Kapuas Hulu Sentra Ubi Kayu, Warga Trans Kembangkan Tepung Mokaf

PERESMIAN. Bupati Kapuas Hulu A.M Nasir meresmikan pabrik mini tepung mokaf di Dusun Trans Suka Maju, Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah, Rabu (7/9). ANDREAS

eQuator.co.id – Mentebah-RK. Jerih payah warga transmigrasi Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah mengembangkan komoditi ubi kayu menjadi tepung mokaf akhirnya berbuah manis. Bupati Kapuas Hulu A.M Nasir, SH meresmikan pabrik mini tepung mokaf di Dusun Trans Suka Maju, Desa Suka Maju, Rabu (7/9).

Bupati Nasir tidak sendiri. Dia membawa para pelaku industri kerupuk basah calon pengguna tepung mokaf. Hadir juga Sekda Kapuas Hulu H. Muhammad Sukri dan anggota DPRD Kapuas Hulu, Budiarjo dan H. Wan Taufikhorahman.

Ubi kayu merupakan salah satu produk unggulan warga Trans Suka Maju. Saat ini warga di sana mengembangkan industri pengolahan tepung mokaf yang bisa digunakan sebagai bahan membuat berbagai jenis makanan. Tepung ini juga sebagai pengganti tepung gandum yang selama ini digunakan masyarakat untuk membuat kerupuk.

Bupati Nasir menyambut baik upaya petani Trans Suka Maju, mengembangkan tepung mokaf sebagai bahan baku pembuatan kue. Aneka pangan produk lokal, seperti kerupuk basah dan kerupuk kering. Selama ini Kapuas Hulu masih mendatangkan tepung dari luar untuk keperluan industri rumah tangga. Ketergantungan atas produk luar, mesti dikurangi secara perlahan.

“Saya mendukung pengembangan tepung mokaf. Yang selama ini menggunakan tepung terigu harus mulai dikurangi. Kita ganti dengan menggunakan tepung mokaf produk lokal,” ungkap Nasir.

Menurut Nasir, tepung ubi kayu lebih sehat. Lebih penting lagi, produk daerah sendiri. Walaupun bukan makanan pokok, kebutuhan akan gandum cukup besar, terutama untuk bahan kerupuk basah.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kapuas Hulu, Abdurrasyid juga menyambut baik usaha petani warga Trans Suka Maju. Daerah tersebut kata Rasyid, menjadi sentra penghasil ubi kayu terbesar di Kapuas Hulu. Pada 2015 lalu sudah dikembangkan 16 ribu batang ubi kayu.

“Ubi kayu tersebut mereka tanam pada lahan 10 hetar. Itu di kembangkan oleh 40 kepala keluarga, dari 300 kepala keluarga warga trans,” kata Rasyid.

Rasyid menerangkan, dari 16.000 batang ubi kayu tersebut, diperkirakan bisa menghasilkan 80 ribu sampai 128 ribu ton. Rata-rata perbatang ubi kayu bisa memproduksi 4,5 hingga 14 kilogran ubi kayu. Dari hasil penen tersebut, maka petani Trans Suka Maju bisa memproduksi tepung mokaf 24 ribu sampai 38 ribu kilogram. “Jumlah ini bisa penuhi kebutuhan tepung Kapuas Hulu,” yakinnya.

Bahkan menurut mantan Camat Boyan Tanjung ini, jika tepung mokaf tersebut dikembangkan secara maksimal, bisa memenuhui kebutuhan lokal dan nasional. Prospek usaha tepung mokaf ini terbilang masih langka, terutama di daerah Kalbar. Terlebih, kata dia, Bupati Kapuas Hulu sangat mendukung upaya petani trans.

“Ini dibuktikan dengan dibawa serta para pengambil kebijakan daerah ini, sehingga bisa memotivasi para petani untuk terus mengembangkan komoditi ubi kayu tersebut,” ungkap Rasyid.

Laporan: Andreas

Editor: Hamka Saptono