eQuator.co.id. – Calon Gubernur Kalimantan Barat, dr. Karolin Margret Natasa meminta pihak rumah sakit dan Pemkab Landak segera memberikan bantuan kepada Regina, 38 tahun yang diagnosis terkena kanker mulut.
Diketahui, Regina, terkena kanker mulut, sejak awal seperti sariawan di lidah pada September 2017. Lambat laun kanker tersebut kian mengganas dan merogoti lidah serta lehernya.
Sejauh ini keluarga pasien sudah berusaha untuk pengobatan Regina, namun karena keterbatasan anggaran keluarga meminta bantuan kepada Dinas Kesehatan Landak.
Dari keterangan pihak keluarga, Regina sudah dibawa ke Puskesmas Ngabang untuk diperiksa, setelah itu dirujuk ke RSUD Landak. Namun sampai sekarang tidak mengalami perubahan dan tambah parah karena RSUD Landak keterbatasan sarana dan prasarana medis untuk penanganan kanker.
Pihak keluarga akhirnya membawa Regina ke RSUD Soedarso Kalbar untuk pemeriksaan lebih lanjut dan dari pihak RSUD Soedarso menyarankan agar Regina segera melakukan operasi di Jakarta.
Namun, karena keterbatasan biaya, pihak keluarga sampai saat ini belum bisa membawanya untuk operasi.
Mendapatkan kabar tersebut, Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa yang saat ini sedang menjalani masa cuti untuk kampanye Pilgub Kalbar langsung mendatangi rumah Regina di Dusun Dengoan, Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang, Rabu (28/2) untuk melihat langsung kondisi Regina.
Melihat kondisi Regina yang sudah semakin Parah, Karolin langsung menelpon Kepala Dinas Kesehatan Landak dan Pihak Rumah Sakit untuk memberikan penanganan segera.
Karolin mengatakan, dirinya akan berkoordinasi dengan Plt Bupati Landak, Herculanus Heriadi untuk membantu pengobatan Regina.
“Kalau untuk membantu pasien seperti ini, dari pemerintah biasanya akan mengusahakan bantuannya. Namun karena anggaran pemkab Landak saat ini masih belum turun, itu menjadi kendala saat ini,” kata Karolin.
Meski demikian, Karolin menuturkan akan berusaha untuk membantu biaya pengobatan Regina.
“Rencananya, Regina akan di dirujuk ke Jakarta untuk menjalani operasi. Sebelumnya, saya meminta pihak RSUD Landak untk merawat Regina untuk tahap persiapan sebelum di rujuk,” kata Karolin.
Dirinya meminta kepada Dinkes dan pihak RSUD Landak untuk bisa lebih sigap dalam memberikan pelayanan kepada pasien, seperti yang dialami Regina.
Lebih lanjut disampaikannya, Pemda Landak sendiri telah menganggarkan biaya pengobatan pasien tidak mampu melalui APBD Landak setiap tahunnya.
“Pemda Landak memang ada menganggarkan biaya utk merujuk pasien tidak mampu yg memerlukan perawatan di Jakarta. Kita ada kerjasama dengan RS Dharmais di Jakarta dengan pola JKN. Untuk pasien sendiri ditanggung biaya tiket, transportasi, dan biaya makan minum untuk yang menunggui pasien dengan APBD Kabupaten Landak,” tutur Karolin. (riz)