-masing pihak yang hadir. Hal ini menunjukan, bahwa warga Sintang menghargai perbedaan pendapat, pilihan dan lebih mengutamakan persatuan. “Walaupun terdapat beberapa permasalahan yang timbul dan mengakibatkan terjadinya perdebatan singkat, hal itu dapat diselesaikan dengan aman dan lancer, berkat keterbukaan sifat para saksi yang dapat menerima pendapat dari masing-masing saksi parpol lainnya,” ujar Senen.
Dia mengapresiasi kinerja para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang telah berusaha maksimal menjaga integritas dan marwah pesta demokrasi. “Tidak kalah penting saya berterimakasih kepada seluruh warga Kabupaten Sintang, khususnya petugas KPPS yang terlihat betul kelelahan, kewalahan, tapi tetap bekerja dengan penuh integritas dan menjaga marwah pemilu, telah membantu mensuskseskan jalannya Pileg dan Pilpres 2019” ucap dia.
Senen juga mengingatkan seluruh masyarakat Kabupaten Sintang, agar tak terpengaruh narasi-narasi negatif tentang pemilu dan menghargai upaya serta kinerja para KPPS. “Banyak bahkan ratusan petugas KPPS diberitakan meninggal dunia demi mengemban amanah demokrasi. Hendaknya kita, masyarakat menghargai apa yang sudah mereka lakukan, karena mereka bertaruh nyawa demi mengawal suara-suara kita. Jangan kita menafikan apa yang sudah para petugas KPPS perjuangkan,” tegas Senen.
Pendapat senada disampikan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Barat, Ismail Ruslan. Dia mengatakan, membangun silaturahmi merupakan suatu langkah ikhtiar FKUB Kalbar bersama para rektor yang ada di Kota Pontianak sebanyak 8 perguruan tinggi bersama-sama menggaungkan, bahwa Kalbar ingin berharap selalu damai aman dan sejahtera pasca Pilpres dan Pileg 2019. “Dalam diskusi itu juga kita ikut sertakan kaum milenial dan generasi Z , kita berharap bahwa anak-anak muda juga mengapresiasi pada persoalan kepemiluan,” ucap Ismail, Rabu (8/5).
Selain generasi milenial. Silaturahmi ini juga digelar dengan menghadirkan Forkopimda Provinsi Kalbar, rektor perguruan tinggi di Kalbar, tokoh agama, pemuda dan mahasiswa.
Ia juga mengatakan, semua pihak mengapresiasi KPU, dan Bawaslu sudah melaksanakan pemiliham secara baik, aman dan damai. Ia juga mengapresiasi TNI- Polri yang sudah mengamankan wilayah Kalbar ini. Sehingga sampai hari ini proses pemilihan nanti selesai perhitungan suara dapat mengawal secara baik. “Siapapun presidennya, itu adalah presiden kita bersama yang harus kita terima sebagai konsekuensi dari demokrasi itu sendiri, siapa yang memilih suara tebanyak,” katanya.
Ismail mengatakan, sesungguhnya pilpres dan pileg adalah konsekuensi dari negara demokrasi yang antisipasi dan suarakan ke masyarakat, bahwa Indonesia memiliki aturan yang diatur. Dalam hal ini, negara dan lembaga yang memiliki otoritas untuk menentukan siapa pemenang dari pesta ini adalah KPU. “Maka kita ingin memberitahukan dan menyuarakan itu, bahwa merekalah yang memberitahukan dan menyuarakan itu bahwa merekakan yang memiliki otoritas yang menyampaikan suara,” katanya
Dia mengatakan, semua pihak harus menghormati sebagai satu proses yang dilakukan oleh masing-masing kandidat. Namun, bahwa semuanya harus menghormati aturan yang dibuat oleh negara. Dimana hukum sebagai garda dan pembimbing, tidak boleh menentukan sendiri hasil pemilihan ini. Dia harus ikut pada aturan. “Kita dalam situasi memberikan penjelasan dan klarifikasi. Kita kerja sama dengan banyak pihak untuk masyarakat menjadi tenang dengan berita yang ada,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono mengatakan, silaturahmi tersebut sangat baik untuk mensyukuri yang telah dilaksanakan, terutama pada 17 April lalu yang berjalan lancar, aman, sukses dan tidak ada gangguan apapun, semuanya juga berjalan sesuai agenda nasional dan daerah. “Kami dari kepolisian dan Kodam XXII Tanjungpura mengapresiasi kegiatan ini, apalagi diikuti seluruh komponen masyarakat, agama, pemuda bahkan mahasiswa,” ungkap Didi.
Ia mengajak seluruh masyarakat terus jaga stabilitas keamanan yang sudah kondusif seperti sekarang. Dia menyampaikan, penanganan kasus pemilu sebanyak 42 melalui Gakkumdu. Beberapa ada yang diproses melalui pengadilan, tetapi yang lain tidak cukup bukti dan dihentikan.
Laporan: Abdul Halikurrahman, Andi Ridwansyah, Rizka Nanda
Editor: Yuni Kurniyanto