Karolin Tawarkan Solusi Kongkrit Pengembangan Energi Alternatif

dr. Karolin Margret Natasa

eQuator.co.id – LANDAK-Calon Gubernur Kalimantan Barat, nomor urut 2, dr. Karolin Margret Natasa mengatakan, dirinya akan memberikan solusi kepada masyarakat Kalimantan Barat untuk pemanfaatkan energi alternatif dan terbarukan, guna mendukung peningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
“Kami tahu betul bahwa energi memiliki peranan penting dalam proses pembangunan yang pada akhirnya untuk mencapai tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Makanya, kami akan memberikan solusi bagi masyarakat terkait pemanfaatan energi alternatif tersebut dengan program konkrit,” kata Karolin di Ngabang, Jumat (20/4).
Menurutnya, ketika bicara soal energi, biasanya biasa diartikan hanya pada minyak, gas, atau batu bara. Namun, saat ini sebagian besar negarab maju mulai berlomba-lomba untuk menemukan energi alternatif dan perlahan meninggalkan energi konvensional yang biasa disebut energi fosil ini.
“Tren baru di dunia kini adalah mengembangkan energi terbarukan dimana sejumlah negara maju mulai berlomba mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Bahkan, berdasarkan, IRENA suatu organisasi yang beranggotakan sekitar 150 negara, termasuk Indonesia, diketahui bahwa dalam 10 tahun belakang investasi pengembangan energi terbarukan naik pesat,” lanjutnya.
Data terakhir di 2015 tercatat US$305 miliar, naik dari 2014 sebesar US$270 miliar, dan 2013 sebesar US$231 miliar. Dari data tersebut, menjadi bukti bahwa negara-negara maju dan berkembang makin giat mengurangi ketergantungannya kepada energi fosil, dan menggenjot energi terbarukan.
Kalimantan Barat, jelas Karolin, sebagai satu diantara daerah dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, memiliki banyak spesies tanaman yang bisa menjadi alternatif energi terbarukan.
“Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli untuk memanfaatkan beberapa tumbuhan sebagau sumber energi baru dan terbarukan. Seperti ubi, buah pohon jarak, kemiri sunan, sawit, dan beberapa tumbuhan lainnya yang semua itu ada di Kalimantan Barat,” ungkap Karolin.
Hal itu menurutnya menjadi potensi besar bagi Kalbar untuk mengembangkan sumber energi alternatif tersebut, tinggal bagaimana pemerintah daerah bisa bersinergi dengan pemerintah pusat dalam membuat regulasi untuk mendukung hal itu. Dalam hal ini, lanjutnya, peran pihak ketiga juga harus dikuatkan, agar bisa memaksimalkan SDA yang ada.
Anggota DPR dua periode itu menerangkan, contoh kecil yang bisa dilakukannya untuk memanfaatkan buah sawit sebagai bahan bakar utama bagi kompor yang bisa digunakan masyarakat untuk memasak, sudah dilakukannya pada Kamis kemarin.
Hal itu merupakan satu bukti jika dirinya sudah membuat gerbrakan nyata kepada masyarakat dengan memperkenalkan bahan bakar ramah lingkungan berbahan biji sawit untuk kebutuhan memasak pada peringatan Hari Kartini di Ngabang, Kabupaten Landak, kemarin.
Karolin menyebutkan, kompor tersebut merupakan satu produk yang ditawarkan sebagai produk ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan.
“Jadi kompor ini menggunakan bahan baku biji sawit yang banyak terdapat di sekitar kita untuk menghadapi kelangkaan terhadap bahan bakar dan juga untuk menghemat biaya rumah tangga,” katanya lagi.
Dengan adanya kompor sawit ini, ke depan masyarakat tidak perlu lagi bingung karena sudah ada bahan bakar alternatif ini.
“Jadi terpilih atau tidak sebagai Gubernur Kalbar nanti, yang penting sekarang saya sudah mulai berbuat untuk masyarakat. Saya tidak ingin terlalu banyak janji, biar masyarakat sendiri yang menilai kerja kita, serius atau tidak saya untuk mengabdi kepada masyarakat,” pungkasnya.