eQuator – Setakat ini, Filariasis alias penyakit kaki gajah di Kabupaten Melawi sudah ditemukan 53 kasus. Kondisi tersebut jelas menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi dan Puskesmas Nanga Pinoh. Kebijakan membagi-bagikan obat Filariasis kepada masyarakat pun diambil.
Kepala Puskesmas Nanga Pinoh, dr. Sien Setiawan menyatakan, dalam sejumlah kesempatan pihaknya mendatangi masyarakat untuk membagi-bagikan obat Filariasis. “Hanya dalam waktu tiga jam saja, sudah berhasil memberi obat cacing pencegahan Filariasis ke 500 orang. Ternyata, kampanye program kesehatan di warung kopi sangat efektif,” papar Sien, Minggu (8/11).
Temuan Filariasis terbanyak terjadi di Kecamatan Tanah Pinoh, sebanyak 19 kasus. Di Kecamatan Tanah Pinoh Barat ada 13 kasus, Kecamatan Belimbing Hulu 5 kasus, Kecamatan Pinoh Utara 6 kasus, Kecamatan Sokan ada 6 kasus, Kecamatan Nanga Pinoh 4 kasus. Satu penderita sudah meninggal dunia.
Tidak hanya di warung kopi, Sien juga melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah, dari SD sampai SMA. Pun mengunjungi instansi pemerintahan, termasuk Polres dan kompi Angkatan Darat, setempat.
“Kami juga membuat Posko di Nanga Pinoh sehingga masyarakat bisa meminta obat Filariasis kapanpun juga. Pembagian obat Filariasis juga sudah dibagikan saat apel pagi di Kantor Bupati Melawi, beberapa waktu lalu. Bupati dan semua pejabat sudah minum obat bersama saat apel pagi,” timpalnya.
Sejumlah sumber menyebut, Filariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh Cacing Filaria yang menyerang hewan maupun manusia. Parasit Filaria memiliki ratusan jenis, tapi hanya delapan saja yang bisa membuat manusia infeksi. Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan istilah kaki gajah atau Elefantiasis. Tanda-tanda serangan terhadap penderita berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum).
Kasi Pencegahan Penyakit Bidang P2PL Dinas Kesehatan Melawi, Puswati juga meminta masyarakat minum obat Filariasis untuk upaya pencegahan. Jangan sampai terjangkit.
Beberapa waktu lalu, sesuai Kampanye Nasional POMP Filariasis 2015 atau bulan eliminasi kaki gajah (Belkaga), sejumlah obat Filarisis telah dibagikan. Menurut Puswati, POMP (pemberian obat pencegahan massal) Filariasis itu cukup efektif menangkal penularan penyakit tersebut, juga menurunkan angka penderita penyakit cacingan pada masyarakat terutama anak-anak.
“Obat Albendazol yang digunakan bisa mematikan cacing perut, mulai dari cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk, dan cacing kremi. POPM Filariasis secara serentak diharapkan dapat mengurangi bahkan memutus rantai penularannya,” terang dia.
Reporter: Sukartaji
Redaktur: Mohamad iQbaL