eQuator.co.id – Singkawang-RK. Ulah penderita gangguan jiwa (orang gila) di Kota Singkawang semakin menggila. Tidak hanya membakar rumah warga dan vihara, lebih parah lagi, membacok anggota polisi.
Jumadi membacok anggota Polres Singkawang, Ipda Amrullah yang hendak menangkapnya. Pria 37 tahun yang sudah lama mengidap gangguan jiwa itu menyerang Ipda Amrullah menggunakan sebilah parang. Kejadiannya di kediaman pelaku di Jalan Mahad Usman, Rt 5/Rw 3 Nomor 28, Singkawang Utara, Jumat (10/3) pukul 22.00.
Ipda Amrullah menjalankan tugasnya sebagai aparatur hukum yang hendak meringkus Jumadi. Pria yang tak sehat jiwanya ini dilaporkan Dedek alias Botak ke Polsek Singkawang Utara, Jumat (3/3) pukul 20.00 pekan lalu. Saat itu Jumadi melempar mobil putih KB 1205 YI yang dikendarai Dedek saat melintasi di jalan raya Singkawang-Sambas. Lemparan itu mengenai kaca mobilnya.
Laporan Dedek diterima Kepala SPK (Sentral Pelayanan Kepolisian) Polsek Singkawang Utara, Aiptu Supriyadi dan Bripka Nedo. Kedua anggota polisi ini langsung menemui orangtua Jumadi di kediamannya.
Saat negoisasi antara polisi dan orangtuanya berlangsung di luar rumahnya, Jumadi malah menutup pintu. Aiptu Supriyadi meminta bantuan Kepala SPK Polres Singkawang, Ipda Amrullah bersama tiga personil jaga Polres Singkawang.
Ipda Amrullah pun mendatangi kediaman Jumadi. Dia kembali melakukan negoisasi dengan orangtuanya agar Jumadi mau menyerahkan diri. Namun Jumadi tidak mengindahkan imbauan petugas yang memintanya menyerahkan diri. Jumadi mengambil parang di rumahnya. Dia berteriak menyuruh polisi pulang dari dalam rumahnya.
Berapa petugas menembak ke atas sebagai tanda peringatan. Suara tembakan tidak menciutkan nyali Jumadi. Suara pria berambut gondrong ini semakin lantang, meminta polisi pulang. Tak ingin pulang tanpa membawa pelaku, Ipda Amrullah mendobrak pintu dan mengeluarkan tembakan peringatan satu kali. Namun tak juga digubris Jumadi.
Ketika pintu terbuka, Jumadi pun keluar dengan parang panjang di tangan kanannya. Parang itu langsung diayunkan ke arah Ipda Amrullah. Kepala SPK Polres Singkawang itu pun terpeleset di tangga rumah Jumadi. Kepalanya terkena bacokan parang.
Jumadi terus menyerangnya. Ipda Amrullah langsung menjauh dari pria gila tersebut. Semua polisi yang ada di lokasi terfokus menyelamatkan Ipda Amrullah dan membawanya ke Rumah Sakit DKT Singkawang. Saat itu lah Jumadi melarikan diri ke arah belakang rumahnya.
Mengetahui seorang anggotanya terluka, Kapolres Singkawang AKBP Sandi Alfadien Mustofa turun langsung memimpin pasukan untuk meringkus Jumadi. “Kita sudah melakukan pengejaran dan melakukan penyisiran di lokasi kaburnya tersangka. Kita berharap tersangka dapat menyerahkan diri dengan segera,” tegasnya.
“Pastinya kita akan melakukan tindakan persuasif. Kalau memang masih melawan, kita akan melakukan tindakan tegas. Tembak di tempat, jika masih membahayakan,” ujar AKBP Sandi.
Dikatakan Kapolres, Ipda Amrullah sudah ditangani tim medis rumah sakit Singkawang. Lukanya cukup serius. “Korban mengalami luka robek sepanjang 5-6 Cm dengan kedalaman satu Cm di bagian kepala sebelah kiri atas telinga. Lukanya dijahit sebanyak lima jahitan serta dirawat jalan dan kembali ke Mapolres Singkawang,” jelas AKBP Sandi.
Sabtu (11/3) pukul 05.00 Jumadi kembali ke rumahnya. Dia tak tahu polisi melakukan pengintaian di sekitar rumahnya sejak pukul 04.00. Saat itulah polisi menyergap Jumadi. Ketika hendak ditangkap, dia kembali kabur dari rumahnya. Anggota polisi yang geram dengan ulah Jumadi ini tak lagi menembak ke udara. Petugas langsung membidik kakinya. Tembakan polisi tepat mengenai kaki kanan pelaku. Usai dilumpuhkan, Jumadi dibawa ke RSUD dr. Abdul Aziz Kota Singkawang.
Ketua RT setempat, Syarifudin mengatakan, Jumadi sudah melakukan tindakan kriminal, sasarannya mobil warga. Makanya dia dilaporkan. Ketika polisi mau menjemputnya, Jumadi berteriak mengusir petugas sambil mengasah parang. Saat itu ibunya berada di rumah tetangganya.
“Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, Jumadi mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Bodok Singkawang Timur pada 2014 silam. Setelah itu dia bekerja di perusahaan. Saat ini penyakitnya kembali kumat,” jelas Syarifudin. (hen)