-ads-
Home Rakyat Kalbar Kasus ‘Ambulans Rp300 Ribu’, Laporan Kepala Dinas Ditunggu

Kasus ‘Ambulans Rp300 Ribu’, Laporan Kepala Dinas Ditunggu

RUSMAN ALI

eQuator.co.id – Bupati Kubu Raya Rusman Ali berang bukan buatan, kemarin (24/2). Ia marah besar mendengar korban kecelakaan di Jalan Trans Kalimantan ‘dipalak’ oleh petugas kesehatan di Puskesmas Desa Lingga, Kecamatan Sungai Ambawang. Ia menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan Berli GS mengkroscek langsung ke Puskesmas tersebut.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Karena ambulans yang berada di Puskesmas harus standby dan (petugas Puskesmas,red) tidak boleh meminta uang kepada pasien. Karena operasional mobil tersebut sudah dianggarkan,” tegas Rusman Ali.

Diberitakan pada Sabtu (20/2), Arif Darmawan, seorang korban tabrak lari di kawasan Desa Lintang Batang, Kubu Raya, hanya bisa ditolong seadanya di Puskesmas Desa Lingga. Ketika dirujuk ke rumah sakit terdekat pun, pihak keluarga harus membayar uang muka ambulans Rp300 ribu tunai kepada pihak Puskesmas. Tak boleh negosiasi.

-ads-

Rusman Ali melanjutkan, jika hal tersebut terbukti, orang-orang yang terlibat dengan aturan yang tidak benar itu harus dimutasi. “Janganlah ada yang aneh-aneh. Jalani saja tugas dengan baik,” ujarnya..

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kubu Raya, Yuslanik terkejut bukan main mendengar hal ini. Kata dia, pihak Puskesmas seharusnya mendahulukan yang lebih darurat yakni menolong korban kecelakaan.

“Terutama melakukan pertolongan pertama. Jangan mendahulukan uang. Jika menolong diutamakan, orang yang menjadi korban tidak akan sayang untuk memberikan uang dengan jumlah segitu,” ungkap dia.

Ia menambahkan, anggaran untuk dinas kesehatan sangat besar. Seharusnya, pelayanannya berbanding lurus. “Dengan hal ini, kita minta dinas tanggap. Mungkin tidak hanya sekali itu kejadiannya,” cetus Yuslanik.

Senada, koleganya di Komisi IV, Yanto. Kejadian tersebut, menurutnya, pelajaran bagi dinas kesehatan. “Janganlah uang yang dipikirkan, tetapi keselamatan yang harus didahulukan,” tukasnya.

Semua SKPD harus belajar dari kejadian tersebut. “Bayangkan kalau hal tersebut terjadi dengan keluarga kita atau keluarga oknum (perawat,red) tersebut. Apakah diperlakukan yang sama? Kami minta jangan sampai terulang kembali,” tegas Yanto.

Laporan: Syamsul Arifin

Editor: Mohamad iQbaL

Exit mobile version