Karolin-Gidot: Membangun Sekolah Unggul Tanpa Menggusur

Tambah Anggaran Pendidikan di Perbatasan dan Pedalaman

KAROLIN GIDOT, KOMITMEN BANGUN SEKTOR PENDUIDIKAN
KAROLIN GIDOT, KOMITMEN BANGUN SEKTOR PENDIDIKAN

eQuator.co.id.PONTIANAK. Pasangan cagub-cawagub Kalimantan Barat nomor urut 2, dr. Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot mempunyai visi meningkatkan mutu pendidikan bagi masyarakat, yakni dengan membangun sekolah unggul di setiap kabupaten serta meningkatkan mutu dan kesehteraan guru.

Visi membangun sekolah unggulan itu dilaksanakan dengan membangun sekolah baru serta memperbaiki sekolah-sekolah lama tanpa melakukan penggusuran sekolah yang sudah ada.

Anggota DPRD Kalimantan Barat Martinus Sudarno, Selasa (10/4), mengatakan visi utama bidang pendidikan Karolin-Gidot adalah meningkatkan sarana dan prasarana serta mutu sumber daya tenaga pendidik.

“Kewenangan pemerintah provinsi adalah SMA, SMK, dan sekolah luar biasa. Pemprov fokus kepada sarana dan prasarana gedung-gedung sekolah dan meningkatkan mutu tenaga pendidik guru,” kata Martinus.

Menurut Martinus, visi utama Karolin-Gidot untuk meningkatkan mutu pendidikan inilah yang akan menjadikan Kalimantan Barat bisa menjadi provinsi yang hebat dan bisa bersaing dengan provinsi lain di Indonesia bahkan juga dengan luar negeri (Malaysia).
Karolin yang merupakan dokter dan Gidot yang adalah seorang guru, menurut Martinus, telah memetakan persoalan-persoalan pendidikan di Kalimantan Barat dan mengeluarkan program kerja yang bisa menjawab persoalan-persoalan pendidikan itu secara tepat.

“Kesenjangan (akses pendidikan) antar wilayah masih terjadi, misalnya antara kota dan pedalaman dan juga perbatasan. Harus ada pemerataan tenaga guru. Tetapi di satu sisi, tenaga guru kurang. Penerimaan PNS moratorium. Guru ASN sedikit. Guru kontrak yang ada saat ini kesejahteraannya kurang,” kata anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.

Karena itu, Martinus mengatakan Karolin-Gidot, saat terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat akan menambah anggaran pendidikan di kawasan pedalaman dan perbatasan. “Pendidikan di kawasan perbatasan perlu dipersiapkan dengan matang. Supaya orientasinya (lulusan) tidak ke luar ke Malaysia. Kalau pun mereka bekerja di luar negeri, mereka terampil. Sehingga bekerja formal. Bukan sebagai pembantu rumah tangga,” jelas Martinus.

Terkait sekolah unggulan yang akan dibangun, Martinus mengatakan akan disesuaikan dengan kebutuhan daerah setempat. “Misalnya untuk daerah yang memiliki perkebunan sawit maka akan dibangun SMK unggulan yang lulusannya siap bekerja dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Ketrampilan lulusan inilah yang menjadikan siswa tersebut unggul dan bisa bersaing dengan lulusan yang lain,” ujarnya.

Selain itu Martinus juga menyebutkan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK untuk kawasan pelabuhan di Kabupaten Mempawah. “Sebentar lagi akan dibangun pelauhan internasional di Memepawah. Mudah-mudahan kendala pembebasan lahannya segera teratasi. Nah, kalau sudah dibangun pelabuhan internasional maka kebutuhan tenaga kerja terampil harus dipenuhi oleh putra-putri dari Kalimantan Barat,” pungkasnya.

MEDIA CENTER KAROLIN GIDOT