eQuator – Isu pemekaran Provinsi Kapuas Raya menjadi semacam komitmen tiga pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Sintang untuk diperjuangkan pada periode pemerintahan mereka. Kalau dipilih rakyat pada 9 Desember nanti.
Pemekaran daerah otonomi baru (DOB) itu memang mendominasi isi debat publik dalam rangkaian Pilkada Sintang, yang digelar KPUD-nya di Gedung Pancasila Sintang, Rabu (2/12) malam. Selebihnya, isu berupa janji para kandidat akan menekan dan memberantas korupsi di tataran birokrasi, plus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Debat menampilkan pasangan No. urut 1, Agrianus–M. Chomain Wahab, No. urut 2, Ignasius Juan-Senen Maryono dan No. urut 3 Jarot Winarno-Askiman. Tiga pasang calon itu punya visi dan misi yang patut dipertimbangkan para pemilih, dengan plus minus masing-masing. Debat pun dikemas bertemakan “Pemilih Cerdas Melahirkan Pemimpin Hebat”.
Pasangan Agrianus-Chomain misalnya, dalam upayanya mengangkat dan mengungkit kembali konsep Kapuas Raya yang sempat tenggelam itu, akan melakukan koordinasi intens dengan Pemerintah Provinsi Kalbar dan pemerintah pusat.
Sebab, pasangan ini menilai bahwa Pemkab Sintang minim kooordinasi sehingga yang pemekaran itu sebatas wacana. Gaungnya menghilang dan terkesan tinggal namanya saja.
“Saat ini yang pelu dilakukan adalah mengecek persyaratannya kembali. Kalau masih ada yang kurang, maka segera kita lengkapi,” katanya.
Menurut pasangan Ignasius Juan-Senen Maryono kurang lebih sama, lemahnya koordinasi. Untuk mewujudkan pemekaran Kapuas Raya harus dimulai dengan pendekatan-pendekatan kepada stakeholder terkait. “Tanpa koordinasi yang lancar, saya rasa apa yang diharapkan tidak akan terwujud,” kata Juan yang merupakan Wakil Bupati Sintang priode sebelumnya.
Berbeda dengan pasangan Jarot Winarno-Askiman. Mereka menyatakan Provinsi Kapuas Raya harga mati, sebagaimana keinginan masyarakat Sintang dan kabupaten di timur Kalbar. “Kalau ditanya mengapa belum berhasil pemekarannya, serahkan kepada kami untuk mewujudkan keinginan itu,” tegas Jarot disambut aplaus hadirin.
Diingatkan Jarot, selama ini yang memperjuangkan pemekaran itu hanya Bupati Sintang saja. Sementara, yang bakal menginduk ke Provinsi Kapuas Raya itu ada lima kabupaten, yakni, Sintang, Sekadau, Kapuas Hulu, Melawi dan Sanggau.
“Kapuas Raya milik lima kabupaten, bukan milik satu kabupaten. Untuk percepat pemekaran itu, kelima kabupaten harus bersatu, bukanya berjalan sendiri,” tegas dia.
PRAKTIK KORUPSI
Isu lainnya yang dijual oleh para pasangan kandidat adalah bagaimana menegakkan pemerintahan yang bersih. Ya, mereka mendebatkan pencegahan dan pemberantasan korupsi di tataran birokrasi Pemkab Sintang.
Selebihnya, tak menarik kalau para calon tidak mengedepankan pembangunan Kabupaten Sintang yang selama ini rada tertinggal. Mereka membahas dan mengupas habis masalah infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan perbatasan.
Yang pasti, debat kandidat berjalan lumayan seru namun tetap kondusif dan tertib dengan nuansa santun. Semua berjalan lancar, walaupun Polres Sintang sudah menyiagakan personilnya.
Tak kurang 100 personil gabungan diturunkan Kapolres Sintang, AKBP Mahyudi Nazriansyah, yang juga hadir di acara debat. “Sebelum memasuki ruangan debat, para peserta dan undangan kita lakukan pemeriksaan dahulu. Kita tidak mau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama proses debat kandidat berlangsung,” kata Mahyudi.
Kapolres juga sudah mengamati situasi dan kondisi Kabupaten Sintang selama menjelang Pilkada hingga masa kampanye, aman-aman saja. “Aman dan kondusif, tidak ada gesekan di antara masing-masing massa pendukung ketiga pasangan calon,” tutur dia.
Laporan Achmad Munandar
Editor : Mohamad iQbaL